8

6.4K 706 51
                                    

SUDAH DIREVISI
.
.
.
.
.

*Author POV

Yunji sedari tadi tidak henti hentinya menggerutu sambil mengekori Jungkook yang sekarang menuju apartemennya.  Bagaimana tidak kesal, meski Yunji sudah menjelaskan mengapa kartu itu bisa ada padanya, Jungkook masih saja terus menuduhnya.

"Aku tau kau sengaja mengambilnya karena kau tau itu punyaku dan kau sudah menyusun rencana licik untuk menggantikan Kim yooswa"

Benar benar manusia di hadapannya ini menyebalkan. Jika kalian tau sifatnya ini mungkin kalian akan berhenti memuja mujanya dan memilih untuk melempari pisau pada perutnya.

Yunji tersadar dari lamunannya ketika dia tidak sengaja menabrak punggung Jungkook. Duh, sial

"Apa yang kau lakukan? Kau sengaja kan melakukan itu" tuduhnya sambil mengusap usap punggungnya seolah merasa jiji.

"Itu salahmu yang berhenti mendadak" ucapku kesal tanpa mengetahui kebenarannya. Sekarang Yunji benar benar menunjukkan sifat aslinya di depan Jungkook, tidak lagi acara jaim jaiman karena dia terlanjur kesal dengan namja tampan di hadapannya. Namun tidak bisa dipungkiri jauh di dalam hati Yunji getaran itu masih tetap sama, tidak berubah sedikitpun.

"Kau ini malah menyalahkan ku, jelas jelas aku sudah berhenti dari tadi, tapi kau malah terus berjalan hingga menabrakku. Dasar Modus" ucap Jungkook dengan menekankan kata modusnya.

Ingin sekali yunji mencakar wajah Jungkook dan menarik bibirnya agar tidak berbicara sembarangan.

Tanpa sadar Yunji sudah mengangkat tangannya bersiap untuk mencakar.

"Apa yang kau lakukan huh, mencakarku? Mau kupecat kau"

Sialan.

Yunji hanya bisa kembali menggerutu kesal sambil menurunkan tangannya.

Jungkook membuka pintu apartemennya, Yunji pun ikut masuk sambil menghentak hentakan kakinya saking kesalnya kepada Jungkook. Moodnya benar benar rusak.

"Apa aku mau merusak lantainya, itu sangat mahal gajimu sebulan tidak akan mampu menggantinya" ucap jungkook kemudian duduk di sofa dengan santainya.

"Aku bukan gajah yang bisa merusak benda seperti lantai, bahkan keramik saja lebih kuat dari kakiku. Dasar sombong, menyebalkan" gerutu Yunji pelan.

"Apa yang kau bicarakan sombong? Menyebalkan? Apa kau berani membicarakan bos mu diam diam. Sudah mending kau buatkan aku hot chocolate" perintahnya dengan seenak jidat yang lebar milik seokjin.

"Disini aku psikolog mu bukan pembantumu jadi jangan menyuruhku" tolak Yungi mentah mentah.

"Lakukan atau aku akan menyuruh mengemas pakaian ku dan melihat koleksi celan dalamku yang mahal" ada sedikit jeda

"Lakukan atau aku akan menyuruh mengemas pakaian ku dan melihat koleksi celan dalamku yang mahal" ada sedikit jeda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝐏𝐒𝐈𝐊𝐎𝐋𝐎𝐆 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang