RIVAL 20

712 117 36
                                    

"Setengah villa ini kita yang nempatin," ujar Sojung ke karyawan-karyawannya itu saat sudah sampai di villa, tempat mereka singgah sementara nantinya. "Setengahnya lagi mungkin ditempatin orang lain? Aku kurang tau, yang pasti ada batasnya kok. Jadi, kalian gak usah macem-macem!"

"Siap, Bu Bos!" jawab pasukan matahari terbit.

"Terserah kalian mau pilih kamar yang mana. Satu kamar dua orang," ujar Sojung lagi. "Ada yang mau nemenin aku nggak?"

"Sama kita aja, Mbak," sahut Sinbi yang dibalas anggukan oleh Yewon. "Udah ku lihat kamarnya ada dua kasur lumayan gede. Kurasa masih cukup dibuat kita bertiga."

"Oke deh, makasih!" jawab Sojung senang. "Kalian boleh mandi atau beres-beres kamar dulu. Nanti kita masak-masak ya buat makan siang? Terus nyantai aja nanti sore buat keliling-keliling desa sini."

"Kapan kita ke gunungnya, Mbak?" tanya Eunha. "Gak sabar banget duh."

"Besok pagi, Na. Pasti bagus banget besok," jawab Sojung. "Sekarang kalian beres-beres dulu ya?"

Mereka semua mengangguk dan memilih untuk ke kamar masing-masing.

Sinbi, Yewon, dan Sojung masuk ke kamar mereka. Membuka gorden dan menampakkan pemandangan indah di luar.

"Mbak, ini kasurnya didempetin aja ya? Biar gak kepisah-pisah gitu kalau tidur," ujar Yewon sambil terkekeh.

"Iya, terserah kamu aja," jawab Sojung. "Sini ... aku bantuin."

Mbak sama adiknya lagi susah-susah dorong kasur, Sinbi malah asik melihat pemandangan luar.

Mata Sinbi membulat sempurna waktu lihat ada minibus tadi pagi berjalan pelan dan berhenti tepat di depan villa mereka. Dari situ aja Sinbi sudah tau kalau itu pasti 'rival' mereka.

Sinbi bisa lihat lelaki yang pernah membantunya waktu itu—Hoseok—menghadap atas lalu melambaikan tangan ke arah Sinbi.

Dengan senyum malu, Sinbi membalas lambaian Hoseok. Tapi, mereka berdua tidak tahu saja jika tingkah lakunya sedang dipantau oleh pasukan Epiphany.

"Loh? Mereka juga nginep di sini?" tanya Jennie sambil melepas kacamata hitamnya. "Kok kita bisa barengan sih liburan bareng mereka?"

Yang lain juga sama terkejut, tetapi kemudian biasa saja karena memang mereka sudah berhubungan baik dengan para rival restoran itu.

Kecuali Seokjin dan Jennie yang masih belum bisa berdamai.

"Ya mana tau? Udah gak usah protes," jawab Namjoon kemudian mendorong Jennie pelan. "Udah yuk masuk!"

Mereka semua menurunkan barang-barang, setelah itu masuk satu per satu ke villa yang akan mereka tempati. Sisa Jungkook, Jimin, dan Taehyung di luar menemani supir minibus untuk berbenah.

"Makasih ya, Pak ... atas jasa supirnya," ucap Taehyung. "Nanti pasti dihubungi lagi kalau waktunya pulang."

"Kita masuk dulu, Pak. Assalamualaikum!" sahut Jimin dan Jungkook berbarengan.

"Eh tunggu, Mas!" ucap supir itu tiba-tiba. "Ini Bos kalian ketinggalan loh."

"Hah?"

Mereka langsung berlari kembali ke minibus dan mendapati bos mereka yang sok 'angkuh' masih tidur nyenyak di samping kursi supir.

"Astaga, Mas. Ini bosnya ngiler pisan eui!" teriak sang supir histeris. "Duh, sayang kursi saya atuh!"

"Aduh, Bos lu tuh, Kook," ujar Jimin. "Malu-maluin banget anjir."

"Bicit banget, kan bos lu juga, Bang," jawab Jungkook sewot. "Bangunin deh!"

"Gak mau! Suruh aja tuh adek sepupunya bangunin," ujar Jimin kemudian menatap Taehyung. "Bangunin, Tet!"

Taehyung memutar bola matanya malas kemudian mendekat ke kakak sepupunya itu. "Bang, bangun woi!"

Karena nggak cepat bangun, Taehyung mengambil botol minumnya yang ada di tas, kemudian menyiramnya ke kakak sepupunya yang selalu 'sok' angkuh itu.

Padahal tidur pun masih ngiler kemana-mana.

Byur

"Astaga dragon!" teriak Seokjin terkejut bangkit dari tidurnya. "Sini tangan kosong kalau berani!"

"Oh, ngajak gelud nih?" tukas Jungkook kemudian melipat lengan kemejanya. "Ayo sini maju!"

"Heh!" sahut Jimin sambil menepuk pundak Jungkook keras. "Dia bos lu, woi!"

"Eh iya anjir. Aduh sorry-sorry," jawab Jungkook kemudian membetulkan kemejanya.

"Ngajak gelud siapa lu, Bang?" tanya Taehyung ke Seokjin.

"Eh ... kaga, cuma mimpi gelud saya tadi," jawab Seokjin. "Sama Sojung."

"Anjir parah, sampe di mimpi pun adu jotos?" sahut Jimin. "Apa jangan-jangan kalian sebenernya jodoh ya? Uwuuu."

Seokjin melayangkan tangannya yang membuat Jimin reflek melindungi dirinya. "Ngomong lagi, gue gampar lo!"

"Duh, ampun—"

"Aduh!" seru Seokjin tiba-tiba. "Duh, kebelet pipis. Minggir-minggir, mau lewat!"

Seokjin berlari meninggalkan Jimin, Taehyung, dan Jungkook yang masih melongo melihat tingkah lakunya.

Yakin ini bos mereka? Kayaknya lagi kesurupan deh.

Seokjin berhenti, kemudian berbalik badan dan berteriak, "Toiletnya mana woi!"

"Lurus aja terus belok kiri!" jawab Taehyung yang memang sudah pernah ke villa ini untuk survei.

Dengan sisa tenaganya, Seokjin berlari memasuki villa kemudian belok kiri seperti apa yang dikatakan Taehyung.

"Mbak ke bawah dulu ya? Mau buang nih sampah-sampah yang udah kamu sapu," ujar Sojung sambil membenahi sedikit sheetmask-nya yang baru ia pakai.

"Oke, Mbak."

"Kalau kamu mau pakai sheetmask kayak aku ambil aja di totebag ku itu," ujar Sojung yang dibalas mata berbinar oleh Yewon.

Sinbi dimana? Jangan ditanya, dia lagi asik berpetualang di alam mimpinya.

"Beneran? Asikk ... makasih, Mbak!" jawab Yewon yang dibalas anggukan Sojung, kemudian Sojung memilih untuk segera ke bawah membuang sampah.

Sojung sempat dengar suara bising di luar. Apa ini mungkin penghuni lainnya udah datang ya?

Villa ini memang disewa setengah sama Suho, karena memang besar banget. Setengah aja mungkin udah lebih dari cukup. Dan setengah lagi akan dihuni sama orang lain. Sudah ada batasnya sih, tapi kalau mau berbaur juga nggak apa, pintu utama masuk juga tetap jadi satu.

Ibu villanya tadi juga sempat bilang bakal ada yang sewa villa ini untuk hari ini.

"AH ANJIR KEBELET!"

Sojung terperanjat mendengar suara lelaki yang begitu keras. "Astaga, kenapa sih tuh?"

Terus melangkah akhirnya Sojung melihat perawakan lelaki yang membelakanginya, Sojung lihat kaki lelaki itu nampak gemetar.

Apa ini ya yang kebelet tadi?

"Ma—"

"WAAAAAAAAAAAAA!"

Seokjin terkejut dan berteriak saat melihat wanita yang wajahnya putih dan rambutnya terurai panjang.

Sementara Sojung terkejut dan berteriak karena lelaki di depannya berteriak saat melihatnya, tapi tunggu ....

INI KAN SEOKJIN? KENAPA DIA DI SINI?

"SOJUNG?" ujar Seokjin terkejut kemudian ....

Pyur

"SEOKJIN JOROK BANGET IH!" teriak Sojung akhirnya. "KOK PIPIS DI SINI SIH?"













💜💜💜

Aku tau part ini receh, tapi biarlah. Penting up ya 😂
Pengen cepet-cepet rempungin nih buku, udah gemes aku.
Endingnya udah kebayang, tapi sumpaaa memberantas malasku untuk mengetik susah bgt T_T, mian wan-kawan 😭
Tunggu, part berikutnya ya


Rival •bangchin ft. K-idols ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang