Tiga

1.1K 66 36
                                    

"Halo, sayang?!"

"Gue males ama lu!"

Beneran, aku males sama Yudha. Gimana gak, ini malam minggu, tapi kita gak jalan.

Sebenernya aku juga gak suka jalan malam minggu sih, gak ada gunanya. Yudha juga bukan tipe pacar yg akan ngajak pacarnya jalan di malam minggu. Dia tipe yg ngajak pacarnya tawuran. Hehe. Dia gak suka keramaian, kecuali ramai pas tawuran.

Lah, terus kenapa males sama Yudha? Kan sama-sama gak suka malam mingguan.

Nah, sekarang aku pengen keluar karena pengen ke Gramedia, hunting buku detektif. Masalahnya si Yudha, nih. Padahal dari tadi pas di sekolah aku udah bilang aku pengen ke Gramedia. Tapi dia tetep gak mau kalau malem minggu. Dia kalau udah gak, ya gak.

"Dosa apalagi aku, hem?"

"Udah dibilangin pengen ke Gramedia juga! Kamunya gak mau. Ya males, lah!"

"Lain kali, ya? Lagi sibuk-sibuknya nih, sayang,"

"Iyain."

Dia terkekeh.

Ceweknya ngambek gini, dianya malah ketawa. Dasar, psikotes!

"Aku sayang kamu, Ra." Suaranya terdengar tulus dan serius.

Aku tersenyum. Yudha sialan, pinter banget bikin orang senyum lagi.

"Aku juga sayang kamu, Yu."

"Ngapain aja hari ini?"

Ini yg paling aku suka dari dia, dia selalu nanya aku ngapain aja atau kabar aku gimana kalau seharian itu kita gak ketemu atau cuma ketemu bentar, kayak tadi.

"Pas kamu pergi latian, aku lanjut nongkrong sama Abdi dan Jojo,"

"Maaf ya, tadi gak bisa ketemu lama. Coach nyuruh porsi latiannya ditambahin,"

"Iya, paham, kok. Hari senin juga tandingnya, harus sering latian."

"Dukung aku, ya?!"

"Bodo amat!"

"Minta ditabok,"

"Lah, sini kalo berani!"

"Tabok pake bibir, ya?"

"Aing sleding, ye!"

*****

"Anjir, apa gua punya gen sial, ya?!" eluh Joni frustrasi.

Wajar dia sekesal ini. Soalnya dari permainan ular tangga dimulai, dia selalu saja kalah.

Kami sering sekali bermain ular tangga di sela-sela jam istirahat. Entah kenapa, pokoknya seru.

"Lah, lagian elu sih, main ular tangga tapi ularnya gak lu jinakin," Abdi mulai sok ngelucu.

"Udah, diem lu berdua! Giliran gue, nih." kataku lalu memutar dadu.

Dadu yg tengah berputar dengan indahnya tiba-tiba di ambil oleh Yudha.

"Eh, dajal, dadu aing!" umpatku.

"Guys, Salsa keluar dari permainan. Gua ada urusan sama dia." Dia mengumumkan sambil terus menatap mataku dalam.

Aku tau, dari isyarat matanya, dia ingin membicarakan hal serius. Sampai dia bikin aku berhenti main, sih, dia serius banget pengen ngobrol.

"Bawa! Bawa istrilu ke tempat yg lu mau. Dia disini cuma menutup peluang gua menang," sahut Joni.

"Sok iye! Lu kagak menang karena emang lu nya aja yg, apa ya bahasa sopannya?" Rey diam sebentar, "Goblok." lanjut Rey.

RELATIONSICK ✔ (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang