Empat Belas

646 32 3
                                    

AUTHOR'S POV

~2 Bulan Kemudian~

Tak terasa, hari ini adalah hari terakhir ujian akhir semester. Para santri dan santriwati akan libur dan dibolehkan untuk pulang ke rumah masing-masing.

Bagi Kira, ujian di pesantren adalah hal mudah. Bukannya Kira sudah sangat mengerti matapelajaran di pondok, Kira malah sama sekali tidak mengerti. Karena tidak mengerti itulah Kira menjadi mudah, ia hanya harus menghitung kancing bajunya ataupun melakukan cap cip cup untuk memilih jawaban yg benar.

Untuk matapelajaran umum, Kira mempersiapkan diri dengan baik. Karena memang notabenenya Kira kan bukan orang yg meremehkan pelajaran saat di sekolah. Kira juga sudah terbiasa dengan matapelajaran umum. Tidak seperti matapelajaran agama yg Kira bahkan baru tau ada di dunia ini.

Selama dua bulan terakhir ini, Gaza tak menjauhi Kira. Gaza memang tak terlalu gencar untuk mendekati Kira seperti di awal, tetapi Gaza tetap menyapa dan bertanya tentang Kira ketika mereka berpapasan. Gaza tak pernah menyinggung soal pembicaraan terakhir mereka. Kira menjadi bingung, apa yg sebenarnya diinginkan oleh Gaza. Namun Kira tak mau ambil pusing, Kira ya menjawab saja jika Gaza menyapanya.

"Paling juga kamu gak naik kelas," kata Renata mendekati Kira yg duduk di bangku depan kelas.

"Salam dulu, setan!" Kira sekarang sudah mau mengucapkan salam, tapi hanya kepada ustadz/ustadzah dan teman sekelas. Info saja, Kira tetap tak mau mengucap atau membalas salam dari Gaza. Kira merasa ia tidak perlu melakukan itu.

"Gak usah pikirin itu deh. Mending kamu pikirin nasibmu setelah ini,"

"Urus aja urusan lu sendiri!"

"Hem, siap-siap aja pindah sekolah lagi. Eh, emang ada sekolah yg mau nerima kamu? Haha!" ucap Renata lalu berlari masuk ke dalam kelas.

'Bangsat!', batin Kira.

*****

"Akira!" teriak Joni ketika melihat Akira keluar dari gerbang pesantrennya.

Senyum Kira merekah mengetahui seluruh anggota gengnya beserta keluarganya datang untuk menyambut kepulangan Kira.

Kira langsung memeluk kedua orangtua dan abangnya, lalu tos-tosan dengan teman-teman gengnya.

"Cantiknya anak Ibu pakai kerudung,"

"Setuju, tante. Cantiknya temen gua pake pakaian muslimah," tambah Joni.

"Hehe, makasih Bu." ucap Kira kepada Ibunya, lalu menggerakkan bibirnya mengucapkan kata "Setan!" tanpa suara ke arah Joni.

*****

"Maaf, kami belum nemu siapa yg nge-post video sialan itu," ucap Abdi membuka pembicaraan mereka di markas.

Markas yg dimaksud di sini sama dengan markas sebelumnya ya, di sekolah mereka, kecuali Kira tentunya. Sekolah memang sudah libur, tapi geng mereka masih bisa ke markas karena markas mereka terletak di bangunan sekolah yg sudah tak terpakai. Di sebelah markasnya ada gerbang yg masih berfungsi dengan baik, itulah jalur keluar masuk bagi geng mereka.

"Sial gak sih, selama gue di pondok semua orang ngomongin soal itu. Mereka nyuruh gue tobat, bilang gue gak inget dosa, suruh gue nebus dosa. Semua gara-gara si bangsat yg post video laknat itu,"

"Yok, kita cari, yok!" ajak Jono yg lalu disetujui oleh seluruh warga markas.

*****

"Yudha semalem telpon gua," bisik Abdi kepada Kira, "Dia nanya gimana elu, dan kenapa pas dia telpon nomer lu, lu nya gak jawab,"

"Lu gak ngasih tau dia kan, kalau gue masuk pesantren?"

RELATIONSICK ✔ (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang