"...dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati dimanapun aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup, dan berbakti kepada ibuku. Dan Dia tidak menjadikan aku seseorang yang sombong, lagi celaka." ( QS. Maryam : 31-32)
*) Ayat diatas adalah pembelaan Nabiyullah Isa AS atas tuduhan kaum Bani Israil kepada Ibunda Maryam AS.
***"Kamu tahu pillow talk ?"
"Hah ?" Nisma memutar kepala ke belakang, kepada pria yang malam ini ia hadiahi punggung di tempat tidur. "Pillow talk ? Obrolan setelah... bercinta" nada terakhir Nisma ucapkan menyerupai pertanyaan.
Maksudnya itu kode a.k.a mengajak bercinta ? Tapi berhubungan intim disaat mood nya sedang buruk, Nisma tidak yakin.
Seakan bisa membaca keengganan di mata Nisma, Herdy sontak menggeleng "pillow talk, obrolan menjelang tidur. Nggak harus bercinta"
Alis Nisma bertaut, mencipta lipatan-lipatan tipis di keningnya "Jadi maksud Aa gimana ?"
"Ngobrol biasa. Kamu diem" Herdy merapatkan tubuhnya ke punggung Nisma, lengannya spontan melingkari pinggang wanita itu "begini saja" bisiknya, sambil membaui rambut Nisma.
Dag-dig-dug. Nisma menahan napas, tetapi jantungnya berdebar kencang. Ternyata efek pelukan Herdy masih sedahsyat itu. Setelah bersusah payah menelan ludah yang menyangkut di tenggorokan, Nisma lantas bertanya "Emang Aa mau cerita apa ?"
"kamu"
"Apa ?"
"Kamu yang cerita"
"Ninis harus cerita apa ? Lagian masa ngobrol sambil ngebelakangin Aa"
Mungkin Nisma tidak tahu kalau di dunia ini ada yang namanya back hug. Dan semoga Nisma tidak tahu kalau Herdy baru saja memutar mata.
"Jadi cerita gak" gemas Herdy.
"Ya, Ninisnya harus cerita apa ?"
Benar-benar. Mungkin Nisma ini jenis orang yang harus dipancing dulu, baru ngomong. Herdy ikut saja cara mainnya.
"Misalnya, kenapa kamu nangis ?"
"Kan udah bilang, Ninis kelilipan waktu buang sampah" jawabnya cepat. Terlalu cepat.
"Kamu gak mungkin kelilipan juga waktu shalat"
Nisma terdiam. Mungkinkah Herdy melihat dirinya yang menangis sesenggukan setelah shalat maghrib ?! Nisma pikir Herdy bertahan di Masjid, karena biasanya pria itu hanya akan pulang setelah shalat isya.
"Itu..."
"Don't lie" Herdy menyela, seakan tahu Nisma sedang menyusun kebohongan lagi untuk dijadikan alasan "Jangan biasakan berbohong" lanjutnya.
Sebenarnya Nisma tidak terima dikatakan berbohong, ia hanya menutupi perkara yang mengganggunya. Namun sepertinya Herdy terlalu cerdas untuk dikelabuhi oleh dirinya yang ber-IPK standard.
Nisma menghela napas, seolah dengan keluarnya karbondioksida, maka segala beban pikiran pun ikut keluar. Tapi nyatanya tidak. Nisma butuh berbicara.
"Aa tahu, Azizah sedang hamil ?"
"Alhamdulillah"
"Padahal nikahnya kita duluan. Tapi Ninis belum"
Herdy bungkam. Hanya beberapa patah kata saja, ia sudah mengerti kemana arah percakapan itu. Dan mungkin hal itulah yang menjadi bahan lamunan Nisma.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Pengganti (✔)
Spirituální(Start : 14 Juli 2019) (Finish : 06 Maret 2020) "Barang siapa bertaqwa kepada Allah, maka Dia akan mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka" (Qs ath-thalaaq [65] 2-3) Herdy Fajar Darmawan baru...