Misa menaiki tangga menuju lantai 3 dengan tergesa-gesa. Misa tau ia sudah terlambat 10 menit setelah bel masuk. Untung saja pintu gerbang tadi terbuka dan tak ada satpam yang menjaga, jadi Misa langsung bisa masuk tanpa sepengetahuan siapa pun.
Baru saja sampai dilantai tiga nafas Misa sudah ngos-ngosan gak karuan. Ia sudah lari dari jalan raya menuju kesekolah memakan jarak kurang lebih 500 meter dan harus melewati lapangan sekolahnya yang naudzubilah luasnya. Bahkan lapangan ini mencapai 30X luas lapangan sepak bola! *Gila. Gak deng, lebay deh.*
Misa masih mengatur nafasnya yang terengah-engah. Sambil berjalan pelan ia duduk dibangku depan koridor kelas XI Ipa-3. Misa berniat istirahat sebentar kalo saja tidak ada guru yang menegurnya ketahuan telat masuk.
"Misa?!" Tegur seorang guru. "Kenapa kamu disini? Pasti kamu telat. Kalu begitu sekarang kamu lari lapangan 3 kali lalu temui saya diruang BK. S. E. C. E. P. A. T. N. Y. A!" Ucap pak Bondan. Guru ter-Killer dan sekaligus guru BK.
'Nasib deh ketemu guru killer disaat yang tidak tepat.' Gerutu Misa dalam hati.
"Tap... tapi pak.." Ucap Misa gugup karna ia ingin protes kakinya sudah sangat capek yang ditambah disuruh lari lapangan sekolahnya yang segede antariksa itu.
"Gak ada tapi-tapian!" Ucap pak Bonda tak bisa diganggu gugat. "Eh! Kamu. Kamu juga telat ya! Kamu juga saya hukum lari lapangan 3 kali lalu ke BK temui saya." Pak Bondan kini menunjuk cowok yang tengah lewat dengan santai didepan pak Bondan dan Misa sambil menenteng tasnya.
Misa mengikuti arah tunjukan pak Bondan. Kini Ia mendapati seorang cowok dengan pakaian sedikit berantakan dan menenteng tas hanya disatu lengannya. Tangan lainnya dimasukkannya kedalam saku celananya.
Cowok itu berhenti dan menoleh kearah Pak Bondan dan Misa. Ditatapnya Pak Bondan lalu Misa. "Saya pak? Kok saya dihukum pak? Saya kan gak telat." Protesnya.
"Pokoknya kamu saya hukum. Kalo masih tidak mau. Hukuman kamu saya tambah dengan membersihkan toilet cewek!" Kata pak Bondan dengan tegas.
Misa melotot mendengar perkataan pak Bondan. 'Hello dia cowok. Disuruh bersihin toilet cewek? Bisa-bisa gak berbentuk deh tuh orang!' Batin Misa.
Cowok itu mengerutkan keningnya. Namun tak lama Ia memasang wajah datarnya lagi. "Gitu dong Pak baru seru. Masa muter lapangan 3 kali. Mendingan bersihin toilet cewek."
Pak Bondan kontan melotot mendengar perkataan Cowok itu. "Leo! Beraninya kamu berbicara seperti itu!" Kata Pak Bondan penuh emosi.
"Tugas kamu Misa, adalah mengawasi Leo agar tidak telat masuk kesekolah lagi. Entah bagaimana caranya. Kamu juga begitu Leo. Jadi siapa yang tidak bisa mengawasi dengan baik, alias kalian telat lagi, maka yang mengawasilah akan mendapat hukuman terberat dari saya!" Tutur Pak Bondan dengan tegas lalu pergi meninggalkan kedua muridnya itu.
*kalo kalian bingung maksudnya gimana. Pokoknya ya gitu itu. Aku sendiri juga bingung gimana ngejelasinnya.*
Misa refleks melongo mendengar perkataan Pak Bondan. Seketika bahunya merosot lemas. Kini cowok yang terkena hukuman yang sama dengannya itu berjalan menuruni tangga meninggalkannya.
----- • -----
{ Misa }
Gila! Lari lapangan SMA Saskaryati itu nyari mati. Lari lapangan sekolahku ini menghabiskan waktu kurang lebih 25 menit. Bayangin lari 75 menit non stop! Aku jamin kaki lo gak selamat!
Setelah 1 setengah putaran mengelilingi lapangan sekolah. Didepanku ada sosok cowok yang tadi juga kena hukuman yang sama denganku.
Cowok itu membungkukkan badannya dengan kedua tangannya memegang lutut. Aku juga ikut berhenti berlari dan menjajarkan posisiku disampingnya. Aku melakukan hal yang sama dengan cowok yang ada disampingku.
Aku mengatur nafas agar nafasku kembali pulih. Rasanya paru-paruku akan copot setelah ini. Sudah beberapa menit kami berdua sibuk mengatur nafas masing-masing. Tiba-tiba saja cowok yang ada disampingku menatapku, yang membuat aku juga menoleh kearahnya.
"Gue udah mau selesai. Lo masih satu putaran kan? Cepetan lari." Ucap cowok itu.
"Gue uda-h gak-- kuat." Aku menjawab dengan nafas yang masih terengah-engah.
"Ck. Terserah lo deh." Cowok itu kini sudah tampak kesal. Sebelum dia pergi, dia membaca sesuatu yang ada dibajuku. Nametagku. "Naira Misame Zuka." Ucap cowok itu. Lalu pergi meninggalkan ku.
Aku terdiam beberapa saat. Lalu berfikir apa yang tadi terjadi. Dan baru menyadari betapa bodohnya diriku.
Dasar Misa Bodoh! Kenapa gak kepikiran buat baca name tag tuh cowok.
Tapi, kalo gak salah nama dia....
LE~ ? LEA ? Bukan. Itu mah nama cewek.
Apa mungkin....
LEO!?
Iya. Bener. Tadi Pak Bondan manggil dia Leo kan? Iya, aku gak salah denger.
Aku pun langsung ikut berlari mengejar Cowok yang mungkin bernama Leo itu. "LEO!!" Teriakku.
Eh! Loh! Keceplosan! Mati aku, kan aku jadi malu nanti kalo namanya bukan Leo.
Aku spontan berhenti berlari dan membekap mulutku dengan kedua tanganku. Berharap cowok itu tak mendengar teriakan ku tadi.
Tapi cowok yang berjarak sekitar 2 meter dariku itu berhenti berlari dan perlahan menoleh kebelakang. Kini dia Menatapku penuh dengan tanda tanya.
*** • ***
Maaf kalo cerita kurang menarik dan typo bertebaran.
Kalo suka vote dan comments.
Terimakasih ^_^
KAMU SEDANG MEMBACA
Just one star
Teen Fiction[pending] cerita ini akan lama diupdatenya. Ceritanya aneh, absurd, gak jelas, pokoknya jangan dibaca kalo gak berminat. Terimakasih :) *** Naira Misame Zuka cewek cantik yang ketiban sial gara gara telat dateng ke sekolah dan mengharuskannya di huk...