Yogyakarta(2)

80 10 30
                                    

Malamnya,Rayla merasa tak enak badan. Entahlah, sepertinya udara di Yogyakarta tidak sesuai dengan tubuhnya. Ia ingat ia tidak ikut makan siang tadi. Saat ini yang bisa ia lakukan hanya berbaring di tempat tidur. Kepalanya terasa pusing,ingin makan namun indra pengecapnya serasa tak berfungsi untuk saat ini.

Binta tengah keluar menuju ke Buk Melati. Melihat siapa yang lolos ke babak final.
Rayla memutuskan memejamkan matanya sebentar. Mungkin rasa sakit nya bisa menghilang.
Namun matanya tak bisa terpejam. Rayla beranjak duduk lalu mengambil Al Quran di tas kecilnya,yang menemaninya kemana mana. Mungkin dengan membaca ayat suci bisa membuat matanya terasa berat.

Rayla mulai membaca ayat demi ayat. Membuat hatinya lebih tenang. 15 menit,matanya mulai berat. Rayla menutup Al quran nya dan meletakkannya kembali ke tempat semula lalu beranjak tidur.

***
"RAYLAAAA!!" Binta datang membuka pintu dengan keras. Membuat Rayla langsung bangun. Lalu menguap sebentar. 30 menit membuat tubuhnya lebih baik.

Binta berlari je arahnya lalu memeluknya.
"Selamat Raa!!" Teriak Binta.

Lalu Acha dan Sheren memasuki kamar mereka.

"Kenapa?" Tanya Rayla sambil mengucek matanya.

"Lo masuk final!" Sheren bersemangat.

Rayla masih belum terlalu sadar. Nyawanya belum terkumpul.
"Lolos apaan?" Tanya Rayla lalu menguap sekali lagi.

"Lo lolos final Raa" ucap Acha tersenyum.

Mata Rayla langsung terisi energi penuh,membelalak kaget.
"Serius?!" Tanya Rayla tak percaya.

Mereka-Acha,Binta dan Sheren membalas dengan anggukan.

Rayla masih tak percaya,bahkan ia menduga ini sebuah prank. Namun Binta menyakinkan dengan memperlihatkan daftar nama nama yang lolos final bidang Biologi, dan dengan jelas nama Rayla terpampang disana.

"ALHAMDULILLAH!!" Teriaknya seraya memeluk ketiga sahabatnya itu.

Rayla mengurai pelukan dan langsung mengambil ponselnya di meja. Segera menelepon kedua orang tuanya untuk memberitahukan kabar yang menggembirakan ini.
Senyum terus terpancar di wajah gadis itu. Terlebih ketika ia keluar,ternyata ramai orang yang menunggunya di ruang makan untuk mengucapkan selamat.

"Selamat ya, Ray,Acha dan Rayla. Persiapkan kemampuan kalian untuk besok. Lakukan sebisa kalian. Dan yang lain besok jika ingin ikut kembali ke gedung silahkan. Jika ingin jalan jalan melihat Jogja juga boleh, tapi tidak boleh jauh jauh ya. Sekitaran hotel saja. Sekian kabar gembira malam ini. Silahkan kembali ke kamar masing masing,jangan sampai salah masuk kamar ya, apalagi kamar lawan jenis" ucap Buk melati yang selalu semangat.

Ruangan itu dipenuhi gelak tawa. Rayla meminum segelas air mineral dan bernapas lega. Perutnya sudah terisi. Ia siap untuk begadang menghafal malam ini.

"Selamat istirahat semua!!" Buk Melati menutup pertemuan malam itu.
Semuanya beranjak meninggalkan ruang makan, menuju kamar masing masing. Berbeda dengan yang lain yang sudah mengantuk,Rayla melangkah semangat untuk menghafal materi.ia tak ingin kalah kali ini. Tak ingin mengecewakan semuanya. Ia harus berusaha memenangkan Olimpiade itu.

Rayla duduk di sofa,Disampingnya buku buku sudah tertumpuk rapi,memunculkan pertanyaan di kepala Binta yang sudah terbaring di atas tempat tidur.

"Ntar lo tidur mau jam berapa?" Tanya Binta.

"Nggak tau,liat dulu" ucap Rayla sambil membaca materi.

Binta menguap lebar
"Gue tidur duluan ya Raa, kak Aldi nungguin soalnya. Jangan maksain diri, kalo udah nggak kuat langsung tid—"

Garis TeduhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang