Judith menggelengkan kepalanya langsung protest, "Itu kan hyperbola Pao!!!"
"Loe yakin hiperbola? Loe yakin dia ga bakal nyakitin elu? Dith ... loe selalu bilang loe mau murid-murid loe sadar they're precious. Tapi loe sampe lupa Dith. You're Precious too!!" kata Pao-pao tegas.
"Gue tuh ga tegaaa. Liat loe dibentak-bentak. Dicaci maki kayak gitu Dith. Semua yang loe buat salah di mata Sonny. Loe yakin loe mau sama cowok kayak gitu? Seumur hidup dibentak-bentak? Loe ajak makan dibentak. Pegang barang dia dibentak. Yakin?"
Judith hanya diam.
"Okay Dith, gue tau ga bakal mempan ngomong sama loe minta loe melakukan sesuatu buat diri loe sendiri. Loe dengerin gue. Please stay away from Sonny. Do it for me"
"Maksud loe apa Pao?"
"Dith, loe nyadar ga? Sekarang loe tuh kalo ngomong juga kasar"
Judith tersentak. "Kagak ah. Masak sih Pao??"
"Iya Dith. Waktu kapan hari kita keluar bareng sama Novan trus gue salah pesenin loe minum. Loe inget ga loe ngomong apa? Parah banget sih loe Pao. Dasar bego"
Judith tidak percaya. "Pao ... gue ga mungkin kasar sama loe Pao. Loe kan hopeng gue Pao"
"Gue juga ga percaya Dith. Gue sampe shock waktu loe ngomong gitu. Tapi gue diem aja. Gue pikir gue salah denger. Eh pas pulang Novan bilang, si Judith kenapa kok jadi kasar sama kamu? Barulah gue ngeh loe beneran ngomong gitu ke gue. Trus 2 hari lalu gue denger loe maki-maki tukang parkir sekolah. Loe bilang dasar brengsek, tolol.," Pao-pao menarik nafas. Ia melihat Judith terkejut bukan kepalang.
"Dith, kita tidur bareng 4 tahun, ga pernahh Dith loe kasar sama gue. Gue ga pernah denger loe caci maki orang Dith. Loe berubah"
Mereka sama-sama diam.
"Kalau loe terus terusan sama Sonny, gue kuatir Judith yang lama bakal dibunuh. Judith yang baik, yang ramah. Bakal diganti sama Judith yang kasar yang dengan gampangnya ngomel sampai ga berasa maki-maki orang"
"Gue beneran berubah Pao?" Tanya Judith perlahan ... Dia hampir ga percaya namun memorynya mengatakan ya itu nyata. Ya yang dikatakan Pao Pao benar.
"Iya Dith. Please dont kill the old, gentle, loving Judith ..."
***
"Happy anniversary Ko," Judith memberikan steam cake buat Sonny. "Less sugar, whole grain flour, no artificial colouring"
Sonny tersenyum. "Thanks Dhit. Maaf koko ga siapin apa-apa"
"Ga papa Ko," Judith tau beberapa bulan kemarin ada insiden kecoak di catering mereka. They lost few loyal customers. Sonny sangat frustrasi. Judith sadar beban Sonny berat itu sebabnya ia selalu berusaha sabar dan tidak menuntut macam-macam dari Sonny. Tapi kadang ia letih. Lelah. Seakan ia berjuang sendiri untuk hubungan mereka.
"Make a wish Ko,"
"I dont have any wish, Dith," jawab Sonny pelan.
"Buat hubungan kita?" tanya Judith pelan.
"Nope ..." Sonny mengelengkan kepala.
Judith diam. Ia kecewa. Sangat kecewa. Keletihannya selama beberapa bulan makin memuncak. Sepertinya benar firasatnya. She loves him more. Entah kenapa Sonny mau pacaran dengan dia. Mungkin karena bujukan Mirna? Lalu cincin perak itu? Ah mungkin itu hanya karena terbawa suasana. Sejak kembali ke Jakarta, Sonny kembali menjadi Sonny yang ... dingin.
"Emank kamu punya harapan apa?," tanya Sonny.
"... ga tau," Judith takut salah menjawab. Ga tau itu jawaban paling aman.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sketsa (TAMAT)
ChickLit"Duduk", suara Sonny parau. Judith pun kembali duduk namun tetap tidak melihat ke arah Sonny. "Orang tuaku selalu bilang, ga boleh bikin anak perempuan nangis. Tapi mereka ga pernah kasih tau what should I do if a girl made me cried." Sonny menelan...