7

6.6K 744 29
                                    

SUDAH DIREVISI
.
.
.
.
.

Yunji memasuki apartemennya, meski jam sudah menunjukkan pukul 3 pagi rasa kantuk belum juga ia rasakan. Malah kini digantikan dengan rasa khawatir dan cemas. Bagaimana tidak, seseorang yang diam diam telah dicintainya sejak lama kini harus merasakan sakit.

Yunji memilih untuk mandi sebentar, sekedar untuk menyegarkan tubuhnya. Setelah semua ini dia benar benar lelah, belum lagi perjanjian yang ia buat dengan manager sejin.

Dengan kondisi badan yang lebih segar, Yunji menuju balkon apartemennya. Meski pikirannya masih kalut akan semua hal yang ia lihat tadi di hadapannya. Yunji memegang book notes nya, berusaha meluapkan semua emosi yang ada dalam pikirannya dalam secarik kertas dan seutas kaliamat.

Sakit rasanya melihatmu seperti itu. Kau yang pandai dalam menyembunyikan suatu hal, atau kami yang terlalu bodoh untuk memahamimu.

Dimata kami kau selalu sempurna, tapi itu justru menjadi sebuah beban tersendiri bagimu. Kau memaksakan dirimu sendiri.

Kami tau kami egois, memintamu untuk selalu ada bersama kami. Tapi manusia memiliki kebebasan tersendiri, dan aku baru menyadarinya.

Tak dapat dipungkiri aku juga egois jungkook oppa. Maafkan aku.

Setetes air jatuh dari bendungan, mengalir di pipi Yunji dan berakhir membasahi book notesnya.

Dinginnya hawa malam yang menerpa kulit Yunji, membuat mata gadis itu semakin berat. Tanpa sadar ia memejamkan matanya dan tertidur tanpa mengubah posisinya, dia tertidur di luar.

***

Kali ini bukannya alarm yang membangunkannya, melainkan sinar matahari yang secara lancang menyilaukan matanya. Membuat gadis pemakai hoodie ini terbangun dari alam bawah sadarnya yang singkat.

Meski kondisi matanya masih sangat berat karena dia tidur hanya 3 jam, Yunji harus memaksakan dirinya untuk bangun. Alih alih berdiri, digerakkan saja tubuhnya terasa kaku, sakit di bagian punggung dan lehernya akibat posisi tidur yang tidak nyaman, bahkan sangat tidak nyaman.

Yunji tetap memaksakan dirinya, hari ini dia tidak boleh telat. Yunji memiliki janji dengan seseorang. Begitu sangat penting sampai ia mengabaikan kondisi tulang belakang dan lehernya yang rasanya ingin patah.

***

*Yunji POV

Aku menyusuri lorong ruangan, dimana banyak ruang ruang dengan pintu tertutup. Secarik kertas tak luput dari pandanganku saling bergantian dengan arah tujuan ku.

Butuh sekiranya 10 menit untuk menemukan ruangan yang dituju. Aku berdiri di depan pintu kayu bercat putih dengan tulisan

PRIVATE ROOM

Aku menghembuskan nafas kasar, hawa panas menjalar pada tanganku, aku menyiapkan hati untuk masuk ke dalam ruangan. Biar bagaimanapun aku akan bertemu dengan idolku, bukannya didasari atas kebahagiaan melainkan kekhawatiran.

Aku mengetuk pintu beberapa kali hingga muncullah seseorang di balik pintu.

"Oh kau, silahkan masuk. Kami sudah menunggumu" manusia di depannya ini membuat nafasku tercekat sepersekian detik.

"N-nee" jawabku gugup.

Aku memasuki ruangan mengikuti taehyung oppa yang tadi membukakan pintu untukku.
Di depanku duduk enam namja tampan kecuali taehyung oppa tentunya karena dia masih berdiri di sampingku.

Mataku beralih menatap satu per satu dari mereka, hingga pada bagian ujung aku menangkap namja dengan balutan hoodie hitam, raut mukanya membuatku menghembuskan nafas kasar. Meski keadaannya tidak Sekacau kemarin, tapi aku dapat melihat masih ada segurat kesedihan di wajahnya.

𝐏𝐒𝐈𝐊𝐎𝐋𝐎𝐆 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang