"Thanks John. Yup yup PR nya nanti aku bikin. Okay sampai minggu depan ya.," jawab Judith sambil tersenyum. Ia menutup handphonenya.
6 bulan berlalu. 6 painful months. Perasaan Judith terkadang seperti roller coaster. Kadang naik kadang turun.She cried a lot. Felt much better and cried some more. Tapi perlahan-lahan dia mulai kembali.Ketika dia ga tahan, dia suka konseling dengan John, teman SMA nya dulu. Kata John memang ketika seorang baru keluar dari toxic relationship it will take some time to heal. But she knows, that she's strong. Judith kembali mulai tertawa, self esteem nya yang sempat remuk kembali tumbuh.
Hari ini Jumat, dia hanya mengajar sampai jam 12. Tiba-tiba dia pengen makan pempek. Sudah 6 bulan, dia ga pernah makan pempek di tempat langganannya. Too painful. Tapi kata John itu salah satu yang harus ia lakukan. Perlahan maju ke depan.
Selesai makan seperti yang dulu sering ia lakukan.ia berjalan keluar ke arah pangkalan angkot. Di depan bengkel ia sempat berhenti sejenak, tapi ah sudahlah.
"Cik Judithhhh," suara Mamad yang cempreng menyapanya. Judith menghela nafas. Not again.
Judith memaksakan senyum dan melihat ke arah Mamad. Alih-alih mengenakan seragam montir, Mamad keluar dari bengkel memakai kemeja dan celana panjang.
"Waduh keren amat Mad!," sapa Judith.
Mamad tertawa, "Hahaha iya Cik. Sekarang saya sudah jadi manager nih. Liat udah pake kemeja hahahaha"
"Selamat ya Mad!," Judith ikut senang melihat Mamad yang baru. "You deserve it Mad"
"Mau mampir dulu ga Cik," tawar Mamad "saya sekarang punya kantor loh hahaha"
Judith menggeleng lemah. "Ga usah. Saya sudah mau pulang"
"Ga ada Ko Sonny kok Cik," bujuk Mamad.
" Ooo," Judith berusaha menghindar. Ia tidak ingin terlibat sama sekali dengan Sonny.
"Iya ko Sonny sekarang balik ngantor. Bengkel diserahin ke saya. Cuman malam-malam pulang kerja aja di check sebentar."
"Ooo .. baguslah. Saya pulang dulu ya Mad," pamit Judith.
Ooo dia balik ngantor, Batin Judith. Bagus deh. Siapa tau ketemu ... ah hatinya masih sakit memikirkan ada kemungkinan Sonny pacaran dengan cewek lain. Tapi ngaco kamu Jud. Kamu baru keluar dari lobang singa. Ga usah cari masalah. Ur life is much better without him. No Sonny no more tears.
***
Judith baru kembali dari mengajar ketika meliat ada Avanza biru elektrik baru di depan rumahnya. Siapa ya?
Pintu terbuka dan maminya sedang ngobrol dengan seseorang.
"Ooo itu Judith pulang," kata Maminya.
Senyum Judith lenyap ketika meihat siapa yang duduk disitu. Sonny.
"Tante tinggal dulu ya," Maminya menghilang ke dalam rumah.
"Alo Judith," sapa Sonny
Judith ga menjawab. Ia hanya duduk diam.
"Tadi Mamad bilang kamu ke bengkel," lanjut Sonny.
"Aku ga ke bengkel.Aku cuman lewat. Lebay Mamad," jawab Judith ketus.
Sonny hanya tersenyum. "Kamu dah makan?"
"Belum."
"Mau makan di luar?," ajak Sonny.
"Ga usah makan di rumah aja hemat," nada Judith masih ketus. "Di luar ga sehat."
Sonny tetap tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sketsa (TAMAT)
ChickLit"Duduk", suara Sonny parau. Judith pun kembali duduk namun tetap tidak melihat ke arah Sonny. "Orang tuaku selalu bilang, ga boleh bikin anak perempuan nangis. Tapi mereka ga pernah kasih tau what should I do if a girl made me cried." Sonny menelan...