{Misa}
Pagi ini kak Alvo tak lagi memaksaku untuk berangkat sekolah bersamanya, Karna itu aku sekarang gak berangkat pagi seperti biasanya.
Dilorong koridor dan lapangan sekolah sudah tampak ramai oleh siswa siswi yang berdatangan. Jam tanganku menunjukkan pukul 06.25 jadi sudah sepantasnya sekolah mulai ramai.
Baru saja aku melewati koridor kelas X, Setelah berbelok dan menaiki tangga ke kelas XI aku baru menyadari adanya Ester dan Leo sedang duduk dibangku taman tak jauh dariku.
Melihat itu aku menuruni tangga dan berniat menguping pembicaraan mereka berdua. Setelah aku rasa cukup dekat aku pun bersembunyi di dekat pepohonan yang cukup besar.
Aku rasa ini masih terlalu jauh karna aku masih tak mendengar suara mereka saat berbicara. Akhirnya aku mencoba mencari persembunyian yang lebih dekat dengan mereka berdua.
Tapi baru saja mau melangkahkan kakiku, mereka malah bangkit berdiri dan berjalan berbeda arah.
Aku mendengus nafas kesal. Lagi lagi rencanaku gagal.
Aku pun berjalan mendekati bangku taman yang tadi diduduki oleh Ester dan Leo. Perlahan aku duduk di tempat ester sebelumnya duduk disitu.
Kupejamkan mata sambil merasakan angin sepoi sepoi disini membuat pikiranku sedikit tenang.
Hampir bermenit menit aku memejamkan mata. Tiba tiba disebelah kanan bangkuku ditempat Leo sebelumnya duduk menjadi terasa sedikit hangat seperti ada seseorang yang duduk disampingku.
Perlahan aku membuka mataku dan menoleh pelan ke samping kananku. Dengan cepat aku membelalakkan mataku dan mengedip-ngedipkan mataku berkali kali seakan tak percaya kenapa dia ada sini sekarang.
Seseorang yang duduk disebelahku hanya menatapku datar dan sudut bibirnya sedikit terangkat terlihat seperti senyum mengejek.
"Ngapain lo disini?" Tanyaku ke Leo. Ya, dia Leo. Selalu Leo!
"Seharusnya gue yang tanya ngapain lo tadi disana?" Tanyanya balik sambil menunjuk pohon besar tempatku bersembunyi tadi.
Aku menelan ludahku dengan susah payah. Bingung akan menjawab apa. Lagi pula dia kok bisa tau aku ada disana?
"Eng... itu... tadi.." jawabku dengan gugup sehingga hanya kata kata itu yang terucap dari bibirku. Leo mengangkat satu alisnya dan tetap tersenyum sinis.
"Kok lo tau gue ada disana?" Tanyaku masih sedikit gugup.
Senyum sinisnya bertambah lebar. "Jadi bener lo ada disana?" Tanyanya lagi, yang membuatku menepuk kening pelan dengan telapak tanganku, sambil merutuki diriku sendiri.
Aduh, kenapa gue bisa bego gini sih??!!
Aku mengehela nafas pelan. "Maksud gue, lo tau dari mana gue ada disana?"
"Gue tau semua rencana lo misa. Jadi gimana pun lo mau nyari tau, lo gak akan bisa." Ujar Leo, nadanya berubah melembut. Aku terdiam.
"Gue tau lo mau nguping pembicaraan gue sama Ester." Ucapnya lagi yang tepat pada sasaran.
"Lo pacaran ya sama Ester?" Tanyaku sambil menunduk dan terdengar lirih dan tak rela. Aku gak tau kenapa aku bisa gak rela. Suwer gue gak tau!!
"Siapa yang bilang gitu?!" Suara Leo terdengar kaget.
Aku tak bisa melihat ekspresi Leo karna aku menundukkan kepalaku sambil menatap jari jariku yang bertautan.
"Gue yang bilang." Aku mendongakkan kepala menatap seseorang yang menjawab pertanyaan Leo tadi. Yang menjawab memang bukan aku, tapi...
Ester. Dia berdiri 1 meter didepanku dan yang menjawab pertanyaan Leo tadi. Aku hanya menatapnya penuh tanda tanya. Seingatku Ester gak pernah bilang kalo dia dan Leo pacaran.
Apa bener mereka pacaran?
"Lo ngapain sih Es?" Leo berkata dengan dingin, kini dia bangkit berdiri.
"Lo yang sebenernya ngapain Leo!" Ester terlihat geram, tangannya mengepal erat seakan ingin sekali meninju sesuatu.
Aku hanya bisa diam sambil memandangi mereka dengan bingung. Aku gak tau mereka ribut tentang apa, yang pasti sesuatu hubungan diantara mereka.
Aku pun ikut bangkit berdiri karna sepertinya ini sudah hampir jam pelajaran berlangsung. Aku hampiri Ester yang masih diam ditempatnya sambil menatap Leo tajam.
Tapi sebelum aku menghampiri Ester aku berhenti melangkah di samping kiri Leo.
"Udah bell." Hanya dua kata itu yang aku ucapkan, tapi Leo langsung saja pergi dari tempatnya. Meninggalkan aku dan Ester.
Setelah Leo benar benar hilang dari pandanganku, aku berbalik dan menghampiri Ester. Ku tarik pergelangan tangannya agar cepat mengikutiku kekelas. Tapi baru saja dua langkah aku berjalan, Ester sudah melepaskan tanganku dari tangannya.
Melihat tindakannya aku menghentikan langkahku dan membalikkan badan memandangnya bingung.
Ester menatapku tajam seperti menyiratkan kebencian didalam matanya. Aku diam melihat tatapannya yang seperti itu. Setelah dia puas menatapku tajam dan begitu menusuk, baru dia pergi meninggalkanku.
Kenapa sifat Ester tiba tiba berubah 180° dari sifat biasanya yang sangat bersahabat?
Seharusnya aku tau dari awal bahwa Leo dan Ester menyembunyikan sesuatu.
***•***
Maaf lama update..
Masih ada yang nungguin cerita abal ini kah?
Aku cuman berharap kalian masih keep reading aja sama cerita abalku ini...
Jangan lupa voments, itu sangat berarti buatku.. :*
KAMU SEDANG MEMBACA
Just one star
Teen Fiction[pending] cerita ini akan lama diupdatenya. Ceritanya aneh, absurd, gak jelas, pokoknya jangan dibaca kalo gak berminat. Terimakasih :) *** Naira Misame Zuka cewek cantik yang ketiban sial gara gara telat dateng ke sekolah dan mengharuskannya di huk...