Part 2

2.3K 253 27
                                    

"Son?" suara wanita yang sangat dikenalnya terdengar dari ujung sana. 

"Halo Ma. Iya ini Sonny kenapa?" 

Bukan jawaban yang ia dapat melainkan isak tangis dari ujung sana. 

"Papa Son ... papa ...." kali ini isak tangis itu pecah berganti menjadi lolongan panjang. 

"Ma ... kenapa ma? Aku ga denger Ma." Sonny sedikit panik. 

"Ko," kali ini muncul suara lain. 

"Sammy? Papa kenapa?" Sonny dengan seketika mengenali suara adiknya. 

"Koko harus pulang sekarang Ko. Please ..." suara Sammy begitu serak. "Sekarang Ko. Harus sekarang." 

-- 

"Ko? Piringnya mau dicuci sekalian?" tanya Mirna. Suara Mirna mengembalikan Sonny ke masa kini. 

"Boleh thanks. Koko bawain makanan dulu buat Mama." Sonny mengambil piring dan mengisinya dengan nasi merah, telur dan sayuran hijau. Ia mengambil gunting makanan dan mulai memotong-motong sayuran hijau tersebut. Sonny membawa piring itu dan mengetuk pintu kayu tua di depan meja makan. 

"Ma? Makan dulu ya." Sonny membuka pintu itu dan masuk ke dalam. 

***

Judith berdiri di halaman sekolah. Kevin, David dan Tina sudah tiba. Mereka hanya tinggal menunggu Mirna. Judith melirik jam tangannya, sedikit panik. Bersamaan dengan itu sebuah mobil Avanza hitam berdiri di depan mereka.

"Sorry gue telat." Mirna keluar dari mobil dan bergegas membuka pintu tengah.

Kevin, Tina dan David masuk ke dalam mobil. Judith berjalan ingin masuk ke dalam mobil tapi dicegah oleh Mirna.

"Laoshi duduk di depan aja. Saya masih mau ngafalin bareng Kevin," pinta Mirna.

Judith langsung berjalan ke kursi depan dan membuka pintunya. Jantungnya nyaris copot ketika melihat siapa yang duduk di belakang kemudi. Sonny.

"Eh oh ... selamat pagi Pak," sapa Judith gugup. Dia pikir Mirna diantar sopir seperti murid-muridnya yang lain.

"Pagi .. pagi. Maaf kami terlambat," sahut Sonny sambil tersenyum.

Judith nyengir berusaha mengatasi kegugupannya, "Saya pikir Mirna diantar sopirnya."

Sonny tersenyum tipis, "Kami ga punya sopir. Tempatnya di mana?"

"Oh di Muara Karang," Judith menyodorkan kertas berisi keterangan lomba. Sonny membaca alamatnya dan mengangguk.

Kevin, David dan Mirna sibuk bercakap-cakap di belakang. Judith diam-diam melirik ke arah Sonny.

Buset dari samping juga ganteng. Batin Judith Aduh ngapain sih gue. Udah gila beneran. Ini wali murid.

Judith buru-buru mengalihkan pandangannya ke arah jalan. "David, coba latihan lagi pidatonya. Saya mau dengerin."

Judith berusaha berkonsentrasi pada pidato David sambil sesekali memberi komentar atau membenarkan nada David.

"Zhan nada 3. Fa zhan. Zhan nya nada 3," koreksi Judith.

"Okay Laoshi. Fa zhan." jawab David.

"再来一次。 ulang lagi dari depan." perintah Judith.

Oh Judith ingat ia membawa chocolate cupcakes untuk mereka. Ia mengeluarkan kotak cupcakes dan mengopernya ke belakang, "Saya bawain chocolate cupcakes nih. Biar semangat."

Sketsa (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang