15. It's about Elena

431 30 4
                                    

{Misa}

Sudah hampir satu minggu Ester tampak memusuhiku. Sejak kejadian ditaman sekolah, Ester sudah mulai memperlihatkan betapa bencinya dia kepadaku.

Tapi, aku gak tau apa yang membuatnya jadi membenciku. Bahkan akhir akhir ini aku jarang melihat Leo masuk sekolah lagi.

Semua ini sudah cukup membuatku muak untuk bertemu mereka berdua.

***

Kriek...

Terdengar suara pintu dibuka. Aku menoleh keasal suara. Kak Alvo muncul dengan satu kantong plastik besar dan dibelakangnya disusul oleh kak Elena. Mereka memang disuruh mom untuk berbelanja.

Fyi, mom and dad sudah sangat dekat dengan kak Elena. Sampai sampai mom and dad seperti menganggap kak Elena anaknya, dan aku merasa dianak tirikan. Hiks..

"Eh Misa udah pulang?" Sapa kak Elena sembari duduk disampingku yang sedang melihat tv.

Aku hanya mengangguk malas.

Entah kenapa aku merasa sedikit tidak menyukai kak Elena, walau aku tau dia baik dan ramah. Cantik pula. Aku hanya kesal ketika melihat mom and dad sangat perhatian kepada kak Elena. Aku hanya merasakan perhatian mom and dad tersita karna adanya kak Elena.

Aku tau kalau iri atau benci terhadap seseorang itu tidak baik. Tapi, kalau kita sudah merasakan kehilangan dan jengah, rasa itu akan muncul dengan sendirinya.

"Udah selesai belanjanya?" Mom muncul dari balik pintu dapur sambil menghampiriku dan kak Elena yang sedang duduk santai didepan tv.

"Udah tan.." sahut kak Elena santun. Sikapnya memang selalu manis kepada setiap orang, termasuk keluargaku.

"Ayo makan dulu." Ajak mom dengan lembut. Kak Elena mengangguk patuh.

Begitulah, bahkan aku yang anak kandungnya sendiri tidak di ajak makan bersama ketika ada kak Elena mampir kerumah.

Setelah mom menyadari bahwa masih ada aku yang belum berada di meja makan, barulah mom memanggilku.

"Misa! Ayo Makan!" Teriak mom. Dengan malas aku bangkit berdiri dan berlajalan menuju ruang makan.

Setelah duduk disamping kak Alvo, aku mengambil nasi dan lauk secukupnya, setelahnya aku makan dengan pelan karna nafsuku hilang sejak tadi.

***

Hari sudah malam tapi kak Elena belum pulang. Padahal jam sudah menunjukkan jarum pendek diangka delapan dan jarum panjang diangka enam.

Aku hanya duduk duduk di dekat kolam ikan disamping rumah. Sendirian, dengan ditemani lampu taman rumah yang memberi sedikit cahaya dan juga bulan bintang yang bersinar dilangit.

Aku memandang air dikolam ikan yang begitu tenang seakan tak ada satu pun ikan didalamnya. Padahal ada banyak ikan koi disitu. Aku memandang air kolam itu dengan heran.

Apakah ikan ikan itu sedang tidur?

Aku sudah mulai merasa bosan berada disana, tapi kurasa ada kehadiran seseorang didekatku. Segera aku menolehkan kepalaku kekanan dan kekiri untuk melihat sekelilingku. Sepi, tak ada siapa siapa selain aku disini.

Aku kembali memandangi kolam ikan didepanku. Air kolamnya kini sedikit terombang ambing seperti ada yang melemparkan sesuatu kedalamnya. Aku mempertajam penglihatanku dikerudupan malam hari. Ada sesuatu yang mengambang diatas air kolam. Bukankah itu.. makanan ikan?!

"Kalo liatin kolam ikan itu juga dikasih makan ikannya, jangan dilihantin doang nanti ikannya malah takut." Ujar Kak Elena yang tiba tiba muncul dari belakangku.

Perkataan kak Elena tadi seperti membujuk anak kecil yang ketakutan melihat ikan didalam kolam ikan. Aku hanya menyengir menanggapinya.

"Gak tidur?" Tanya kak Elena sambil duduk disampingku. Aku menggeleng, entah kenapa aku tak berselera untuk berbicara dengannya hari ini.

Kak Elena mendongakkan kepalanya memandangi langit malam yang cerah dengan bulan dan beberapa bintang yang menghiasinya. Aku ikut mendongakkan kepalaku memandangi langit malam ini.

"Banyak bintang." Kini aku yang bersuara namun lirih. Dapat kulihat dari ekor mataku kak Elena mengangguk pelan.

Kini aku menoleh ke kak Elena. Memandanginya dengan teliti ketika dari samping. Terlihat hidungnya yang mancul, bibirnya yang tipis dan berwarna merah muda, bulu matanya yang lentik dan hampir sempurna cantiknya.

Ketika aku masih sibuk melihat wajah kak Elena, tiba tiba kak Elena juga menoleh kearahku. Seketika, wajahnya berubah menjadi begitu mirip seperti seseorang.

Seseorang yang akhir akhir ini membenciku. Ester.

***•***

Maap banget update lama lagi T_T

Semoga masih ada yang baca dan nungguin cerita abal ini :')

Vomentsnya tetep aku tunggu kok ;)

Dont be silent readers :D

Just one starTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang