Pertemuan tak sengaja

84 9 0
                                    

Rayla kembali memulai hari, memulai aktivitas selayaknya murid kelas 11 SMA.  Meski kemarin merupakan salah satu dari hari terburuk yang pernah ia alami  dalam hidupnya, namun Rayla tarap berusaha baik baik saja. Ya mungkin ia akan sedikit berbagi cerita dengan teman temannya.

Rayla menyelipkan badannya yang hanya untuk 1 badan di gerbang sekolah. Bel masuk kelas sudah berbunyi 15 menit yang lalu. Ini buruk.
Dulu ia bisa lebih cepat jika sama sama pergi sekolah dengan Alma. Namun sekarang motor ada ditangannya, ia jadi semakin sering terlamabat.

Rayla berlari melintasi koridor kelasnya. Ia berharap guru belum masuk, dan semoga tak masuk. Rayla berhenti tepat di pintu kelasnya sambil mengatur napasnya yang tak beraturan.
Mungki karena ia sudah berdzikir tadi pagi, satu doanya terkabul ,yaitu ia masuk sebelum guru pelajaran pertama masuk. Ia menemui teman temannya yang masih asik bersenda gurau, atau lebih tepatnya menghibah. Ya,itu sudah menjadi kebiasaan yang tak bisa diubah yang sudah mendarah daging. Walaupun sudah beberapa kali di muhasabah, mengingatkan betapa berdosanya ghibah,namun hal itu hanya dapat ditahan 1 sampai 2 jam.

Rayla menyeka keringat di keningnya, rambutnya berubah acak acakan karena harus berpacu dengan waktu.

Rayla melangkah menuju mejanya saat napasnya sudah beraturan. Menemui mejanya yang terisi penuh oleh teman temannya. Bisa dibilang pusatnya informasi.

"RAYLAAA!!" sapa Shasa dengan keras.

Semuanya langsung menoleh ke arah Rayla, Zahra langsung berdiri ketika mengetahui pemilik kursi datang. Dengan cepat Rayla duduk di samping Acha. Dulu Rayla duduk bersama Naira, namun karena pernah ditegur karena terlalu banyak berbicara di jam pelajaran maka harus dipindahkan. Rayla duduk dengan Acha walaupun itu tak akan ada bedanya.

"Eh kalian udah ngerjain tugas Biologi belum?" Tanya Rayla. Hendak bangga karena ia sudah mengerjakannya.

"Bukannya nggak jadi heh?" Zahra mengerutkan keningnya.

" lo nggak liat grup tadi malam?" Tanya Acha.

Rayla menggeleng. "Kenapa emang?"

"Kemana aja sih Lo?" Heran Sheren.

Rayla menghela napas kasar.
"Nih ya, kemarin tuh termasuk hari yang paling buruk dalam hidup gue!" Jelas Rayla singkat.

Semua langsung menatap Rayla. Sebuah berita yang sudah dirancang rapi akan segera dimulai.

" kenapa emang?" Tanya Binta yang selalu bersemangat dalam hal ini.

Rayla menunduk. Lalu mengangkat kepalanya pagi.
"Dhafi jadian sama Shafa" ucap Rayla datar. Langsung membuat sekitarnya menjadi kaget.

"Eh seriusan Lo?" Naira buka suara.

"Ihh, kan Shafa dekat sama Lo!"

"Kok bisa Dhafi yang suka?"

Udah la kan dari dulu gue bilangin kalau Dhafi tu Playboy"

" lagian nggak ganteng juga sih. Pas pasan gitu"

Mulut mulut langsung bergerak, para malaikat disamping sudah mencatat. Rayla memejamkan mata.
'Gue cuman bikin mereka berdosa' gumam Rayla.

"Eh eh, gue belum tau tadi malam di grup ngapain!!" Rayla mengulang pertanyaanya yang tertunda oleh dirinya sendiri.

"Buk Lia sekarang nggak masuk, katanya ada urusan di dinas pendidikan" jawab Acha yang sama sekali tidak tertarik dengan pembicaraan pagi ini.

Alhamdulillah!!
Dua doa Rayla terkabul hari ini. Terima kasih Ya Allah.

Ray yang duduk tak jauh dari gerombolan itu ikut mendengarkan diam diam. Perlahan bibirnya membentuk senyuman. Namun senyuman itu memudar karena ia mengingat apa yang dibilang Rayla kemarin.
~~~
"Lo kok berubah?" Ray memegang kedua bahu Rayla,dengan gerakan cepat Rayla menepisnya.

Garis TeduhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang