Part 5

1.2K 222 27
                                    

Simon berdendang sambil menyisir rambutnya.

"Where are you going?" Tanya Sonny kepada adiknya. Simon baru sampai kemarin pagi. Bukannya jetlag hari ini udah siap-siap kelayapan.

"I have a date ", jawabnya sambil tersenyum.

"Date?", ujar Sonny sambil menaikkan alisnya. "Kamu mending cepetan nyelesain thesis daripada pacaran sana sini."

"Nah ... she's my friend's friend," Simon menyemprotkan parfum ke badannya.

Sonny hanya menggelengkan kepalanya. "Kalau kamu bisa lulus cepetan, lebih bagus lah. You know Mirna is going overseas too. And sometimes business isn't that great"

"Yeah I know. I'll try." Simon 3 tahun lebih muda dari Sonny. Kepribadian mereka sangat bertolak belakang. Sonny orang yang hati-hati. Simon lebih flamboyant.

"I'll use the car. Byee", pamitnya

Sonny menghela nafas panjang. Mereka berdua sering bertengkar. Sonny merasa Simon terlalu bebas, tidak peduli. Simon merasa Sonny terlalu cerewet dan mengekang. Hanya satu hal yang mereka sepakati, study Simon. Saat ini Simon sedang menyelesaikan thesis PhDnya. Ia sempat ingin langsung bekerja tapi dilarang oleh Sonny. "Mon, I don't have the chance to further my study. But you have. So take it"

Simon pulang dari Amerika sebentar untuk mengurus beberapa hal dah mengantar Mirna ke Singapore. Sonny menatap punggung Simon. Seandainya Simon bisa lebih serius dan lebih banyak membantunya.

***
Judith duduk di salah satu sudut Secret Recipe. Ia sedang membolak-balik menu ketika Simon berdiri di depannya.

"Ahem", Simon berdehem. " Judith?"

"Oh iya", Judith berdiri menyalami Simon. "Simon ya?",

Simon menarik kursi di depan Judith dan duduk di situ. "I'm sorry I'm late"

"Ooo ga papa. Gue juga baru sampai"

"Sudah pesan makanan?", Simon ikut membolak balik menu. "Yang enak apa ya?"

"Oo kalau di sini gue suka cakenya sih"

Judith membiarkan Simon memilih-milih menu.

Drrttt. Ada message baru. Sonny. Judith tersenyum membacanya dan cepat-cepat membalasnya.

"Udah siap pesan?", tanya Simon sambil tersenyum.

"Ya. Grilled BBQ chicken"

Drrttt. Sonny membalas messagenya. Judith tersenyum lalu cepat-cepat mengetik balasannya.

Simon memperhatikan Judith. Gadis itu manis. Banyak temannya yang lebih cantik daripada Judith, tapi ada sesuatu yang menenangkan dari gadis di hadapannya. Senyumannya. She has a smile that can melts away fear.

Simon memanggil pelayan dan memesankan buat mereka. Judith mengecheck handphonenya. Belum ada balasan dari Sonny.

Simon menaruh tas kain di atas meja. "Ini titipan buat kamu dari Meisy. Dia titip salam"
Meisy teman gereja Judith yang ternyata sekarang 1 gereja sama Simon. Beberapa bulan yang lalu Judith nitip buku sebelum Meisy pulang, tapi ternyata bukunya ketinggalan. Alhasil dititipkan ke Simon yang baru pulang.

"Awhhh thanks!! Udah nungguin lama buat baca buku ini", Judith membuka buku di tangannya. Six Steps to an Emotionally Intelligent Teenager: Teaching Social Skills to Your Teen

"Kamu suka baca buku begini?" tanya Simon.

"Baru mau baca reviewnya bagus. Kayaknya gue butuh buat nanganin ABG labil di sekolah. Nanti gue titip sambal sama kerupuk buat Meisye ya. Loe sampai kapan di sini?"

Sketsa (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang