Rinai

117 7 0
                                    

Treeeeenggggggg

Bel berbunyi nyaring di telinga siswa. Bel yang selalu ditunggu-tunggu. Semuanya berhamburan bak kelelawar yang keluar dari goa yang hendak mencari makan.
Melepas sementara dari belenggu pembelajaran.

Rayla menyiapkan catatan IPA nya.
Acha datang dan menarik lengan Rayla.

"Temanin gue dong ke kantin" pinta Acha.

"Iya,tunggu nih sedikit lagi."Rayla melepaskan tangannya.

"Cepetan" tanpa aba aba Acha menarik keras Rayla dan langsung keluar.

"Lo nggak makan udah berapa hari?" Heran Rayla.

"Tadi pagi nggak sempat sarapan"jawab Acha polos.

"Beli apa?" Tanya Rayla,kantin sedikit lagi.

"Banyak sih, pengen beli batagor."

"Tapi kayaknya rame"

"Liat aja" Acha menarik tangan Rayla langsung memasuki kantin.

"Eh tunggu!"ucap Rayla. Rayla menatap lurus ke depan.

"Kenapa lagi?" Acha ikut melihat pandangan Rayla.

8 orang laki laki tengah memakan makanannya. Semuanya laki laki kelas 11 IPA 3. Dan didepannya terdapat 3 orang perempuan yang tengah mengganggu mereka. 1 diantara nya yang Rayla kenal . Namanya Rinai.
Dan dua orang lagi seperti nya dari kelas lain. Di meja samping nya ada Sheren,Binta,Shasa,Dhea.
Mereka memang tidak menggangu,mungkin hanya terusik.

"Oo, Lo mau gabung kesana. Yaudah nggak apa-apa."tutur Acha.

"Ihh,males banget gue ikut ikutan mereka."Rayla bergidik.

"Nggak usah batagor, soalnya itu pas didepan mereka,gue beli roti aja. " Acha melangkah masuk.

Rayla ikut masuk,membeli susu coklat, cukup untuk pengganjal perut nya.

Mereka keluar dari kantin.

"Btw,nilai ulangan Lo tadi berapa?" Tanya Rayla.

"Ah,sial. Gue cuman salah masukin rumus jadi salah" Acha emosi.

"Ya berapa?"

"9,9. Lo berapa?"

"9,8."

"Ada yang dapat sepuluh?"

"Ada"

"Siapa,jangan jangan David. Sial, nilainya lebih tinggi dari Gue" umpat Acha.

"Bukan"

"Terus?"Acha semakin penasaran.

"Murid baru." Jawab Rayla.

"Hah!!" Acha menganga. Rotinya hampir saja keluar.

"Dia kan baru tau kalau hari ini ulangan" Acha masih tak percaya.

"Gue tadi mikir nya juga gitu."

"Pasti ada contekan nya."

"Gak boleh nuduh!"

"Ya nggak mungkin,dari tampangnya dia,gue berani taruhan dia nggak buka buku tadi malam. Daftar aja nggak tau dia mah. Nggak tau juga udah bab berapa. Kok bisa dia auto dapat nilai 10." Acha bicara panjang lebar.

"Ya,mana tau rumus rumus itu masih menempel di otak nya."jawab Rayla asal.

"Mungkin juga, disekolah nya dulu mungkin dia pintar kali. Atau punya kelebihan penyimpanan memori di otak nya. Mungkin pas pembagian otak, keluarga nya udah jauh jauh hari mesen online."omongan Acha mulai tak jelas.

Garis TeduhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang