part 26 : akhirnya

52 2 0
                                    

Sudah dua hari Dira pulang ke rumah orang tuanya semenjak koma yanng menimpanya sebulan yang lalu. Diperbolehkan pulang ke rumah dengan syarat jangan sampai terlalu kelelahan.
Dan hari ini keluarga besar Dira dan Keluarga besar Arga bersama di Taman Bunga Nusantara di daerah puncak. seminggu yang lalu, ketika Arga berkunjung kerumah sakit untuk melihat kondisi Dira, Dira juga memperkenalkan cowok berkulit putih dan berambut landak itu ke orang tuanya.
Sifat Arga yang humoris dan gampang akrab dengan siapa saja membuatnya cepat bisa mengambil hati orang tua Dira. Belum lagi ketika ia mengatakan Ingin mengajak keluarga Dira untuk liburan bersama sebagai perayaan keluarnya Dira dari rumah sakit.
Papa dan mama Dira tak enak hati untuk menolak ajakan Arga karena Dira Yang memaksa untuk menerima ajakan Arga.
Sekarang mereka sedang berada di Taman jepang. Menikmati kebun penuh bunga dari berbagai macam kelas. Bunga adalah lambang kebahagian. Dan hari ini fungsi bunga adalah untuk merayakan kembalinya kebahagian dihidup Dira.
" Tolong jaga Dira ya, ga." Pinta Mama Dira yang lebih memilih duduk di dalam pavilliun bergaya jepang bersama Ayah, Tante dan Bundanya Arga.
Arga mengiyakan dan segera menyusul Dira yang berniat untuk mencari Objek untuk diposting ke insta story.
Sementara para orang dewasa membicarakan sesuatu yang tak kasatmata, menerka nerka terlampau jauh ke depan tentang kisah hidup anak anak mereka yang beru memadu kasih itu.
" semoga mereka akan bertahan sampai kejenjang selanjutnya," Mama memperhatikan dua remaja yang berjalan bergandengan ke tepi sungai.

Kini Arga dan Dira berjalan ke arah stand didalam Taman tersebut. Di mana ada anak- anak sedang menggambar dengan para orang tuanya yang berada disamping anak anaknya itu. Tiba tiba Dira melihat ke arah sosok anak yang sedang menggambar sendirian tanpa didampingi oleh siapa siapa.
"Hai, cantik. Lagi gambar apa?" Dira menanyakan kepada anak itu.
Anak itu tidak menjawab pertanyaan Dira bahkan tidak menoleh sedikit pun ke Arah Dira.
"Nama kamu siapa?" Tanya Dira, Dira melihat bed nama di baju anak itu tertera bernama ' Luna'
"Oh nama kamu Luna." ucap Dira dengan ber' oh ' ria.
"Udahlah Dir, mungkin lagi ga mau diganggu liat aja tuh fokus bener gambarnya."Arga menarik Dira untuk pergi dan menjauh dari anak yang bernama Luna itu.
"Maaf ya mbak, Luna adalah seorang penyandang Tuna rungu, jadi maaf kalau dia tidak merespon pertanyaan dari mbak." Seorang panitia datang yang menghampiri Dira dan Arga.
" oh gitu, iya mbak gapapa kok, orang tua Luna mana?" Dira melihat kearah luna yang tampak serius dengan gambarannya.
" he-he iya, Luna dititipkan dipanti asuhan, yang saya tau Luna di buang oleh keluarganya karena malu akan kondisi Dira yang seperti ini," jelas panitia tersebut.
"Nyaris sama, tapi aku masih beruntung." batin Dira.
Arga melihat tatapan sendu Dira, Arga hanya tidak ingin Dira. mengingat mengingat lagi masa masa kepedihannya dan berkata " yaudah yuk Dir, nanti mama nyariin lagi,"
Dira pun membalas ajakan Arga dengan anggukan, lalu menepuk nepuk pundak anak itu seraya memperaktikan dengan bahasa isyarat kepada anak itu. Yang artinya 'cantik sekali', Luna pun tersenyum kepada Dira. Senyuman yang penuh arti menurut Dira.

"Dir, mumpung papa lagi cuti, kamu mau ke bosscha nanti malam? Ada arcturus kesukaan kamu lho." Mama dan papa tiba tiba muncul bersama dengan ayah dan berdiri di samping Dira.
Dira berdiri dan membenarkan posisi. Kemudian ia berujar," untuk apa? Kan arcturus-nya juga ada di sini." Ia tersenyum kepada Arga." Ada tiga lagi." Lalu, Dira menoleh kapada papa dan mamamya dan memberikan senyuman serupa.

Selesai.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KesendirianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang