11. Who is she?

543 30 16
                                    

{Misa}

Sosok didepanku kini tak lagi tersenyum ramah. Ia tampak bingung melihat ekspresiku yang mungkin hanya datar-datar saja saat ia sapa.

"Hei!" Sosok didepanku itu mengibas-ngibaskan tangannya didepan wajahku.

"Oh, hai! Ada apa ya?" Tanyaku yang masih baru sadar dari lamunanku. Tapi seketika sosok didepanku itu merekahkan senyumannya yang manis karna aku sudah berbicara padanya.

"Cuma pengen nyapa aja kok. Oiya kita sekelas tapi belum kenalan kan?" Tanyanya sambil mengulurkan tangannya kepadaku. "Ester Valina Austin." Ucapnya saat aku menjabat uluran tangannya.

"Naira Misame Zuka." Kataku sambil tersenyum tipis dan melepaskan jabatan tangan Ester dengan pelan.

"Nama lo kayak orang jepang ya?"

"Ya begitulah." Aku mengangkat bahu sambil terkekeh pelan. "Lo kok belum pulang?"

"Oh, gue lagi nungguin seseorang. Kalo elo?" Tanyanya.

"Mau ambil hp gue, ketinggalan dikelas. Lo mau ikut balik kekelas atau duluan aja?" Tanyaku.

"Gue duluan aja, kayaknya urusan temen gue udah selesai. Yaudah bye Naira." Ucapnya aku hanya mengangguk.

Tapi, tadi dia panggil aku apa? Naira?

Nama itu... sudah lama tak ada yang memanggilku dengan nama itu.

Ah, sudahlah. Aku harus mencari iphoneku dikelas. Segera aku berlari menuju kelasku yang tidak jauh dari tempatku bertemu dengan Ester tadi.

***

Dirumah sungguh sepi, tak adakah seseorang ingin bermain kerumah ini? Disini sudah seperti kuburan yang sangat sepi dan sunyi. Dan aku hanya bisa memandangi teletivi didepanku dengan ocehannya yang membosankan.

Hanya aku seorang dirumah ini. Kak Alvo entah pergi kemana dia, yang pasti dari aku pulang dia sudah tidak dirumah. Kalo pak salim sedang nganterin pesenannya mom ke kantor pos. Nah, kalo mbok Mirna pergi beli pesenan dad yang lupa dibeli sama pak Salim.

Tuh kan, mom and dad itu seneng banget liat gue menderita sendirian dirumah. Kayak gak tau aja kalo aku takut sendirian dirumah.

Sedari tadi aku memandangi tv membuat tenggorokanku menjadi terasa kering, dan akhirnya kuputuskan untuk mengambil minum didapur.

Ting nong Ting nong

Belum sempat aku sampai didapur, suara bell rumahku berbunyi. Menandakan ada tamu. Dengan malas aku menuju ruang tamu dan membuka pintu dengan perlahan.

Saat pintu sudah benar-benar terbuka lebar aku melihat sosok kak Alvo disana, ia dengan seorang perempuan yang menurutku cantik. Perempuan itu putih, tinggi semampai, dan rambutnya coklat sebahu.

"Ngapain pake dikunci?" Kata kak Alvo menyadarkanku karna sedari tadi diam.

"Eh, itu.. gue sendirian dirumah, jadi gue kunci." Kataku sedikit gugup, karna takut kena ocehan kak Alvo.

"Masa sendirian dirumah takut sih. Udah minggir gue mau masuk." Ucap kak Alvo mengusirku dari hadapannya. Aku hanya mencebikkan bibirku dengan sebal mendengar ucapannya.

Perempuan yang bersama kak Alvo itu mengekori kak Alvo dari belakang. Dia tampak santai-santai saja saat memasuki rumah ini, bahkan dia tak tersenyum sama sekali kepadaku saat dia berhadapan denganku.

Apa dia pacar kak Alvo? Cih, sifatnya sama seperti pacarnya. Kenapa selera kak Alvo ini jelek sekali? Ups.. maksudnya sifatnya yang tidak ramah itu yang jelek. Tapi kalo penampilannya mungkin lumayan.

But beauty is not everything.

Aku hendak kekamar untuk tidur, tapi kuurungkan karna kak Alvo berkata sesuatu.

"Misa, kenalin ini sahabat gue." Kata kak Alvo yang membuat langkahku berhenti. Hanya saja aku membelakangi kak Alvo, itu membuat dia tak dapat melihat ekspresiku. Melongo.

"Namanya Elena." Sambung kak Alvo mewakili perempuan bernama Elena itu untuk memperkenalkan dirinya kepadaku.

Aku pun memutar tubuhku menghadap kak Alvo dan Kak Elena, dengan diam aku melangkah pelan menghampiri mereka berdua.

"Misa." Ucapku singkat untuk sekedar memberitahu namaku kepada sosok perempuan dihadapanku ini.

"Hai Misa, senang bertemu denganmu." Kata perempuan bernama Elena itu sambil tersenyum manis.

Ternyata dia tak seburuk yang kubayangkan.

"Senang bertemu denganmu juga." Kataku sambil memasang senyum termanisku.

Setelahnya kak Alvo mengajak kita makan bersama dan bercerita sedikit. Yah, walau bisa dikatakan cuma aku dan kak Elena saja yang bercerita, kak Alvo hanya diam sambil sesekali tersenyum tipis mendengar cerita kami-aku dan kak Elena-.

Tapi aku belum yakin jika hubungan kak Alvo dan kak Elena hanya sekedar sahabat. Entah kenapa aku hanya tidak yakin.

Sebenarnya Kak Elena ini siapa? Kenapa aku selama ini baru melihatnya?

Apa mereka baru saja sahabatan? Tapi... bisa jadi sih.

Terlalu banyak pertanyaan diotakku yang masih belum bisa terjawab.

Tapi biarkanlah berlalu, aku yakin di waktu berikutnya waktu akan menjawabnya.

***•***

Ceritanya dikit gak apalah ya? Lagi sibuk liburan nih.. *curcol -__-

Tapi yang penting update kan?

Ada pemain baru lagi yaa hehehe :D

Yang pengen tau mukanya Elena kayak apa, itu dimulmed ada ya.

Tapi yang pengen tau mukanya Ester dan kak Alvo dipending dulu ya. Soalnya lagi nyari pemain yang cocok. Tapi kalo ada yang pengen ngasih saran tinggal comment ya, nanti aku pertimbangin cocok atau enggaknya ^^

Don't be silent readers guys. Yang udah voments makasih ya :*

Just one starTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang