20

5.5K 567 27
                                    

SUDAH DIREVISI
.
.
.
.
.

Dengan langkah gemetar, Yunji memasuki bilik. Kini mata indahnya tengah menatap objek di depannya dengan penuh kehawatiran.

Betapa hancurnya Yunji sekarang, melihat seseorang yang amat sangat dicintainya terbaring lemah tak berdaya. Bahkan untuk bernafas saja dia harus menggunakan alat bantu.

Dengan langkah pelan, Yunji menghampiri ranjang jungkook. Tangannya ia tumpukan pada besi di sisi ranjang jungkook, seolah kini berusaha menguatkan diri untuk objek di hadapannya.

Yunji terdiam cukup lama, hanya suara mesin pendeteksi jantung dan detikan jarum jam di dinding yang saling bersautan.

"Dasar menyebalkan, kau benar benar menyebalkan. Kau membuatku khawatir hiks" Yunji terduduk di lantai, menyandarkan kepalanya pada tangan yang masih memegang besi ranjang jungkook.

"Dimana jeon jungkook yang aku kenal hiks, dimana jeon jungkook yang kuat hiks. Dimana jeon jungkook yang ceria hiks. Dimana jeon jungkook sang pembawa senyum kelinci itu hiks. Aku benci kau, kembalikan Jungkook ku" Yunji benar benar tidak bisa menahan dirinya.

"Kau harus kembali kookie, kau tidak kasian kepadaku hah? Aku rela datang, mengorbankan rasa khawatir yang aku miliki untuk ayahku. Dan itu hanya karena kau jungkookie" Yunji kembali menangis meraung, bahkan dia tidak sadar sedari tadi seseorang memperhatikannya.

"Kau juga harus kuat seperti sebelumnya, aku yakin jika kau kuat, jungkook akan jauh lebih kuat untuk memperjuangkan hidupnya" Jimin.

Jimin yang sedari tadi memperhatikan Yunji, kini beralih menghampiri Yunji yang terduduk di lantai.
"Kuatkan dirimu, kami semua juga merasakan apa yang kau rasakan. Tapi kami berusaha untuk mengutkan jungkook dengan tidak menangisinya seperti ini"

Hug
Pergerakan Yunji yang tiba tiba membuat Jimin terhuyung ke belakang. Untungnya Jimin masih bisa menjaga keseimbangan. Yahh Yunji memeluk Jimin, menangis dalam pelukan Jimin untuk kedua kalinya.

"Kembalikan Jungkook ku Jim oppa, aku mohon" Yunji menangis sendu.

"Doakan yang terbaik untuk jungkook, aku yakin Tuhan masih menyayanginya" ucap Jimin sambil mengusap bahu yunji yang gemetar.

Apa aku salah?

***

"Sebaiknya kau pulang, kau pasti kelelahan. Bahkan ku belum beristirahat semenjak sampai di Seoul" namjoon

"Istirahatkan dirimu, kami akan di sini menjaganya" tambah jin.

"Bagaimana bisa aku beristirahat, sedangkan orang yang aku khawatirkan kini tengah berjuang" Yunji menatap ujung sepatunya.

"Aku tau kau khawatir, tapi setidaknya pikirkan juga kesehatanmu" taehyung.

"Dia akan merasa sedih jika kau jatuh sakit karenanya" kini hoseok yang ikut menanggapi.

"Kau pulanglah, setelah kau beristirahat tidak ada yang akan melarang mu untuk datang kari" Suga.

Yunji meminang Minang semua perkataan yang ia dapatkan. Ada benarnya juga. Yunji juga memerlukan tenaga untuk menghadapi keadaan jungkook yang seperti ini.

"Baikah aku pulang" Yunji berdiri dari tempat duduknya.

"Aku antar" ucap Jimin ketika Yunji meraih gagang kopernya dan dia hanya mengangguk sekialas sebagai jawaban.

Setelah itupun Jimin pergi dengan Yunji yang sudah berjalan beberapa langkah di depan Jimin.

"Bukankah dia aneh" ucap taehyung.

𝐏𝐒𝐈𝐊𝐎𝐋𝐎𝐆 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang