"Sorry I acted like a jerk. Kamu ga salah paham", suara Sonny terdengar parau "It's just ... saya udah lama ... ga pernah ... I guess I already forget how to treat a girl. My bad"
"Okay. Makasih sudah diantar pulang. Maaf saya habis ini ada kelas"
"Besok saya jemput ya", pinta Sonny.
Judith tidak menjawab.
***
Judith baru keluar dari tempat pelatihan. Sonny berdiri di lapangan parkir. Ia menatap lurus ke depan. Senyum muncul di wajahnya ketika melihat Judith. Judith tidak tahu bagaimana caranya ia bisa mendapati alamat tempat pelatihan Mandarinnya.
"Hi Judith ..." panggilnya seraya berjalan mendekati Judith. "Tadi pagi saya datang kamu sudah pergi. Saya antar kamu pulang."
"Kamu tau dari mana tempatnya?" tanya Judith ketus.
"Oo telpon ke TU. Tanya sama Pak Saidi." Sonny berjalan ke arah mobil.
"Ngomong apa sama Pak Saidi?" Judith tak percaya. Masak Pak Saidi begitu saja memberikan alamat pelatihan kepada Sonny.
"Pak Saidi kan sudah jadi TU dari zaman saya SMA. Tiap kali ke sekolah, ngurusin Sammy, Mirna, pasti ngobrol sama Pak Saidi.Tinggal bilang sama mau jemput kamu. "
Judith diam, ia baru ingat. Sonny alumni sekolah itu juga.
"Emank Pak Saidi tau?"
"Semua undangan pelatihan kan ada salinannya di TU. Tinggal tanya, pelatihan bahasa Mandarin yang di Sunter tempatnya dimana."
Judith nampak ragu-ragu. Namun ia melangkah juga ke mobil Sonny.
Mereka kembali dalam sunyi. Sonny melihat Judith yang nampak lelah.
"Besok lagi?"
Judith mengangguk. Sunyi kembali menguasai seisi mobil. Judith melihat ke luar. Sonny melihat ke depan. Namun menjelang Pulo Mas, Judith tiba-tiba membuka suara. "Masuk ke Kelapa Gading aja."
"Loh?"
"Saya ada murid les."
"Langsung?"
"Iya." jawab Judith pendek. Sonny pun mengantar Judith ke rumah muridnya. Sebelum pergi, Sonny berkata lagi, "Besok saya jemput jam 6.30 ya."
----
Tepat jam 6.30, Sonny sudah berdiri di depan pintu pagar. Namun alih-alih Judith yang keluar, kali ini seorang wanita paruh baya yang keluar. Hati Sonny mencelos, telat lagi kah ia?
"Pagi Tante ... Saya Sonny mau antar Judith pelatihan di Sunter." sapa Sonny berusaha sesopan mungkin.
"Oh iya sebentar ya, Judith tadi pagi bangunnya kesiangan. Dia lagi siap-siap." belum selesai Mami Judith mengucapkan kalimat itu, Judith muncul dari balik pintu, "Pergi dulu Mi. Aduh bisa telat nih. Angkotnya suka lama. Aku harus cari di ..." Ia baru menyadari ada Sonny di sana.
"Pagi Dith."
Judith menunduk. "Pagi."
"Jalan sekarang? Nanti kamu telat." Judith melihat jamnya. Ia bisa telat. Terpaksa ia mengangguk.
"Pergi dulu Mi," pamit Judith dan segera masuk ke mobil Sonny. Lagi-lagi mereka berdua diam. Hingga tiba di tempat pelatihan.
"Dith," panggil Sonny. Ia membuka dashboard mobil dan mengeluarkan sachet vitamin B12. "Ini buat kamu. Biar ga gampang capek."
Judith terpana. Apakah Sonny serius? "Makasih." Ia memasukkan vitamin itu ke sakunya, namun Sonny menyodorkan segelas Aqua kepadanya.
"Minum sekarang saja. Biar ga lupa."

KAMU SEDANG MEMBACA
Sketsa (TAMAT)
ChickLit"Duduk", suara Sonny parau. Judith pun kembali duduk namun tetap tidak melihat ke arah Sonny. "Orang tuaku selalu bilang, ga boleh bikin anak perempuan nangis. Tapi mereka ga pernah kasih tau what should I do if a girl made me cried." Sonny menelan...