6. Kerumunan?

507 47 6
                                    

{Misa}

Kak Alvo sudah bersiap untuk berangkat sekolah. Tapi Ia masih saja sempat melirikku yang sedang sarapan. Tampaknya ia ragu  akan berangkat sebentar lagi jika tidak denganku.

Dari tadi kak Alvo memang memaksaku untuk berangkat kesekolah bersamanya. Tapi jelaslah kalo gue gak mau. Ogah banget! Dikira minta mati gue bareng kak Alvo.

Aku sengaja makan dengan lambat agar kak Alvo bosan menungguku makan. Tapi nyatanya dia masih kuat aja nungguin aku.

Heran. Kesambet apa tuh kak Alvo pengen banget gue bareng dia. Pokoknya titik gue gak bakalan mau bareng dia.

"Kurang 15 menit lagi bell masuk bunyi, mau sampe kapan lo semedi sambil makan?" Kata Alvo sambil berjalan kearahku yang masih duduk manis dikursi meja makan.

Aku mendelik kearah kak Alvo yang sekarang berdiri disamping kursiku. "Yaudah sana berangkat sendiri, gue dianter pak Salim aja." Kataku cuek sambil meminum segelas susu yang sudah disediakan untukku.

Alvo berdecak kesal lalu meraih tasku yang aku letakkan di atas meja makan dekat dengannya. Aku yang masih sibuk minum tak menghiraukannya. tapi tiba-tiba ada seseorang yang mengambil gelasku secara paksa yang membuatku langsung tersedak kaget dan terbatuk-batuk karena ulah kak alvo.

Kali ini kak Alvo sempat terdiam dan membiarkanku terbatuk-batuk sejenak karna tersedak. Namun setelah aku terdiam dia malah menarik lenganku dan memaksaku mengikutinya.

"Aduh kak sakit!!" Teriakku sambil mencoba melepaskan cengkraman tangan kak Alvo. Tapi tetap tak bisa terlepas.

Lengan gue.. Sakit woyy!

Hiks..

Sumpah, kakak terjahat seantero jagat raya ya kakak gue ini!

I hate you my Brother!!

***

Karna paksaan kak Alvo akhirnya aku mau juga kesekolah bersamanya. Walau sebenarnya jantung gue serasa mau copot sebelum waktunya karna harus merasakan setiran kak Alvo yang sebenarnya masih amatir, namun untung saja aku masih selamat sampai tujuan.

Sebelum kak Alvo turun dari sepeda motor kesayangannya aku harus segera kabur dari cengkraman kak Alvo. Tapi itu semua gagal karna kak Alvo ternyata lebih sigap menangkapku ketika aku mulai beranjak pergi dari sana. Dengan teganya dia menarik tasku yang membuatku jatuh terjungkir kebelakang.

So, Ini sangat memalukan!

Someone help me out from my evil brother!!

Aku masih terduduk ditanah sambil sesekali mengaduh kesakitan.

Bokong gue makin trepes nih! Kasian bokong gue yang cantik.. hiks..

Aku yang ingin berdiri menjadi terungrungkan karna sebuah suara.

"Misa? Ngapain lo ngesot disitu?" Tanya seseorang yang membuatku ingin sekali menonjoknya.

Lagian udah tau jatuh, gak dibantu malah dibilang ngesot. Matanya dimana sih?

Aku mendongakkan kepala geram menatap seseorang yang mengejekku tadi. Leo.

Aku sedikit kaget.

Apaan dia bilang gue ngesot. Dikira suster ngesot? Tapi kalo gue yang ngesot namanya berubah jadi siswi ngesot dong? Ya gak sih?

Eh? Eh tapi dia gak telat lagi? Gak bolos lagi?

Udah berubah ye? Syukurlah, setidaknya gue gak harus susah-susah nyuruh dia biar gak telat sekolah lagi.

Just one starTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang