Arga berjalan menyusuri koridor yang cukup lengang sore itu di sekolah.selain panitia pameran festival,tadi pak rudi mengumumkan agar yang lainnya tidak melakukan kegiatan apa-apa dan segera angkat kaki dari sana.
Seperti biasa,pak rudi mengumumkannya melalui toa sembari menyusuri satu per satu kelas di SMABand.jadilah semua murid ngibrit tanpa pikir panjang ketika suara menggelegar pembina OSIS yang bikin gendang telinga mereka mau pecah itu terdengar.
Sekarang Arga akan melakukan kontrol ke ruangan kelas.sekalian ingin membantu anak anak osis lainnya yang sedang mempersiapkan ruangan yang akan dipakai untuk perlombaan pameran esokhari.
Sesampainya di depan musala yang menghadap ke lapangan indoor sekolah.
"Arga!"pekik Fatih.
Mengejutkan Arga yang langsung menoleh ke arahnya.
"Ngapain lo ke sini tih?"tanya Arga dengan ekspresi datar.
Satu pukulan melayang dipipi Arga dengan cepat.
"Apa-apaan sih lo,maksud lo apa?"Arga mendorong tubuh Fatih hingga menyentuh dinding musala
"Lo yang apa -apaan,kalo lo ga bisa ngejaga Dira dari awal lo bilang ke gue.gue udah bilang ke lo kan jaga dia baik baik,tapi apa! Bahkan Dira kena penyakit mematikan aja lo ga tau,gue bilang sama lo ya sempet terjadi apa apa sama Dira,gue ga akan pernah maafin lo ga dan gue ga akan pernah nganggep lo sahabat gue lagi!" Jelas fatih .
Arga menahan tubuh Fatih dengan meletakkan lengannya dileher kerah baju Fatih
"Lo dengar ya tih! Gue sayang sama dia lebih dari lo sayang sama dia .gue selalu ngejaga dia,gue selalu ada buat dia dan gue ga sepengecut lo! ninggalin dia waktu dia lagi butuh lo. Lo ga usah sok nyalahin gue soal ini,waktu Dira rapuh lo dimana? Lo ga ada kan buat dia? dan sekarang lo bilang gue ga bisa ngejaga dia? Buka mata lo Tih , lo yang pengecut lo yang loser!"
Fatih menepis lengan Arga yang berada dileher kerah baju dia.
" Iya,gue tau gue loser,gue pengecut makanya dari itu gue ikhlasin Dira Buat lo tapi ternyata,gue salah.gue ga nyangka Dira bakal koma kaya gini. dan lo baru tau soal itu? Lo itu pacarnya harusnya lo tau segalanya tentang dia!"ucap Fatih lantang
" Tidak ada gejala gejala yang aneh dari Dira .Dira ga pernah cerita soal itu tih,lo kira lo aja yang sedih ha! Gue juga lebih syok dari lo,tapi gue berusaha untuk tidak larut dalam itu. yang Dira butuhin sekarang hanya doa dan gue yakin Dira pasti sadar."
"Dan Dira pasti sembuh."lirih Arga
Tampak terlukis diwajah mereka berdua kesedihan dan kekhawatiran yang mendalam.
"Gue sayang sama dia bro,gue ga mau dia kenapa kenapa,"tambah Arga dengan menutup wajahnya giginya mengerutu seolah tidak menerima takdir yang sudah terjadi.
Fatih pergi meninggalkan Arga yang tersandar didinding musala itu.
"Arghh,kenapa harus Dira ," umpat Arga.Seperti kebiasaannya yang sudah sudah,Mama selalu menunggu proses check up gula darah papa di kantin RS HUSADA bandung.sekalian isi perut di waktu siang, Biasanya ada anaknya yaitu Lira yang ikut.Tapi,barusan Lira sedang ngantuk berat sehingga Ia tidak ikut dan meminta untuk ditinggal sendiri dirumah."lama banget sih Papa,"Gumam Mama yang menyeruput habis es teh manisnya.
Setelah selesai,Mama pun membayar ke kasir.wajah sih kasir berubah ketika Ia memberikan uang berjumlah 50 .000." Tidak ada uang kecil bu? 10.000 gitu?"
"Tidak ada mbak,"jawab Mama singkat.
"Yaudah tunggu bentar ya buk.saya cari tukeran dulu."
Mama hanya mengangguk.sembari menunggu,iseng iseng dia mengedarkan pandangannya ke sekitar kantin.lalu,ia menemukan sekelebat rupa yang sangat ia kenal.
"Evi?"
Tanpa menunggu lagi Mama pun mengejarnya.
"Eh tunggu bu! Ini kembaliannya!" Ternyata bersamaan dengan itu si kasir telah kembali ke tempatnya.
Tapi, Mama tidak ingin menghilangkan dari pandangannya pasalnya Evi yang selama ini Ia cari.
Tanpa ragu ia berkata ,"Buat mbak Ja kembaliannya!"Ia lalu mengambil langkah seribu.
Si kasir pun melongo."kalah gitukan tadi saya nggak usah ribet ribet."
Sementara itu,Mama terus mengejar sosok yang diduga evi itu.
Tampak bahu Evi yang berhenti didepan sebuah ruang inap.
"Evi?"panggilan dengan nada mengandung tanya.Takut-takut ia salah lihat,meski ia yakin perkiraannya itu benar adanya.
Evi melompat sedikit dari pijakannya dan membalikkan badan.Mata Evi seketika membesar ketika melihat Ibu dari anak yang sedang berjuang untuk terus tetal hidup berdiri di depannya.Ia berusaha tenang
"Kamu ngapain disini? Kenapa dirumah tidak ada orang? Dira dimana?"Dan di sinilah mereka duduk seorang adik kakak bersanding di antara pepohonan bisu yang menjulang ke langit. Di atas sebuah bangku panjang yang biasanya kosong.karena pengunjung rumah sakit tidak pernah terpikirkan untuk duduk diwilayah pekarangan belakang rumah sakit yang sepi itu.
"Jadi,Dira koma udah seminggu? Berarti hari ini tepat 7 hari Dira belum sadar?"Tanya Mama setelah Evi menjelaskan semua yang menjadi persoalan selama ini,wajah penyesalan nampak terlukis diraut wajah Mama . Sebulir Air mata jatuh perlahan - lahan dan akhirnya deras.
Evi hanya menjawabnya dengan anggukan lemah.
" Aku tidak tau kak harus gimana,dan aku ga mungkin ngabarin kalian soal ini.maafin aku ya kak aku hanya ingin tepat janji ke Dira.Dira tidak ingin kalian tau dan sekarang yang bisa aku lakuin cuman berdoa. berharap Dira membuka mata dan tersenyum kembali."ujar Tante dengan lirih. Tante mengusap wajahnya dengan senyuman dan berkata " Yang perlu kakak tau,Dira tidak pernah benci sama kalian. Dira selalu menanggap kalian ada didalam hidupnya dan sejujurnya Dira sangat merindukan kamu kak,tapi Dira tidak pernah menampakkan itu semua karena apa? Karena Dira tidak mau mendengarkan perkataan perkataan kakak yang mungkin bisa buat dia Mati seketika,Aku sering melihat dia memandangi foto kalian .sering banget malahan dan dari situ aku sadar bahwa Dira adalah malaikat tanpa sayap yang dititipi tuhan buat kalian,tapi sayang,dia dibuang begitu saja oleh keluarga yang sangat dia sayang dan tertuduh sebagai pembunuh."
Mama tergiang dengan perkataan perkataan Evi yang paling tergiang ditelinganya adalah karena takut dengan perkataanya yang bisa membuat dia Mati seketika.
Air mata begitu deras tidak sanggup dengan kenyataan yang sebenarnya,mama syok dan pingsan.
"Kak,kak bangun kak," Evi menepuk nepuk pipinya berharap kakanya itu bangun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesendirian
Teen Fiction"kamu mati atau kamu selamat itu ditangan kamu sendiri,tekan atau semuanya akan binasaaaaaaaa,semua yg kamu rasakan selama ini,akan berakhir hari ini juga,tekan sekarang ,"seseorang berkata dengan sangat lantang.