RIVAL 17

734 106 27
                                    

Yerin menatap sendu mesin ATM yang ada di depannya, saldonya semakin hari semakin menipis. Pemasukan dari kerjanya pun tidak seberapa.

Apa Yerin harus pindah kerja?

Dia mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan ke seseorang, berharap seseorang itu tidak akan kecewa kepada dirinya.

Ibu💜

Bu, aku belum dapat uang. Aku transfer Minggu depan ya? Yerin janji Minggu depan.

Besok nggak bisa ya, Nak? Ini adik kamu udah ditagihin mulu SPP nya.

Nggak bisa, Bu. Maaf. Tapi Yerin bakal usahain secepatnya.

Selama ini Yerin membantu mencukupi kebutuhan keluarga setelah ayahnya meninggal, ibunya hanya kerja serabutan di kampungnya dan hasilnya pun hanya cukup untuk makan sehari-hari.

Dia juga rela untuk tidak berkuliah dahulu untuk membantu ibunya mencari nafkah. Awalnya tujuannya ke kota besar ini adalah ingin berkuliah, namun Yerin memutuskan untuk cuti dahulu karena tidak cukup uang.

Dirinya memutuskan untuk membeli minum dahulu di gerai terdekat. Ya ... setidaknya uangnya hari ini masih cukup untuk dibuat membeli makanan atau minuman.

..

Setelah memesan apa yang ingin ia makan, Yerin menghela napas berat dan meletakkan kepalanya di atas meja sambil melihat bagaimana orang-orang berlalu lalang di hadapannya dengan wajah bahagianya.

"Kenapa semua orang bisa seneng gitu? Sedangkan aku ...."

Merantau di kota orang bukanlah hal mudah, apalagi Yerin benar-benar sendirian saat kesini. Syukurlah, Yerin anaknya mudah bergaul.

Mungkin selama ini dia dikenal sebagai happy virus di restoran, di kampus, dan di berbagai tempat. Namun, tak banyak yang tahu bahwa di balik eyesmile itu terdapat jiwa yang lelah dan rapuh.

Tanpa sadar, dirinya terisak. Memikirkan nasibnya yang entah bagaimana nantinya. Kalau begini terus, apa bisa ia melanjutkan kuliahnya nanti? Bagaimana dengan impiannya?

"Yerin?" Suara berat itu tanpa sengaja membuat kepala Yerin reflek menoleh ke atas.

"Taehyung?"--Yerin mengusap bekas air matanya yang keluar--"Ada apa kesini?"

"Nggak usah disembunyiin gitu, gue udah tau kalau lo nangis," ucap Taehyung.

"Maaf."

"Butuh temen cerita?" tawar Taehyung. "Barang kali ... gue bisa bantu?"

Yerin yang awalnya diam, pelan-pelan mengangguk. Dia rasa dia memang butuh teman cerita yang siapa tau bisa sekaligus memberi solusi untuknya.

Dia lelah memendamnya sendirian terus-menerus, sungguh ....

Yerin akhirnya menceritakan semua, tentang kesusahannya akhir-akhir ini. Sangat berharap jika Taehyung yang beberapa bulan ini sudah menjadi temannya bisa membantu.

Taehyung tersenyum tipis setelah mendengar cerita Yerin, sedikit kasihan atas apa yang dialami gadis ini.

"Lo kuat, Yer. Kuat banget ...."--Taehyung menepuk pundak Yerin pelan--"jujur, untuk masalah ini. Gue juga belum bisa bantu karena tabungan gue juga nipis. Tapi gue bisa bantu yang lain?"

"Apa aja? Lowongan kerja lagi? Gak apa-apa. Aku bisa kerja dobel," ucap Yerin.

"Kalau lo kerja dobel, raga lo yang bakal capek," jawab Taehyung. "Gini ... gimana lo pindah kerja ke restoran gue kerja? Gue denger abang gue mau buka lowongan lagi."

Mendengar ucapan Taehyung, Yerin mengeryitkan dahinya. "Abang? Pak Seokjin Abang kamu?"

"Ups ... ketauan ya?" ucap Taehyung. "Bukan juga sih, sepupu jauh gue."

"LAH TERUS KENAPA KERJA DISANA JUGA?" teriak Yerin reflek.

"Ya ... gue pengen ngerasain gimana usaha bener-bener dari nol," ucap Taehyung. "Tanpa ngerepotin orang tua."

Idaman banget! batin Yerin.

"Jadi gimana?" tanya Taehyung lagi yang memecah lamunan Yerin. "Gini ... bukan maksud gue buat ngajak lo ke pihak abang gue, tapi ya ... restoran si Sojung 'kan belum terlalu jelas gimana gajinya nanti 'kan? Jadi, coba bicara baik-baik ke mereka dan cerita gimana kondisi lo, Rin. Gue yakin Sojung bakal ngerti."

"Tapi ... restoran Mbak Sojung hampir jatuh juga gara-gara sepupu kamu itu," ucap Yerin sedikit jengkel. "Kalau andai dia nggak ngusik dengan cara yang licik. Pasti finansial ya juga aman-aman aja tuh ...."

"Soal itu ... maaf. Gue nggak pengen ikut campur masalah Bang Seokjin karena ya gitu deh! Udah beberapa kali coba gue tegur tapi bandel banget. Ini juga gara-gara papanya sih," ujar Taehyung.

"Kenapa papanya?"

"Papa Seokjin itu gak pernah setuju kalau Seokjin masuk dunia masak. Jadi, lewat restorannya Seokjin pengen buktiin ke papanya, kalau dia bisa jadi sukses meskipun terjun di dunia masak!"

"Oh gitu ...." Yerin menganggukkan kepalanya. "Ish, tapi tetep aja caranya ke Mbak Sojung itu super salah!"

"Udahlah, biar aja mereka yang selesaiin. Sekarang gimana keputusan lo?"

Yerin diam, ini sungguh keputusan yang sulit. Gaji di restoran Seokjin yang amat ia butuhkan. Di sisi lain, di restoran Sojung, ada banyak orang yang sudah serasa keluarga sendiri bagi Yerin.

Yerin takut mereka akan kecewa ....

***

Akhirnya dan mau tak mau, Yerin tetap mengambil keputusan ini. Bekerja di restoran Seokjin.

"Baik, Yerin. Karena kau sudah resmi jadi pegawai di sini. Jadi ... kau harus segera mengundurkan diri dari restoran Sojung ya?" ucap Seokjin sambil menatap Yerin tajam.

"Tapi, Pak ... saya masih bisa kok untuk kerja dobel," ucap Yerin sedikit gugup.

"Iya, tapi nanti kerja kamu disini malah nggak maksimal. Saya nggak mau itu!" jawab Seokjin. "Atau perlu saya buatkan surat pengunduran dirimu ha?"

Melihat Yerin yang mengangguk, Seokjin tersenyum senang. "Sudah, kau boleh keluar."

Setelah Yerin melangkah keluar, Seokjin membetulkan dasinya sambil berucap pada dirinya sendiri, "Lihatlah, Seokjin! Kau selangkah lebih menang lagi.

Kurasa kau harus segera menutup restoranmu, Sojung ...."



🍁🍁🍁

Waktu dan tempat dipersilahkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu dan tempat dipersilahkan ....
😂😂

Rival •bangchin ft. K-idols ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang