29

4.5K 450 34
                                    

SUDAH DIREVISI
.
.
.
.
.
Btw ini udh masuk ke chapter kelanjutannya ya

"boleh ikut duduk"

Seketika yunji menolehkan pandangannya, kini dia malah berhadapan dengan seseorang yang sedari tadi dihindarinya, Jungkook. yunji memutus kontak, buru buru ia menetralkan raut wajahnya.

Yunji hanya menggeser tempat duduknya, menandakan bahwa yunji mempersilahkan jungkook untuk duduk di sampingnya. Jungkook pun mengerti akan tindakan yunji, kini dia beralih menduduki sisi kosong di samping yunji setelah sempat mencetak senyum tipis entah kepada siapa.

"ada apa?" tanya yunji tanpa menatap jungkook, jujur yunji sekarang merasa tidak nyaman dengan kehadiran jungkook di waktu yang tidak tepat.

"ingin mencari udara" jawabnya singkat.

"bisa di tempat lain"

"tapi kau hanya ada disini" entahlah yunji tidak mengerti akan jawaban yang jungkook berikan.

"kenapa?" jungkook kembali membuka suara

"apanya?"

"kenapa menghindar?" yunji mulai tidak nyaman atas perkataan jungkook. Kalian tau? yunji tidak mudah terbuka dengan keadaanya dan dia sama sekali tidak suka diintimidasi seperti ini.

"aku tidak menghindar" jawabnya berusaha untuk terlihat biasa saja.

"simpan saja kebohongan mu untuk dirimu sendiri"

Yunji malas untuk membalas perkataan jungkook, karena yunji tau jika ia membalas mungkin jungkook akan merasa aneh akan perubahan sikapnya yang tiba tiba itu. Jadi dia hanya diam menunggu namja itu pergi dari hadapannya.

Hening

"jung"

Yah katakan saja bahwa dia benar benar tidak bisa mendiami jungkook seperti ini. Kali ini yunji mengarahkan pandangannya ke arah jungkook, tidak seperti sebelumnya.

Jungkook yang merasa terpanggil pun mengalihkan pandangannya kepada satu satunya orang yang berada di sekitarnya, alhasil pandangan mereka kembali bertemu.

Manik mata bulat dan manik mata kecil itu bertemu lagi, dimana salah satu sorot itu berusaha menjelaskan sesuatu.

"jungkook" panggil yunji kembali.

"hm?"

"jungkookie?" yunji tidak mengerti akan jalan mulutnya, padahal dia sendiri sudah melihat dengan jelas bahwa lawan bicaranya itu sudah memperhatikannya sedari tadi.

Tanpa yunji sadari di tengah redupnya lampu malam, sedikit semburan rona merah muncul ketika seseorang memanggil namanya dengan begitu manis.

"kau percaya padaku?" tanya yunji sedikit ragu.

"bukankah aku telah mengatakannya, aku tau kau tidak mendengar dengan jelas karena kau terlalu memperhatikan ketampananku" oh ayolah, jungkook memang tidak mengerti suasana sama sekali.

"aku serius jeon jungkook" ucap yunji dengan sedikit penekanan, saat itu pula jungkook menyadari ada sorot keseriusan di matanya.

"tentu, aku telah mempercayaimu" ucap jungkook yang kini telah berubah serius.

"percayalah padaku, jika suatu saat kau tau, kau harus percaya jika aku melakukannya untuk kebaikanmu dan aku mempunyai alasan yang jelas di balik itu"

"m-maksudmu?"

"meski suatu saat kau mengetahui kalau aku berbohong" yunji memberanikan diri untuk menggenggam tangan jungkook meski sempat ada raut keterkejutan di wajahnya, yunji juga dapat merasakan matanya memanas saat mengatakan itu.

𝐏𝐒𝐈𝐊𝐎𝐋𝐎𝐆 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang