"Terima kasih untuk semuanya yang sudah menyempatkan hadir disini, terutama untuk Mama dan Kakak. Tanpa dukungan kalian, aku nggak yakin bisa sampai sejauh ini. Aku sangat senang sekali walaupun restoran ini masih tergolong sederhana," ucap Sojung mantap.
Kini hari yang ditunggu telah tiba, pembukaan restoran yang selama ini dia dambakan. Walaupun masih sederhana, Sojung sangatlah bangga. Karena ini murni hasil jerih payahnya selama ini.
Hari ini pun Sojung bergaya elegan bak Ibu Bos yang sosialita pada umumnya. Terlihat sangat cantik di mata semua orang.
Bahkan Joshua, Mingyu, dan Jaehyun sempat terkagum-kagum akan kecantikan Bos nya itu.
"Semoga restoran saya bisa memuaskan pelanggan nantinya, bisa sukses suatu saat nanti. Saya sangat percaya dengan para pegaw— Ah, bukan. Saya sangat percaya dengan keluarga, teman, adik saya disini yang akan membantu saya."
Para pegawai yang sudah dianggap Sojung keluarga itu tersenyum. Merasa senang karena memiliki atasan yang rendah hati seperti Sojung.
"Dengan memotong pita ini, saya nyatakan restoran ini resmi dibuka!" Sojung mengambil sebuah gunting yang sedang dibawa oleh Jaehyun kemudian memotong pitanya.
Disusul dengan tepuk tangan meriah dari para hadirin yang hadir. Sojung tersenyum senang, merasa bangga akhirnya restoran ini bisa dibuka.
"Terima kasih semuanya, silahkan dinikmati hidangan yang tersedia."
Sementara yang lain menyantap hidangannya, Sojung hanya tersenyum sambil melihat restoran yang akan mulai beroperasi hari ini. Hingga ada seseorang yang menepuk pundaknya, membuat atensinya teralih. "Mama!" Sojung langsung memeluk sang Mama.
"Mama bangga sama kamu. Kamu sudah mewarisi ilmu yang mama punya. Semoga restoranmu ini laku terus ya, Nduk," ujar Ibu Sojung bangga.
"Terima kasih, Ma. Kalau bukan berkat dukungan mama dan kakak. Aku nggak bisa sampai sejauh ini." Yang dibalas anggukan sang mama.
Pelukan terlepas dan atensi Sojung beralih ke wanita di belakang mamanya. "Mbak Irene!" seru Sojung senang.
Irene tersenyum. "Selamat ya dek. Semoga sukses nanti restoranmu ke depannya."
Sojung memeluk Irene. "Terima kasih, Mbak. Udah nyempetin kesini juga. Pasti lagi sibuk 'kan?"
"Ya sama-sama. Masa ke acara adek ipar tercantik ini nggak bisa? Harus bisa dong."
Setelah berpelukan dengan Irene, Sojung berpelukan dengan Suho. Setelah itu dia mempersilahkan mereka untuk segera makan.
Hingga terdengar suara yang tidak asing memanggilnya dari arah belakang.
"Selamat ya, Sojung." Sojung menoleh dan agak terkejut melihat siapa yang datang.
"Terima kasih. Tapi, apa aku pernah mengundangmu kesini. Tuan Kim Seokjin?"
Seokjin tertawa. "Wah, aku sakit hati. Jadi sebenarnya aku tidak diundang? Padahal nanti aku ingin mengundangmu di acara ku."
"Dan ya ... aku kesini tentunya ingin memberi selamat kepada rivalku. Juga memberi tahu—" Seokjin menjeda kalimatnya.
Seokjin mendekat ke arah Sojung membuat Sojung mundur perlahan. Namun, Seokjin menahan Sojung dengan memegang bahunya, hingga saat Seokjin sampai di sebelah telinga Sojung. "Siap-siap restoranmu akan bangkrut dalam waktu dekat. Kau pasti akan kalah bersaing denganku," bisik Seokjin yang membuat rahang Sojung mengeras menahan amarah.
"Kau memang selalu kalah bersaing denganku sejak dulu 'kan?" ejek Seokjin dengan smirk yang menurut Sojung sangat menjijikkan itu.
Tidak, Sojung tidak ingin mengingat masa-masa dulu lagi. Itu sangat menyakitkan.
"KAU!" teriak Sojung marah yang membuat semua orang memperhatikannya sekarang.
Seokjin yang melihat itu tersenyum mengejek. "Lihat ... kau bahkan masih sama seperti dulu. Aku yakin pasti tak akan pernah maju."
Suho yang melihat para hadirin mulai berbisik dan adiknya yang terlihat marah akhirnya mulai menuju ke arah Sojung.
"Sojung ada ap— Seokjin!"
"Oh, halo lama tak jumpa Bang Suho."
"Mau apa lagi kamu? Adik saya sudah tidak pernah mengganggumu lagi. Kenapa kau masih mengusiknya?" tanya Suho yang mulai menahan emosi.
"Aku tidak mengusiknya. Aku hanya—" Belum menyelesaikan ucapannya Sojung langsung menyeret Seokjin keluar dari restorannya.
Seokjin juga cukup terkejut dengan tenaga Sojung yang menyeretnya. Ternyata saat perempuan marah seram juga ya. batin Seokjin.
Sesampainya di luar Sojung langsung melepas kasar tangannya yang sedang menggenggam Seokjin. "Kau! Jangan pernah menggangguku lagi! Aku muak denganmu."
"Muak atau senang? Kau menggenggam tanganku sangat erat tadi."
"Bedebah sialan! Aku tak peduli dengan itu! Jika kau memang ingin bersaing, mari bersaing secara sehat! Tidak perlu mengusik atau sampai mengingatkanku dengan hal yang sudah terjadi!"
"Sayangnya aku ingin bersaing lagi seperti dulu, Nona Sojung. Itu sangatlah seru. Ada yang menang dan kalah sudah biasa 'kan?"
Sojung diam, jujur dia agak ragu. Karena restoran Seokjin jelas lebih high class daripada punya dia. Tapi, belum tentu masakannya juga kan?
"BAIKLAH!" seru orang tiba-tiba yang membuat mereka berdua menoleh.
"Aku tidak tahu siapa Om ini. Tapi jelas sekali kau membuat Mbak Sojung marah dan aku tidak terima! Aku akan membantu Mbak Sojung sampai bisa mengalahkanmu nantinya, Om kurang ajar!" seru gadis berambut pendek kebanggaan Sojung, Eunha.
"Bukan 'aku' Eunha. Tapi, kita semua." Yuna datang dengan yang lainnya.
Sojung tersenyum haru bagaimana para karyawan yang sudah dia anggap sebagai keluarga membelanya.
"Hah? Om? Om ndasmu ta. Saya itu masih muda, seenaknya aja dipanggil, Om!"
"Brewokan sebanyak gitu kok nggak mau dipanggil Om. Ngaca deh, Om," ujar Sinbi savage seperti biasa yang membuat mereka tertawa dan Seokjin yang cemberut sebal.
"Kalau kau mengusik Mbak Sojung lagi. Kami nggak akan tinggal diam!" seru yang paling muda, Yewon.
"Tenang, Pak Seokjin," teriak seseorang dari kejauhan.
"Pfft ... Pak Seokjin. Nahkan, udah tua ngaku aja deh Pak," ujar Yerin yang membuat mereka tertawa lagi.
Seokjin kesal dan memukul pantat lelaki bernama Jeon Jungkook. "Aduh! Sakit, Bang!"
"Lagian manggil Pak segala. Udah saya bilang kan panggil Abang saja! Bikin saya malu kamu!"
"Ampun!"
"Yang jelas kita akan membantu, Mas Seokjin," ujar Jiho yang melangkah mendekat diikuti karyawan lainnya.
Seokjin mengeluarkan smirk nya lagi. Seakan punya lebih banyak orang yang akan membelanya, pastinya akan menang.
Sojung menghela napas kemudian tersenyum. "Baiklah. Aku siap bersaing denganmu Seokjin! Kita lihat saja, siapa yang menang dan siapa yang kalah!"
"Okelah. Tunggu tanggal mainnya, Nona Kim Sojung."
Jadilah sekarang, mereka berhadap-hadapan bak siap bertarung dengan tatapan yang ... tidak bisa dijelaskan.
Siapa yang akan menang?
###
Jadi bayangin, gimana kalau Seokjin brewokan 😂.
Mungkin di awal ini masih banyak yang Sowjin. Karena mereka belum pada ketemu. Sabar ya :")
Next? Jangan lupa pencet bintang dan kasih komentar. 💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Rival •bangchin ft. K-idols ✔
FanfictionEND. #3 in Sowjin (May 25th 2020) Dari jaman SMA yang nggak pernah akur, akhirnya membuka usaha di bidang sama, dan letaknya yang kebetulan bersebrangan. Membuat Seokjin dan Sojung rela menjatuhkan satu sama lain. Dibantu para pegawai yang sifatnya...