Kini Mama berada disebuah sofa diruangan dimana Dira di rawat.
Papa datang dengan wajah sangat panik,Evi sengaja menelpon suaminya karena Evi tidak mau ada rahasia lagi.
"Ma,ma bangun ma."lirih papa lembut. Mama pun membuka matanya perlahan setelah diberi wewangian yang bisa mensadarkan mama.
"Dira paa,Dira mana?" Dengan mengerjapkan mata berkali kali dengan mata yang sembab berusaha mencari keberadaan anaknya.dan dia pun bangkit dari sofa itu mendekatkan Dira yang sudah seminggu belum membuka mata.
"Bangun sayang,maafin Mama,mama minta maaf,mama sayang kamu,plis bangun Dira,"memegang tangan Dira,, infus masih terlekat sangat baik,wajah Dira kini semakin pucat matanya begitu sangat memejam. Mama memeluk tangan Dira sampai tangan Dira terkena air mata yang sembari terus keluar tanpa henti.
Papa yang tidak kuat melihat kondisi Dira itu,memilih keluar dan menumpahkan Air mata yang kian membendung," Arghhh,kenapa begini tuhan,"memukul dinding dengan sekuat2nya menumpahkan semua rasa sedihnya dan menutup wajahnya dengan kedua tangan membiarkan badannya jatuh kelantai.
"Aku gagal jadi pemimpin,aku gagal jadi seorang Ayah yang baik bagi mereka,maafin aku tuhan.maafin papa dira,maafin papa my prince papa,"tangisan papa semakin pecah,melihat betapa hancurnya keluarga dia sekarang."Udah kak,udah,ga baik terus menerus meratapi kondisi Dira.aku mau ambil baju Dira dulu ya dirumah." Tante menepuk nepuk bahu Kakaknya,dan langsung beranjak keluar tetapi belum saja melangkah tangan Evi ditarik oleh kakaknya "Biar aku aja,kamu disini aja nungguin Dira ya,"ucap mama lemah
"Yakin?"tanya Evi memastikan pasalnga kondisi kakaknya sangat terpuruk .
"Iya yakin,"
"Yaudh ni,kamar Dira diatas ya kak,"Evi langsung memberikan kunci rumah nya.
Dan Mamanya pun langsung pergi meninggalkan ruangan tersebut.Mama pun sampai,dan langsung masuk menuju kamar Dira.
"Ini bau parfum Dira."Mamanya sangat mengenal bau parfum bunga yang selalu menjadi andalan anaknya itu.sejak dulu Dira tidak pernah mengganti parfum.parfum itu pun menjadi ciri khasnya.
Kamar itu disertai bintang bintang yang berada dilangit langit kamar,berwarna serba merah.Mau merah delima,merah marun,merag jambu yang penting merah ada di sana.Ada beberapa boneka beruang yang dulu pernah Ia berikan kepada anaknya itu " ternyata masih disimpan sangat rapi " batin mama
Mama duduk sebentar dikasur Dira yang terasa dingin. Ia lalu menyandarkan kepalanya yang lelah kebantal yang ada di sana.Ia begitu sangat terpuruk.
Mama membenamkan kepalanya lebih dalam pada bantal empuk itu. Tiba-tiba ia merasakan tangannya menyentuh benda asing yang berada dibawah bantal. Ia pun mengeluarkan benda itu dari sana.
"Apa ini?" Gumamnya. Ia terhenyak dengan benda yang tak sengaja ia temukan itu.sebuah buku berwarna pink muda dengan motif beruang diatasnya yang cukup tebal."diary? Diarynya Dira?"
Dengan gemeteran Mama membuka simpul pita kemudian membalikkan cover ke isinya. Halaman pertama muncul.kemudian ia membaca deretan kata kata itu dengan hati -hati
Semua kata-kata dibuku harian itu ia resapi dalam dalam.tanpa melewatkan satu kata pun.Tanpa menepikan satu halaman yang menyimpan berjuta kepedihan.isi diary itu jarang menyiratkan kenangan kebahagiaan.yang ada hanya kesendirian,kehampaan,kekecewaan dan keputusasaan.
Senin 7 agustus 2016.
My birthday
Happy birthday Aldira natasya,semoga diumur kamu yang sekarang kamu bisa jadi orang yang selalu tersenyum,menjadi orang yang menolak kesedihan,semoga hati kamu lekas sembuh yaaa! dan semoga air mata kamu tidak sering turun lagi yah.
Hehe ngucapin diri sendiri itu ga enak banget ya, gapapa kok, dari sini aku paham 'tidak ada yang memproritaskan dirimu selain diri mu sendiri, berhenti menganggap orang lain mencintai mu,berhenti menganggap orang lain peduli sama mu itu semua hanya sama dengan satu dan sayang sama dengan nol ,'
Diulang tahun ini aku cuman berharap mama sama papa maafin aku,aku cuman berharap mama sama papa sayang sama aku lagi dan aku cuman berharap mama sama papa tidak men cap aku lagi.
Aku capek harus nanggung yang bukan salah aku,aku capek sama beban yang selalu aku tanggung sendirian,aku hanya pengen bahagia tanpa beban beban ini,kalau pun tuhan ga izinkan aku bahagia sekarang setidaknya tuhan meringkan satu aja dari sekian banyak beban yang aku pikul sekarang. Seandainya kalian tau masuk jurang sedalam dalamnya itu jauh lebih baik dari pada harus diasingkan sejauh jauhnya.
Ini semua mengartikan jika Dira menulisnya hanya pada saat ia tidak memiliki sandaran lagi untuk bercerita.
"Yampun apa yang sudah aku buat sama anakku sendiri,aku sukses membuat hidup dia hancur tuhan,membuat hari harinya begitu gelap,maafin mama Dira," isak tangis Mama yang memeluk diary Dira.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kesendirian
Novela Juvenil"kamu mati atau kamu selamat itu ditangan kamu sendiri,tekan atau semuanya akan binasaaaaaaaa,semua yg kamu rasakan selama ini,akan berakhir hari ini juga,tekan sekarang ,"seseorang berkata dengan sangat lantang.