Suatu hari di teras warung mie ayam pembawa berkah ....
"Lepasin! Lo tuh ya!" teriak Eunha ke Jungkook di hadapannya. "Sakit! Gue kalau gini akan percaya kalau lo udah bener-bener berubah."
"So ... sorry, Na. Gue gak maksud ...."
"Jangan-jangan lo masih dendam ya sama gue?" tanya Eunha. "Salah apa sih gue ke lo sama temen geng lo dulu? Sampai kalian jahat banget bully gue."
"Na ...."
"Ngerti nggak gara-gara lo, gue harus rutin konsumsi pil yang nggak gue mau, tau nggak orang tua gue sampai capek nganterin gue ke psikiater, lo ta---" Perkataan Eunha terhenti saat Jungkook tiba-tiba memeluknya.
"Maaf ... maafin gue, Na. Gue selama ini dihantui rasa bersalah terus ke lu, gue nggak bisa tidur tenang sejak kita lulus SMP dulu. Sorry, Na. Gue harus apa biar lo bisa maafin gue?" Eunha terdiam mendengar suara Jungkook yang bergetar.
Apa Jungkook menangis?
Dengan cepat Eunha mendorong Jungkook dan terlepas dari pelukan lelaki itu. Dugaan Eunha benar, Jungkook menangis.
Sebenarnya dia mau saja memaafkan, tapi luka di hatinya benar-benar belum sembuh. Masih ada sedikit rasa sakit hati mengingat perlakuan Jungkook dan kawan-kawannya dulu.
Hanya karena Eunha yang dulu culun, badan berisi. Menurutnya itu adalah hal yang lumrah dialami seseorang yang hendak memasuki masa remaja. Tapi, kenapa bullying masih ada saja sih?
Eunha terkejut saat Jungkook tiba-tiba sudah berjongkok dan memegang kakinya. "Maafin gue, Na."
"Eh ... eh bangun!" seru Eunha. "Dengerin gue nggak? Bangun!
Jungkook bangkit dan berdiri di hadapan Eunha, mata sembabnya masih terlihat sangat jelas.
"Gue maafin lo. Tapi, buat nyembuhin luka di masa lalu nggak semudah apa yang dibayangin," ujar Eunha kemudian menunduk. Memang masih sangat terasa sakit hati saat mengingat apa yang Jungkook perlakukan dulunya.
"Gue akan mencoba untuk menyembuhkan luka itu," ucap Jungkook. "Percaya dan jangan menjauh dari gue ... oke?"
Tanpa disadari Eunha mengangguk, hal itu membuat Jungkook tersenyum.
Semoga ini menjadi awal yang baik untuk Eunha dan Jungkook.
***
Beberapa bulan telah berlalu, hubungan mereka juga semakin membaik.
Baik sebagai kawan maksudnya.
Seperti hari ini, Jungkook tiba-tiba izin tidak masuk kerja karena sakit. Saat pekerjaannya selesai, Eunha memutuskan untuk menjenguk lelaki itu di indekos-nya dengan membawa beberapa obat dan makanan.
"Kayaknya ini bukan sih kosnya?" ujar Eunha sambil menatap bangunan bertingkat di hadapannya. "Kalau sesuai maps yang dikirim Jungkook sih ini ya? Coba dulu aja deh."
"Permisi!" teriak Eunha sambil mengetuk-ngetuk pintu gerbang yang masih tertutup.
Eunha bisa dengar ada suara langkah kaki dari dalam sana, sepertinya ia akan membukakan pagar kos ini.
Tepat setelah pagar dibuka, mata Eunha membulat sempurna. Eunha tahu betul siapa orang yang membukakan pagarnya ini.
Dia Eunwoo, teman Jungkook yang juga ikut membully-nya dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rival •bangchin ft. K-idols ✔
FanficEND. #3 in Sowjin (May 25th 2020) Dari jaman SMA yang nggak pernah akur, akhirnya membuka usaha di bidang sama, dan letaknya yang kebetulan bersebrangan. Membuat Seokjin dan Sojung rela menjatuhkan satu sama lain. Dibantu para pegawai yang sifatnya...