Part 11

18.4K 857 28
                                    

WARNING !! Beberapa kalimat di bawah mengandung kata kasar (umpatan). Saya terpaksa menyisipkannya, agar feel cerita terasa lebih nyata. Tapi plis, jangan ditiru yaa ! Trims 😊

Happy reading..

Mereka memilih taman RS untuk berbicara. Nisma tak mau ambil resiko berduaan di tempat sepi dengan lelaki yang bukan mahramnya. Namun karena waktu sudah sangat malam, tempat itu tak bisa dikatakan ramai. Hanya terlihat segelintir orang berlalu-lalang di sekitar sana. Tentunya kembali ke dalam juga bukan pilihan yang tepat.

Arman tak melepaskan tatapannya sejak pertama melihat Nisma. Senyum menggantung di sudut bibirnya. Raut wajahnya menggambarkan keterkejutan dan kebahagiaan. Semoga bukan mimpi. Sudah lama Arman mencari jejak Nisma. Keluarga Nisma selalu bungkam setiap kali Arman berkunjung untuk menanyakan keberadaan wanita itu.

And then.. tiba-tiba saja mereka dipertemukan di Jakarta. Padahal keberadaan Arman di RS itu karena kepentingan lain yang tak ada hubungannya dengan Nisma. Rasanya Arman masih belum percaya. Apakah ini kebetulan ?

"Apa kabar ?" Suara Nisma membuyarkan lamunan Arman.

"Aku gak pernah merasa sebaik ini"

Apa maksudnya ? Nisma menoleh sekilas, sebelum membuang muka.

"Kamu apa kabar ?"

"Alhamdulillah"

"Jadi sekarang tinggal di Jakarta ?"

Nisma menjawab dengan angguk.

"Di rumah sakit nunggu siapa ?"

"Temen, melahirkan"

Arman menghela napas. Entah perasaannya saja, tetapi Nisma tampak sangat dingin. Menjawab pertanyaan Arman pun seadanya dan terkesan ogah-ogahan. Bahkan wanita itu tidak menatapnya, justru lebih tertarik menatap jejeran mobil yang terparkir di depan, seolah seumur hidup Nisma tak pernah melihat mobil.

She is different. Itu bukan Nisma nya.

Secara fisik, Nisma tetap sama. Masih cantik dan lebih terawat. Hanya pakaiannya berubah. Nisma sekarang berjilbab. Perbedaannya dengan yang dulu, Nisma selalu menatap Arman dengan mata berbinar, senyum merekah dan nada bicara yang riang. Namun Nisma yang berdiri di hadapan Arman saat ini, sangat jauh dari ekspektasi.

"Aku dateng ke rumah kamu, beberapa kali. Tapi kamu gak ada" ujar Arman dengan wajah sendu "aku nyariin kamu"

Buat apa Arman mencarinya ke rumah ? Dan kenapa orang-orang rumah tak ada yang memberitahu Nisma ? Atau jangan-jangan Arman belum tahu kalau Nisma sudah menikah ? Pikir Nisma berceloteh.

"Aku nyari kamu buat menepati janjiku dulu"

Deg. Nisma terhenyak. Benar dugaannya ; Arman tidak tahu kalau Nisma sudah menikah. Makanya dia datang ke rumah, tetapi sudah terlambat.

"Kamu masih ingat kan janjiku di hari kelulusan. Bahwa suatu hari aku akan datang untuk menikahi kamu" lanjut Arman. Satu langkah mendekat tetapi Nisma menjauh satu langkah.

"Kamu kemana saja selama ini ?" Alih-alih menjawab Nisma balik bertanya.

Seketika air muka pria itu berubah kaku, kepalanya menunduk menghindari netra Nisma yang menyorot tajam. Kemana perginya Arman Efendi yang percaya diri ?

"Man, kamu denger aku nanya ?" Desak Nisma, tak sabar. Ia ingin segera menyelesaikan persoalannya dengan Arman sebelum Herdy kemungkinan muncul memergoki mereka.

Bukan Nisma ingin berselingkuh atau menutupi hal besar ini dari Herdy. Nisma tidak mau memperpanjang masalah. Lagipula Nisma tak berniat memberi kesempatan apapun kepada Arman. Pintu hatinya sudah tertutup rapat.

Jodoh Pengganti (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang