part 16 : seandainya

29 4 0
                                    

Pagi itu kembali.membiaskan semburat cerah namun menenangkan.nyanyian burung burung terdengar ramah,menyambut mentari dengan penuh suka cita.namun,didalam sebuah rumah yang mungkin bisa dibilang minimalis tapi sederhana,seorang cewek masih betah menempel diatas kasur kesayangannya.suasaana dirumah sederhana bertingkat dua itu masih terjerembap sunyi.hanya terdengar kesibukan tante didapur.itupun hanya suara hentakan bertalu pisau diatas talenan.

Dira lupa kalau hari ini dira ada janji sama dokter,buat kontrol penyakitnya itu,disetiap minggunya,tanpa pikir panjang lagi,dira langsung lompat dari kasurnya,dan menuju kamar mandi
Setelah 10 menit kemudian ritual mandi ala ala cewek perempuan keturunan tionghoa yang bermukim disekitaran yunnan pun selesai.
Dira pun sudah siap dengan pakaiannya,dan langsung turun kebawah,untuk pamit ketante
"Selamat pagi tantee,dira pergi dulu ya tan,udh telat hehe,bye bye tante,"ucap dira yang langsung ngibrit dari luar rumah
Namun langkahnya berhenti ketika sebuah mobil berhenti didepan rumah nya,tampak disitu seorang papa dan mama mengenakan kacamata hitam turun dari mobil dengan wajah datar,tanpa sebuah senyuman sedikitpun.
Wajah dira pun berubah 360 derajat,datar seketika,senyuman devil pun terlukis diwajah mungilnya"hemmm,sudah asing sekali kalian dimata saya,"batin dira
Tanpa pikir panjang,dira langsung jalan melewati mereka berdua,dengan memakai kacamata dan sebuah masker,agar ayah dan mamanya tidak menyadari kalau itu dira,dira hanya tidak mau merusak mood untuk pagi yang indah ini.
"Itu siapa ma?"tanya papa
"Ga tau pa,mungkin tamunya evi,yaudh yuk,"ajak mama dan langsung berjalan didepan papaa
Mengetok pintu dengan keras,
"Assalamualaikum,"tok tok
'"Walaikumusalam,"tante yang membukakan pintu dengan kaget langsung menyuruh kedua orang ini masuk,
Mereka sudah duduk diruang tamu rumah tingkat dua ini,langsung membenarkan posisi duduknya tanpa basa basi langsung membuka topik dengan wajah yang tampak menegangkan
"Apa kamu tau,tentang kejadian itu?"tanya mama
"Hem,bukannya selama ini kakak ga pernh mau tau,ga pernh mau dengar penjelasan dari aku,kenapa sekarang berubah,aneh sekali,"ucap tante santai
"Kamu tidak usah mengungkit mengungkit,tugas kamu sekarang,hanya menjawab apa yang aku tanya!"mama dengan wajah yang sudah dipenuhi amarah
"Kakak kenapa sih,kalau ada masalah selalu dengan emosi,emosi akan hanya buat kakak makin jatuh,makin hancur,bahkan makin kehilangan semuanya!"jelas tante,
"Bukan waktunya kamu beri konsultan ke aku,aku ga butuh semua itu,sekarang kamu jawab pertanyaan aku,"tegas mama
"Baik aku akan jelasin semuanya,"

Flasbackon
Setelah bom meledak,menghancurkan semuanya,bahkan memakan sebagian korban yang berada digedung itu,evi(tante evi) langsung menyelamatkan dira yang masih berumur sangat muda,membuka kain yang menutupi matanya dan membuka plaster yang ada dimulutnya,seketika kaget bahwa dira keadaan tidak sadar,bukannya tadi dira itu bergerak seolah olah menjadi manusia yang sangat jahat.tanpa pikir panjanglagi evi langsung mengendong dan turun dari gedung itu,sebelum semuanya makin hancur,tanpa memperdulikan keluarga wijaya,evi langsung menyelamatkan diri dengan dira yang ada dipelukannya,
"Tante akan selamatkan kamu dir,kamu harus kuat"getir tante dengan membawa mobil sangat kencang tampak diwajah dira darah terus mengalir dari kepalanya,dengan baju yang dipenuhi dengan darah,dan tangan yang sudah luka luka,"kamu harus kuat dira,kamu harus kuat ya sayang,"tante yang sudah menangis tidak menentu takut dira akan bernasip sama seperti kevan
Sampai akhirnya sampai disebuah rumah sakit,dengan suasana mendung yang menandakan sebuah hujan deras akan turun,angin yang sudah mulai terasa kencang,dan daun daunan yang mulai berterbangan,evi mengangkat dira dari mobilnya menuju rumah sakit dengan sangat sangat panik,"dok dok,tolong dok,"teriak evi
Dokterpun langsung menangani nya dnegan segera,sementara itu,evi pun menunggu dengan wajah yang sangat panik,evi sangat sayang kepada dira,keponakan yang evi paling sayang,pasalnya evi sudah menganggapnya anak sendiri,karna hanya dira lah yang selalu menjadi penghiburnya disaat evi sedang down dalam pekerjaannya.
Setengah jam pun berlalu dokter keluar dari ruangan igd tersebut,
"Gimana dok,dira tidak apa apa kan?"tanya tante panik
"Allhamdulilah,ibu tepat waktu,hampir saja dira kehilangan banyak darah,tetapi untungnya itu tidak terjadi,dira masih kuat,allhamdulilah allah masih menyelamatkan nyawanya,"jelas dokter dengan sebuah senyuman
"Allhamdulilah,"evi bernafas lega
"Ibu bisa masuk kok,silahkan,"
"Oh tidak dok,saya masih ada urusan,bisakan kalau dira tanya,bilang saja saya masih ada urusan,"jelas evi
"Oh begitu,iya buk,nanti saya sampaikan"ucap dokter

KesendirianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang