part 24 : demi kamu

24 2 0
                                    

Salah kah saya bersifat seperti ini kepada orang orang yang bersifat seperti itu? Ga gampang itu bagi saya untuk benar benar memaafkan semuanya.bukan dendam, hanya saja butuh waktu untuk menormalkan keadaan.

" permisi,boleh masuk gak ni?" Arga yang mengetuk pintu ruangan Dira dengan sebuah cengiran khasnya
Dira seperti mengenal suara itu,dan langsung mengubah Arah pandangnya ke Arah pintu yang diketuk oleh seorang Arga Ghifari.
Sebuah senyuman terlukis,raut bahagia nampak jelas di wajah mungilnya Dira." Arga,rindu banget sama ketos." Dira langsung bangkit dari tempat tidurnya,tetapi ditahan oleh Arga karena kondisi Dira masih sangat lemah.
"Udah tidur aja,kamu masih lemah banget,oke." Arga membenarkan posisi Tubuh Dira yang kian ingin duduk.
" yaudah, kamu apa kabar?" Tanya Dira lemah.
Arga tersenyum getir,lalu mengelus rambut sang bidadarinya itu."Harusnya aku yang tanya itu ke kamu,kamu apa kabar sayang,udah lama ga liat senyum kamu."
"Ni udah senyum ni," Dira melukis senyuman diwajahnya.
Arga tersenyum,rasa haru dicampur sedih nampak dari raut wajah Arga.
"Kenapa kamu ga pernah cerita soal kamu punya penyakit ini ke aku? Akukan udah pernah bilang, kapan pun kamu butuh aku,aku selalu ada buat kamu . SELALU dir,kamu ga pernah sendirian Dira."
Dira hanya mengusap tangan Arga yang mengenggam tangan Dira itu.
" Bukan ga mau cerita, tapi aku hanya ingin waktu yang ngejelasin semuanya, kalau harus aku yang jelasin semuanya itu sama aja nunjukin diri aku lemah,apalagi sampai orang kasian liat aku,aku ga suka di kasiani Ga." Ucap Dira dengan getir.
Arga hanya menarik napas dalam dalam, paham dengan kondisi Dira sekarang." Tapi dir.."baru saja Arga ingin berbicara,langsung dipotong oleh Dira.
" udahlah ga, sekarang kan kamu udah tau kondisi aku yang berpenyakitan ini. Aku harap kamu jangan ninggalin aku ya, makasih juga udah buat hari hari aku berwarna," ucap Dira dengan senyuman yang khas,
"Ga akan pernah, aku akan selalu ada dihati kamu,selalu dir.dan aku janji akan selalu melukis senyuman diwajah kamu,aku janji." Arga mencium tangan Dira,pria ini benar benar sangat menyayangi sang bidadari yang masih terbaring dikasur rumah sakit itu.
" permisi,gak ganggu kan ya." Fatih yang masuk keruangan itu,sedikit mengejutkan karena Fatih masuk tanpa ketukan pintu.
" ganggu banget ." Ucap Arga bercanda
"Kalau ganggu,gue keluar ni," Fatih yang berjalan keluar dari ruangan itu.
"Yailah ga ditahan ini,"
"Ditahan ditahan,jangan pergi tih, ku tak bisa tanpa mu," Arga menarik lengan Fatih tampaklah mereka seperti drama india,yang membuat Dira tertawa lepas.
" udah jangan pergi lah tih, sini aja," ucap Dira yang masih kekeh dengan tingkah mereka berdua itu.
" kalau princes Dira yang nahan,pasti gue turutin,oke sip princes gue," Fatih yang menepis lengan Arga,langsung duduk disampin Dira.
"Sempet lo deketin dia lagi,abis lo ya tih." Dengan wajah yang ingin memakan orang hidup hidup.
" wih ganas yakan Dir," Tertawa riuh terdengar dari ruangan Itu.
Lira yang melihat dari luar kamar seolah cemburu dengan Dira yang selalu dijadikan ratu dalam setiap perbincangan mereka." Pengen banget rasanya dihibur sama 2 cowok ganteng hehe," batin Lira.
Papa dan Mama hanya melihat dari luar jendela,dengan senyuman yang penuh arti." Anak kita sudah besar ya pa, sudah paham soal rasa,Mama seneng deh Dira punya orang orang special seperti itu." Senyuman Mama melebar dengan tatapan sendu.
"Iya, sifatnya juga udah berbeda,jauh lebih dewasa." Papa merangkul Mama yang merasa sedih akan ketidakhadiran Dirinya di masa masa remaja dia.

Tidak lama setelah Arga dan fatih bersandau gurau. Datang teman temab mereka,terutama Nadia yang begitu hebonya langsung mendekap Dira kepelukannya
" Maafin gue ya Dir, Gue baru tau soal keadaan lo.maafin gue ya yang jarang ada buat lo lagi Dir,maafin gue." Dira membalas dekapan Nadia dengan suka cita,pasalnya sudah lama Nadia tidak seperti ini. semenjak dia mengenal Aldo waktu Nadia hanya untuk Aldo, bahkan Dira sakit saja Nadia baru tau, Nadia pikir Dira pergi bersama keluarganya selama dia tidak masuk sekolah. ternyata Apa yang dia pikir sama sekali tidak benar ketika Arga memberi tau kalau Dira koma dirumah sakit.
" udah udah gausah nangis gitu , iya gapapa lagian kan gue juga udah gapapa Nad," Dira menepuk nepuk pundak Nadia Berharap Nadia berhenti untuk nangis dibadan dia sekarang.
" Nad udah kali, Dira masih lemes. Lo gila ya badan lo berat tau gak." Ceplos Azka
" sirik banget si lo!" Nadia melepas dekapannya.
"Kenapa lo baru ngasih tau gue sekarang sih kak ga,lo gila ya! Dira itu sahabat gue juga berhak tau kali kondisi Dira gimana," Omel Nadia sembari menunjuk nunjuk Arga.
" Nad,udahlah ini rumah sakit kali,masih mau ngomel ngomel juga di sini?" Ucap Dira lemah. kondisi Dira sekarang masih pucat pasi ,tubuh yang belum pulih sepenuhnya membuat Dia harus tetap terbaring.
" Tuhkan Dira masih lemah,mending lo diam dari pada berisik bisa buat kondisi dia makin lemah." Ucap Azka yang dibales sinis oleh Nadia.
" permisi, saya mau periksa Dira nya dulu ya boleh kan?" Ucap dokter yang tiba tiba datang ditengah tengah keriuan tawa mereka.
" Eh iya dok,silahkan silahkan." Ucap Arga yang sembari mendorong teman temannya untuk mundur. Sedangkan dokter orka hanya tersenyum melihat kekonyolan mereka itu. Dokter orka pun mendekati Dira."hai Dira, apa kabar jangan tidur lama lama lagi ya," ucap dokter sembari memeriksa keadaan Dira.
" baik dok." Ucap Dira singkat yang disertai dengan senyuman.
" Kamu ingin sembuh gak? " Tanya dokter dengan sebuah cengiran.
" enggak." Jawab Dira singkat namun jelas.
" coba liat mereka, seenggaknya kalau kamu tidak menyayangi dirimu sendiri, Gimana dengan mereka,yang sayang banget sama kamu. Apa kamu mau mereka terluka garagara kamu,apa kamu sanggup melihat mereka sedih, terutama Dia." Jelas dokter yang menunjuk teman teman Dira,khusunya Arga.
Dira hanya diam,pasalnya Dira sudah menyerah dengan semua ini, dan sudah berkeyakinan bahwa Dira tidak akan sembuh, peluang sembuh Hanya 20 persen saja.
" Demi dia,demi Tante kamu,Dan demi sahabat sahabat kamu, kamu harus sembuh dan satu satunya cara kamu harus operasi liver. Itu adalah satu satunya cara yang peluang sembuhnya 90 persen. Semangat Dira,semangat ya," Dokter orka memberi senyuman yang memotivasi semua orang menepuk nepuk pundak Dira. Dira pun tersenyum Tanda setuju akan operasi tersebut. Dokter orka pun melebarkan senyumannya
" nah gitu dong, besok pagi kita akan lakukan segera operasi itu ya,"
"Operasi apa dok?" Ucap Arga yang mendekati Dokter dan Dira, Arga penasaran dengan apa yang dibicarakan oleh Dokter dan Dira yang tampak sangat serius.
"Operasi liver," Ucap dokter singkat.
" Apa?" Ucap mereka bersamaan yang kaget akan pernyataan dokter orka.
Fatih mendelik mendengar itu," Tidak ada cara lain selain operasi dok?" Tanya Fatih yang mendekati Dokter tersebut.
" Tidak, itu satu satunya cara karena Dira masih stadium  awal jadi ada peluang untuk bisa sembuh total,dan caranya hanya itu." Jelas dokter.
Arga hanya Diam,tidak disangka seorang Aldira natasya akan mengalami penyakit seberat ini.
Arga pun melihat Dira yang kini sedang tersenyum kepadanya seolah mengkode bahwa dia akan baik baik saja, wajah pucat pasi masih nampak dari raut wajah Dira,tetapi Dira hanya menampilkan senyumannya saja agar semuanya tenang tidak panik akan kondisi dia sekarang.
" Kalian ga pulang,ini udah malam lo?" Tanya Dira
" Iya,balik gih biar Diranya bisa istirahat," ucap fatih.
" yaudah deh,cepat sembuh ya Dira. Besok gue bakal kemari lagi kok,emuach ." Nadia mengecup keningnya yang hanya dibales senyuman oleh Dira.
" cepat sembuh ya Sayang." Arga ingin mengecup keningnya tetapi ditahan oleh fatih yang langsung menampol bibirnya. Sedangkan Dira hanya tertawa dengan kekonyolan mereka berdua. Akhirnya mereka pun pulang,mengingat jam sudah menunjukan jam 10 malam.

KesendirianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang