Arga kini berada disamping Dira,duduk dengan memegang tangan Dira dengan kuat,genggaman yang penuh arti itu menandakan ada suatu harapan untuk Dira tetap hidup.
"Bangun Dir, mau sampai kapan kamu kaya gini Dira. aku belum siap kalau harus kehilangan kamu secepat ini.
Aku yang selalu jadi pundak kamu disaat kamu serapuh- rapuhnya, jadi tangan yang tidak akan ngelepas kamu disaat kondisi kamu down,bahkan saat kamu memilih untuk diam soal ini aku masih bisa ngertiin, dan bahkan kamu memilih untuk ninggalin aku perlahan aku tidak pernah lelah menanti karna aku yakin Dir kamu pasti kembali. Dan semoga keyakinan aku itu nyata adanya." Gumam Arga dengan lirih,mengusap kepala Dira dengan lembut dan tersenyum sendu " Aku di sini Dir, plis bangun aku kangen semuanya tentang kamu. Aku kangen senyum kamu aku kangen marahkamu bahkan akujuga kangen parfum kamu, aku ga siap dir kalau harus benar benar kehilangan kamu,plis dir bangunnn ! " menepuk nepuk pipi Dira,Teriak Arga dengan kesedihan yang mendalam berusaha membangunkan Dira dengan suara lantang dan tak disangka bulir air mata jatuh,frustasi Arga.
"Udah Ga, sabar. Dira pasti sembuh, Dira pasti sadar lo harus kuat. Lo ga boleh lemah ga." Fatih berusaha menenangkan Arga yang mulai benar benar frustasi untuk membangunkan Dira itu,menepuk nepuk bahu Arga dan perlahan membantu Arga untuk duduk di sofa itu agar Arga bisa mengontrol emosinya itu.
"Lo harus percaya ga, Dira pasti sembuh, dan Dira pasti sadar lo sendirikan yang bilang gitu ke gue. " Fatih berusaha untuk membantu membangkitkan Arga akan ucapannya itu.
Arga terlihat sangat syok, dia menutup wajahnya dengan jaket yang dipegang dia, seolah sangat merasa kehilangan sosok Dira dihidupnya.
"Tapi ini udah hari ke berapa tih? Udah hampir 2 minggu Dira ga buka mata, udah hampir 2 minggu juga tidak ada tanda tanda Dira buat bangun, aku ga bisa harus kehilangan dia," Arga menyenderkan kepalanya didinding dengan raut wajah yang sangat mencemaskan sosok yang sudah 2 minggu tidak membuka mata itu.
"Arga bener bener sayang sama Dira , dan sayangnya mungking ngelebihin rasa sayang aku,dan udah waktunya aku buat buka hati ke orang lain dan benar benar ngehapus Dira dihati aku, Aku harus ngeikhlaskan Dira buat Arga, harustih !" Batin Fatih.
Tante Evi masuk keruangan dimana Dira dirawat, terlihat Arga dan Fatih yang tertidur disofa itu,yang satu mengenakan switter coklat dan yang satu masih mengenakan baju sekolah
"Beruntung banget Dira punya 2 orang yang benar benar sayang sama dia,"batin tante dan terlukis senyuman diwajahnya.
"Arga,fatih.bangun gih, kalian mending pulang aja,biar tante yang ngejagain Dira disini." Ujar tante yang sembari meletakan makanan di atas meja samping kasur Dira.
Arga dan fatih mengerjap berkali- kali melihat jam sudah menunjukan pukul 5 sore.
" Yaudh tan, Fatih pulang ya,lo pulang gak ga?" Tanya fatih
"Yaudh bareng," jawab Arga singkat.
Mereka pun menyalim Tante ,sebelum pulang Arga sempet memandang Dira dan berkata " cepat bangun ya Dir, aku selalu nunggu kamu kok."
Tante pun tersenyum mendengar ucapan Arga barusan."Assalamualaikum tan." Ucap mereka bersamaan.
"Walaikumusalamm, hati hati ya." Jawab tante,yang dibales senyuman dan anggukan oleh mereka berdua.Tidak lama setelah kepergian Arga dan Fatih. Keluarga Dira datang untuk melihat kondisi Dira.
"Gimana vi,udah ada perkembangan?" Tanya papa
" Allhamdulilah ada, kata dokter jika nanti Dira sudah siuman dari komanya ,ada kemungkinan Dira untuk sembuh dari penyakit ini, dengan melakukan tindakan operasi liver yang kemungkinan biaya nya cukup besar." Jelas Evi sembari melihat ke Arah Dira " Aku sayang banget sama dira kak, Aku ga mau kehilangan dia, jikalau nanti Dira membutuhkan hati untuk didonorkan, Aku akan maju paling depan untuk mendonorkan nya."tambah Evi dengan tetapan sendu.
"kamu bukan Ibu dari Dira,tapi kamu rela ngelakuin apa saja demi dia. Maafkan aku yatuhan yang sudah tidak bertanggung jawab atas anak ku sendiri," batin papa
Sedangkan Mama yang mendengarkannya hanya tertunduk malu dengan pernyataan Tante Evi yang membuat hati dia bergetir.
"Dira maafin gue ya, udah pernah ngebentak lo,marahin lo, bahkan namparlo,maafin gue ya. Lo bisa bales kok itu semua tapi syaratnya lo harus sembuh lo harus benar benar sembuh dir ," ucap Lira yang mengelus rambut Dira ,dan jatuh sebulir air mata ke pipi Dira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesendirian
Teen Fiction"kamu mati atau kamu selamat itu ditangan kamu sendiri,tekan atau semuanya akan binasaaaaaaaa,semua yg kamu rasakan selama ini,akan berakhir hari ini juga,tekan sekarang ,"seseorang berkata dengan sangat lantang.