PROLOG

22.9K 1.3K 166
                                    

SUDAH DIREVISI
.
.
.
.
.

Apapun yang mereka pikirkan tentangnya, itu semua tidak sepenuhnya salah begitupun tidak sepenuhnya benar. Dia kuat dan rapuh dalam sisi yang bersamaan.

Teriakan dan panggilan. Itu yang dia harapkan dulu dan disaat teriakan dan panggilan itu sudah dia dapatkan dia bertekad untuk tidak membuat siapapun kecewa terhadapnya, dia berjanji akan melakukan apapun untuk mereka.

Sampai sebuah waktu tiba, dimana mereka harus mengakhiri segalanya, terlintas jelas dipikirannya sebuah ketakutan. Takut mereka akan pergi dan kecewa. Dia sangat amat takut.

Tidak ada satupun rekan yang mendengarkannya, apakah ini selucu itu? Hingga mereka menganggap bahwa ini hanya sebuah bualan semata? Hahahah itu lucu, di saat dia berfikir keras mereka malah berbanding terbalik. Tapi dia tau mereka kuat, tidak sepertinya yang lemah dan akan terus mengecewakan.

Dia tersenyum miris menatap kosong meski sudah jelas ada objek di hadapannya. Panasnya tubuh, sesaknya nafas, dan sakit kepala tidak dia hiraukan sama sekali ketika seluruh tubuhnya tenggelam dalam kubangan cairan jernih nan dingin.

"AKHHHH"

Setidaknya biarkan dia beristirahat sejenak. Dia rasa itu lebih baik.

***

Seorang yeoja yang baru saja merayakan hari kelulusannya kemarin kini tengah terduduk di kursi depan balkon kamarnya.

Suasana ketenangan nan sepi seperti ini sudah biasa baginya tatkala dirinya memilih untuk menetap sendiri di kota idolnya.

Dia Sen Yunji.

Suasana ketenangan membawa pikiran gadis dengan mata sipit ini ke masa masa remajanya, masa dimana ia menggila bersama teman teman sekolahnya hanya karena melihat ketampanan seorang idol. Sudah lama ia merindukan masa itu, kini semuanya seolah telah lenyap termakan waktu.

Meski kita menatap langit yang sama setiap harinya, menginjakkan kaki pada negara yang sama. Kalian masih sangat jauh untuk bisa kugapai. Hingga sekarang aku sampai di titik akhir.

Sebuah kalimat yunji tuliskan pada book notes yang dipegangnya. Dia terfokus pada hasil coretannya, sampai fokus itu teralihkan karena suara dentingan notifikasi yang berasal dari handphonenya sendiri.

Ting

Senyum terukir jelas ketika matanya menangkap sebuah pesan.

Kini Yunji memilih untuk memasuki kamarnya berbaring di ranjang nyamannya dan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang dingin akibat terpaan angin malam.

Dengan handphone yang masih tergenggam erat di tangannya, Yunji beralih membuka aplikasi biru bergambar burung. Ia membaca kembali notifikasi yang beberapa hari lalu telah masuk dan mengguncang seluruh hiburan Korea.

"THE LAST BTS CONCERT"

Genangan air itu kembali mengalir, ini saatnya akhir dari segalanya.

Yunji kembali mengingat masa dimana ia baru pertama kali mengenal mereka hingga cinta pun tumbuh kepada salah satu di antara mereka.

Cinta yang bukan lagi sekedar antara fans dan idolnya, tapi cinta seperti yeoja dan namja pada umumnya. Dia, Jeon Jungkook orang yang mampu membuat Yunji tidak memikirkan namja lain dalam hidupnya.

Yunji menghela nafas kasar sambil menutup matanya perlahan, mencoba mencari ketenangan. Hingga akhirnya dia benar benar terlelap ke alam mimpinya.

From : pacar jungkook
Jeon.G

G

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝐏𝐒𝐈𝐊𝐎𝐋𝐎𝐆 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang