⚠️ Caution! ⚠️
Chapter ini mengandung unsur nonlogam yang berbahaya untuk kesehatan jantung fangirl!
Aku membuka mata. Remang-remang terlihat bayangan langit-langit rumah yang asing bagiku. Dimana ini? Ah! Kepalaku sangat pusing dan semuanya terlihat berputar begitu kucoba untuk bangun dan duduk di tepi ranjang. Kucoba menguatkan diri untuk tetap duduk hingga sekelilingku berhenti berputar. Kuamati ruangan ini bergaya modern minimalis, namun banyak juga aksen interior Amerika Selatan yang menghiasi setiap sisinya.Kuingat-ingat kembali yang terakhir kali terjadi padaku.
Terakhir kali, aku hanya ingat aku kabur dan tersesat di sebuah taman. Lalu entah apa yang terjadi selanjutnya.Sungguh memalukan! Kenapa aku bisa bertindak seperti itu! Kabur tidak jelas, hanya karena pikiran labil yang tak kalah tidak jelasnya. Dasar bodoh! Sekarang kau hanya merepotkan orang lain kan?! Pasti para kru ONE OK ROCK yang membawaku kesini. Atau jika tidak, pasti Toru, Tomoya, Ryota, dan Taka yang membawaku kesini. Eh? Tunggu dulu.
Taka?Ah ya! Bagaimana aku bisa lupa? Taka yang menemukanku di taman itu dan... lalu
Ia.. uhm... m-menyatakan cintanya?
Mungkin aku mimpi kali ya? Separah itukah aku patah hati, hingga halunya terbawa sampai mimpi. Bertemu dengannya saja adalah sudah suatu keajaiban. Dan sekarang ia sudah mengenalmu baik, bahkan beberapa kali menyelamatkan hidupmu. Kurang ajar namanya kalau minta lebih. Hah sudahlah, aku ingat masih punya tanggungan pekerjaan membantu mengedit video documentary.Aku segera bangkit berdiri, menuju pintu kamar untuk keluar mencari apakah ada seseorang di rumah ini. Namun ketika aku baru saja akan membuka pintu, pintu itu terbuka terlebih dahulu karena ulah seseorang yang masuk.
"Taka?"
Nah kan, baru saja diomongin. Eh tahu2 udah nongol duluan aja
"Chubby?! Kau sudah siuman? Mau kemana? Jangan jalan-jalan dulu!"
"Siuman? Aku pingsan?! Tapi sekarang sudah tidak apa-apa kok. Aku cuma mau menged- akh!"
Seperti tersetrum, tiba-tiba keningku terasa pusing dan sekelilingku kembali berputar-putar.
"Sudah kubilang kan? Sebaiknya kamu tidur dulu. Jangan sekali-kali mencoba untuk berdiri, apalagi berjalan!" Taka menangkapku tepat sesaat setelah aku ambruk karena pusing di kepalaku yang tidak tertahankan.
"Nah kan masih panas!" Ia menyentuh dahiku, lalu menggendongku dan meletakkanku diatas kasur kembali.
"Aku tidak apa-apa Taka! Dan biarkan aku jalan sendiri!" Dan rengekanku hanya angin berlalu bagi Taka, tak sedikitpun ia pedulikan.
"Tunggu, aku akan segera kembali. Berjanjilah kau akan menungguku disini. Dan berbaringlah. Awas saja kalau kau berani duduk atau berdiri!"
"Tapi Taka.. aku masih punya pekerjaa-"
"Sssh!" Ia membungkamku dengan telunjuknya.
"Tidur atau cium?!"
Tentu saja dengan ancamannya itu aku bergegas membaringkan diri, memakai selimut dan berpaling membelakangi Taka supaya tidak terlihat kalau aku salah tingkah.
"Ya ya! Tidak jadi! Aku tidur!"
Beberapa menit kemudian ia datang membawa nampan berisi baskom, kompres, obat dan semangkuk bubur yang kutebak adalah hasil masakan Taka.
"Buka mulut!"
"Aku bisa sendiri!"
"Aku tidak percaya! Pasti kau tidak akan memakannya kan? Ayo sini buka mulut!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ms. Bakso (Taka X Reader)
FanfictionAku hanya seorang fangirl ONE OK ROCK modal kuota yang tinggal di desa. Bersama Ibuku yang punya usaha warung bakso. Tetapi suatu hari.... (Feel free to imagine its you)