18. Something

482 22 5
                                    

**flashback**

{Author}

Gadis kecil itu duduk diayunan taman sendirian, ia mengamati beberapa anak laki-laki yang sedang bermain bola dilapangan yang terletak tak terlalu jauh dari taman.

Karna bosan, gadis kecil itu turun dari ayunan dan berjalan menuju lapangan. Tujuannya untuk melihat lebih dekat permainan sepak bola yang sedang dimainkan oleh beberapa anak laki-laki tadi.

Tapi langkahnya terhenti karna tiba tiba sebuah bola menggelinding pelan ke arahnya. Gadis ini masih diam di tempatnya. Ia tak berminat untuk mengambil bola itu.

"Kesiniin bolanya!" Teriak seorang anak laki berbaju hijau kepada gadis tadi. Tapi sepertinya teriakan itu tak dihiraukan oleh si gadis kecil.

Melihat gadis itu tetap tak bergeming, serempak semua anak laki-laki tadi menghela nafas kesal.

Salah satu dari mereka menyuruh satu dari temannya untuk mengambil bola yang tadi menggelinding ke gadis kecil itu. Dari gerakan mata dari teman ke temannya, akhirnya salah satu dari mereka mau mengambil bolanya.

Anak laki-laki berbaju biru tua dan berjaket hitam dengan peluh keringat yang bercucuran menghampiri gadis kecil tadi. Sekarang ia berdiri berhadapan dengan si gadis kecil, tubuhnya yang lebih tinggi beberapa senti dari gadis itu membuatnya sedikit menundukkan kepalanya ketika ia menatap gadis kecil itu.

Sekarang anak laki-laki itu menatap lekat kemanik mata si gadis kecil dengan sedikit kesal. Namun, setelah itu ia mengambil bolanya.

"Woy cepetan!" Teriak salah satu teman anak laki-laki itu.

Anak laki-laki itu menoleh. "Bentaran!" Teriaknya.

Gadis kecil itu tetap diam memandang lekaki yang sedang berdiri dihadapannya. Anak Lelaki itu berperawakan tinggi, putih dan sedikit tampan. Gadis itu sedikit menyungingkan senyuman ketika memperhatikan wajah anak laki laki yang berdiri dihadapannya.

Kini anak laki laki itu memutar kepalanya menghadap gadis kecil. Dengan nada datar sang anak lelaki itu mengatakan. "Kamu percaya dunia ini kecil? Kita bisa bertemu dengan orang asing yang ternyata saling berhubungan. Hari ini dia masih menjadi orang asing, esok hari ia bisa menjadi orang terdekatmu."

Si gadis kecil hanya bisa mengedipkan matanya tak mengerti. Sedangkan sang anak lelaki itu memutar kedua bola matanya.

"Mungkin kita bisa bertemu lagi lain kali. Tapi mungkin lebih dekat dari saat sekarang kita bertemu." Ujar anak lelaki itu.

"Dari mana kamu tau?" Tanya gadis kecil dengan nada polosnya yang khas.

"Aku sudah mengetahuinya." Kata anak lelaki itu sebelum ia berlari menghampiri teman temannya untuk melanjutkan bermain bola lagi.

Gadis itu hanya diam melihat kepergian anak lelaki tadi. Kini ia tak lagi berminat mendekati lapangan itu. Gadis itu kembali duduk di bangku ayunan lagi.

Sebenarnya gadis ini sudah lama menunggu ibu nya untuk menjemputnya. Tapi ia juga belum di jemput oleh ibunya sedari tadi.

Langit langit yang tadinya cerah berterik kini mulai mendung. Gadis ini masih saja bergeming di tempatnya. Ia berdoa agar tidak turun hujan. Tapi sepertinya doanya tak terkabulkan, sekarang ritik rintik air hujan sudah mulai berjatuhan.

Semua anak laki laki yang tadinya bermain di lapangan sekarang berhamburan pergi mencari tempat berteduh, tapi tidak dengan anak lelaki yang tadi mengambil bola yang menggelinding kearahnya, anak lelaki itu malah berlari kearahnya.

"Hei! Kamu gak pulang?" Tanyanya sambil setengah berteriak. Gadis kecil hanya menggeleng pelan.

"Kenapa? Ayo sini berteduh." Ajak anak lelaki itu sambil menggandeng pelan si gadis kecil untuk mengikutinya. Tapi gadis kecil menolak dengan menarik tangannya untuk mengikuti anak lelaki itu.

Anak lelaki itu berhenti dan menatap gadis kecil itu dengan sedikit tak percaya. Rintik rintik air hujan sudah semakin deras, tapi gadis itu masih tetap disana, ia benar benar tak habis pikir.

Tanpa pikir panjang anak lelaki itu menarik tangan gadis kecil itu dan bersiap segera lari untuk mencari tempat berteduh.

"MISA!" Teriak seorang wanita paruh baya dengan membawa payung, membuat langkah anak lelaki itu terhenti lagi.

"Mom!" Seru gadis kecil yang bernama Misa itu ketika ibunya menghampirinya.

Anak lelaki itu hanya melihat sekilas ibu gadis kecil itu dan melepaskan tangannya dari tangan si gadis kecil. "Yaudah kamu pulang aja, aku juga pulang." Ucapnya lagi sebelum ia pergi berlari masuk kedalam halam rumah seseorang.

"Siapa itu sayang?" Tanya lembut seorang ibu kepada gadis kecil.

"Misa gak tau mom." Ucap gadis itu pelan.

"Yaudah ayo pulang. Maaf ya mom lama jemput misa." Kata sang ibu sambil mengelus rambut anaknya dengan pelan. Sedangkan si gadis hanya tersenyum manis menanggapi sang ibunya.

**flasback off**

"Mom gak inget?" Ujar Misa gelisah. Ia masih membongkar isi laci meja ruang tamu.

Anna, mom Misa hanya mengangkat bahu tak peduli ketika sembari ditanyai oleh putrinya itu. Misa yang melihat mom nya yang acuh tak acuh ketika menanggapinya itu pun langsung pergi menuju ruang keluarga.

"Aku yakin kemaren mom taruh disini. Tapi kok sekarang gak ada?!" Tunjuk misa ke meja dibawah TV LCD di ruang keluarga, sekarang ia lebih gelisah dari sebelumnya.

"Mom juga tau disitu, tapi siapa yang ambil?" Tanya Anna yang malah balik bertanya pada misa.

"Aku gak tau mom.. memangnya siapa yang mau ngambil kotak itu sih?" Misa duduk di sofa untuk beristirahat sejenak, percuma ia keliling rumahnya lebih dari 5 kali untuk mencari benda itu, tapi tak ditemukannya sama sekali.

"Sudahlah, tunggu aja kakakmu. Tanyain ke Alvo, Mom mau arisan dulu." Kata Mom sebelum beliau hilang dibalik pintu rumahnya.

***•***

Terserah deh kalo ada yang mau kasih kritik dan sarannya, aku terima kok.

Tapi jangan lupa Vomentsnya ya! ^^

Just one starTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang