END.
#3 in Sowjin (May 25th 2020)
Dari jaman SMA yang nggak pernah akur, akhirnya membuka usaha di bidang sama, dan letaknya yang kebetulan bersebrangan. Membuat Seokjin dan Sojung rela menjatuhkan satu sama lain.
Dibantu para pegawai yang sifatnya...
Setelah 6 tahun berlalu, akhirnya Sojung kini bisa menatap bangga gedung di depannya sekarang ini.
Sunrise Restaurant
Sojung menghela nafasnya. Sangat bersyukur dia bisa sampai sejauh ini. Setelah perjuangan yang panjang, dari menjadi koki di sebuah restoran dahulu. Dia sering dimaki karena masakannya yang kurang inilah, itulah. Hal itu yang membuat Sojung makin semangat untuk mengasah kemampuan memasaknya. Hingga saat dia sudah yakin seperti saat ini, ia membuka usahanya sendiri.
"Semoga usaha aku hingga detik ini nggak pernah sia-sia ya," gumam Sojung.
Kemudian, dia memilih masuk untuk melihat-lihat lagi bagaimana restaurant yang akan dibuka seminggu lagi nanti.
Sojung masuk ke ruangan pribadi yang telah dibangun khusus untuknya. Kemudian, duduk di kursi berwarna ungu, warna kesukaannya.
"Ah ... nyamannya."
"Okay, Sojung! Sekarang mari kita lihat apa yang diperlukan lagi nantinya." Sojung membuka buku catatannya.
"Membeli banner untuk restoran ... sudah."
"Menyebar brosur untuk mencari pegawai ... sudah!"
"Syukurlah udah semua ya. Aku tinggal tunggu orang ngelamar kerja disini."
"Semoga aja ada yang mau ya ...."
Kling ... Kling
Bunyi itu menandakan bel yang berbunyi di pintu masuk, karena ada yang masuk ke restoran. Sojung kemudian beranjak dan mengecek siapa yang datang kesini. Apa anak yang ingin melamar kerja? Astaga, bahkan Sojung tidak berdandan yang benar hari ini. Justru, dia tidak siap meng-interview para calon.
Sojung tersenyum senang saat melihat siapa yang datang, bahkan sampai melompat-lompat dan kemudian berteriak. "Mas Suho!"
"Halo ... adik kecilku."
"Ya ampun akhirnya dateng. Seneng banget," ucap Sojung kemudian memeluk kakak tersayangnya itu.
"Ya sebenernya aku sibuk. Cuma demi adek tersayang, apa sih yang enggak?" jawab Suho dengan mengelus puncak kepala adiknya itu.
"Syukur deh kalau gitu. Aku seneng! Pokoknya minggu depan harus hadir ke pembukaan restoran aku ya, sama Mbak Irene juga!" ucap Sojung yang dibalas anggukan oleh Suho.
"Btw, dimana Mbak Irene? Nggak ikut?" tanya Sojung.
"Irene masih banyak pemotretan. Dunia model ternyata sesibuk itu. Sampai kadang aku jarang bisa menghabiskan waktu dengan istriku," gerutu Suho.
"Hei, tapi 'kan bisa menghasilkan uang banyak? Itu menyenangkan tau," ucap Sojung.
"Ck, terserahlah. Tapi kalau itu menurutmu menyenangkan, kenapa nggak nerima tawaran Irene dulu? Kamu sekarang pasti bisa menjadi model seperti dia. Dapat uang banyak, bisa membeli barang branded kesukaanmu."
"Kalau begitu, usahaku selama ini sia-sia dong? Aku pengen banget bisa banggain mama. Mama udah percaya sama aku sampai sejauh ini, Mas. Lagipula aku suka memasak kok, banget malah. Dan juga aku ingin ...." Sojung menggantungkan kalimatnya.
"Ingin apa?"
Sojung tersenyum. "Membuktikan sesuatu pada bedebah itu."
"Ya pastilah dukung. Yaudah deh, semangat ya. Pokoknya tau batasan juga, kalian itu udah pada dewasa. Bukan otak anak SMA lagi."
Sojung tersenyum, "Makasih."
Suho memperhatikan sekeliling restoran Sojung. "Dek, kamu nggak mau ini sedikit renovasi? Biar kelihatan lebih mewah gitu. Dan kalau bisa agak dilebarin nanti. Aku bantu sedikit dananya deh."
Sojung menggeleng. "Aku bener-bener mau dari nol, Mas. Aku gak mau ngerepotin siapapun, termasuk Kakak atau Mamaku sendiri. Karena aku pengen tau gimana rasa suka dukanya dunia bisnis, biar punya pengalaman. Doain aja deh Mas biar nanti bisa sukses, biar bisa jadi restoran ternama!"
Suho tersenyum bangga karena pemikiran adiknya itu. "Duh, udah gede ya adekku. Good, pemikirannya udah dewasa. Itu tandanya kamu siap, semangat ya!"
Sojung tersenyum kemudian mengalihkan pandangan ke arah sebrang restorannya, terlihat beberapa kuli bangunan yang sedang sibuk bekerja.
"Mas Suho, itu kira-kira mau ngapain ya? Bangun toko apa ya?" tanya Sojung sambil menunjuk ke arah sebrang.
"Tau ... mau buka toko juga kali ya? Kelihatan 'kan itu mau dipasang nama tokonya," jawab Suho.
Sojung melihat lagi nama toko yang hendak dipasang, "Epiphany?"
"Itu toko apa ya?"
"Semoga aja deh ya ... bukan di bidang yang sama kayak aku. Nanti aku juga harus kenalan sama pemilik tokonya. Barang kali cowok ganteng 'kan?" gumam Sojung.
Baiklah, mulai hari ini. Kim Sojung, 24 tahun. Siap untuk terjun ke dunia bisnis dan memasak.
Cerita sebenarnya baru akan dimulai
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kim Suho
Sojung's brother.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Irene Kim
Suho's wife. Kakak ipar Sojung.
## Next ga nih? Vote & komen yuk! 💓
Jujur, cerita ini terinspirasi setelah liat Tuan krab sama plankton gelud mulu :")