Pulang

44 10 5
                                    

Bus melaju meninggalkan hotel, menuju keraton Yogyakarta,destinasi pertama yang akan dikunjungi.
Karena keraton merupakan pusat dari seluruh kebudayaan yang ada di Yogyakarta dan sering dijadikan tempat study tour.

Perjalanan yang sangat menyenangkan.
Selepas makan siang bersama, selanjutnya mereka mengunjungi daerah khusus menjual oleh oleh. Seperti Bakpia phatuk.

Perjalanan yang mengesankan bagi mereka semua. Tepat sebelum pukul 5 sore mereka kembali ke hotel,membersihkan diri dan bersiap siap untuk pukang esok hari.

***
"Ngapain,Ren?" Rayla duduk di lantai tepi kolam. Ia melihat dari jauh Sheren tengah duduk sendirian di malam yang dingin. Tepi kolam malahan. Semoga Sheren tak berniat berenang di kolam malam hari.

Sheren menoleh lalu tersenyum.
"Biasa,posting foto di keraton tadi" Sheren pun menutup ponselnya dan meletakannya disamping.

"Lo nggak dingin diluar gini? Tepi kolam lagi." Seru Rayla.

"Nggak,mau nikmatin angin Jogja dulu, sebelum besok balik" ucapnya seraya melihat ke langit, bintang bintang bertaburan indah.

"Tangan lo gimana?" Sheren melihat ke pergelangan tangan Rayla.

"Nggak papa,cuman gores dikit" ucap Rayla pelan.

Hening sejenak hingga Binta datang dengan membawa 2 bungkus kentang goreng.

"Nih!" Binta menyodorkan nya ke Sheren dan langsung duduk di sebelahnya. Kentang gorengnya tinggal setengah bungkus lagi. Perjalanan dari luar hotel ke dalam ia sudah memakannya.

Tiba tiba ponsel Sheren menyala, namun tidak  mengeluarkan bunyi. Disana tertera notifikasi bahwa Rio menyukai postingannya. Rayla menoleh ke Sheren. Kenapa Sheren tampak biasa biasa saja? Biasanya ia akan jingkrak jingkrak tak karuan karena hal itu.

"Lo sakit?" Tanya Binta yang juga melihat notif tersebut.

"Nggak" jawabnya pendek,sambil terus mengunyah kentang nya.

"Biasanya lo dapat notif gini heboh Ren" sahut Rayla juga.

Sheren menghentikan aktivitas mengunyah nya. Lalu meletakan kentang gorengnya.
Kemudian ia menatap kosong kolam renang.
"Buat apa bahagia,kalau nggak ada kejelasan" ucapnya datar.

Binta menepuk dahinya.
"Kalau udah kata kata kayak gini gue nyerah deh" Binta beranjak berdiri.
"Mending halu in Kak Aldi dulu" ucapnya lalu menghilang.

"Maksudnya?" Rayla mengerutkan keningnya, tak mempedulikan Binta yang sudah hilang dengan cepat layaknya teleportasi.

Sheren terkekeh pelan.
"Udah,nggak usah lo pikirin. Gue aja nggak sempat mikirin itu semua" ucapnya tersenyum layaknya tak sedang terjadi apa apa.

Rayla diam,ia tau Sheren sedang menyembunyikan sesuatu.

"Dipikir pikir teman gue gila semua" seru Sheren berusaha mengalihkan topik pembicaraan.

"Gila gimana?"

"Ya gila, si Acha, yang cinta Korea, tau taunya malah jatuh ke Angga."

"Binta, tuh anak nya selalu bahagia, walaupun cuman halu, dia nggak pernah galau."

"Dan lo,jutek, gue kira lo belok semenjak putus sama Reza. Lo tuh aneh banget. Nggak mau lagi sama yang namanya pacaran.Nggak ceria,suka marah marah nggak jelas. Temen laki laki lo palingan David doang kan?" ucap Sheren lalu tertawa keras.

"Nggak usah bawa bawa brengsek itu lah!" Rayla menunduk.

"Eh maaf" Sheren merasa bersalah.

"Terus gue gila nya dimana?"

Garis TeduhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang