{Misa}
Pagi ini gue gak akan terlambat sekolah lagi. Harus!
Tapi Leo telat gak ya? Ntar kalo gue gak telat tapi dia telat kan sama aja gue yang kena hukum.
Ugh! Pak Bondan nyebelin pake ngasih hukuman aneh kayak gitu!
Diruang makan sudah penuh dengan makanan dan juga mom, dad, and kak Alvo.
Fyi, Kak Alvo itu kakak gue. Kakak ternyebelin didunia! Tengil, sok cool, dan seneng banget liat gue sengsara. Tapi disekolah dia termasuk anak eksis karna dia multitalenta dan errr.. ganteng. Iya sih, gue akui dia multitalenta. Bisa apa aja. Tapi gue bingung dilihat dari sisi mananya sih gantengnya Ralvo Ardian Putra? Bagi gue sih gak banget!
"Pagi mom dad" sapaku sebelum duduk di kursi meja makan.
Kenapa gue gak nyapa kak Alvo? Karna males bangeeett... Kurang kerjaan nyapa kakak tengil macam Alvo. Kenapa gue punya kakak kaya Alvo? Hidup gue menderita! Dan gue telat kemaren itu juga gara-gara kak Alvo doang! Karna waktu itu gue tengkar sama dia di jalan. Dan jadilah gue jalan kaki ke kesekolah. So, aku sangat menderita.
"Pagi sayang" ucap mom and dad bersamaan. Aku tersenyum sambil memakan sarapanku.
"Oiya, mom sama dad bakalan keluar kota untuk mengurus rumah kita yang di Bandung selama seminggu. Jadi kalian berdua dirumah sama Pak. Salim-supir- dan Mbok Mirna-pembantu rumah- ya." Kata daddy yang hampir membuatku tersedak nasi yang kukunyah.
What? Dirumah berdua sama kak Alvo?! Bencana!!
Alvo melirikku sinis dengan ekor matanya ketika aku tersedak. Setelah aku meminum air putih, aku segera protes. "Gak mau! Aku ikut mom sama dad aja." Kataku sedikit merengek. Biarin deh dibilang manja, kekanak-kanakan, dll. Yang penting aku gak mau dirumah sama kak Alvo.
"Misa sayang, kamu udah gede masih aja manja. Kamu udah SMA. Masa masih ngikut kemana aja mom and dad pergi?" Kata mom seraya geleng-geleng kepala.
"Tapi aku gak mau sendiri sama Kak Alvo mom! Gak mau!" Kataku tetap kukuh pada pendirianku sebelumnya.
"Gak bisa Misa! Kan masih ada Pak. Salim dan Mbok Mirna? Sekali dad bilang kamu dirumah ya dirumah!" Kata dad tegas. Aku bungkam. Tapi tetap tak bisa menerima pernyataan dad. Memang sih dad sama keras kepalanya dengaku, sekali bilang 'A' ya tetap 'A'.
Aku mendengus nafas kesal. Kini nafsu makanku hilang begitu saja. Segera ku ambil tasku tang ada disamping tempat dudukku yang kosong. "Aku berangkat dulu, takut telat." Kataku seraya berdiri.
"Makannya gak dihabisin?" Tanya mom sedikit khawatir. Memang begini kalau jalan pikiranku dan dad tak searah. Seperti perang dingin, tapi setelahnya aku dan dad akan berbaikan dengan sendirinya.
"Udah kenyang. Bye mom, dad." Kataku seraya pergi dan berlalu tanpa sama sekali menghiraukan kak Alvo yang sedari tadi diam.
Setelah aku memanggil pak. Salim untuk mengantarkanku kesekolah aku menunggu didekat pagar rumah. Tiba-tiba kudengar suara seseorang yang sudah sngat ku kenal.
"Gak berangkat bereng gue?" Tanya Alvo sambil mengeluarkan motor ninja hitam mengkilap kesayangannya.
Aku menatapnya sinis. "Ogah! Sengsara gue bareng lo."
Alvo tersenyum. Senyum licik menurutku. Dasar kakak nyebelin. Ini nih sebab gue gak mau ditinggal sendirian dirumah tanpa mom and dad, pasti Alvo akan bersikap semena-mena.
"Salah siapa bikin orang marah?" Kata Alvo dingin. Lalu men-stater motornya dan pergi melaju dengan motornya.
Aku membalikkan tubuh dan mencari pak salim. Karna dari tadi ku tunggu pak salim tak datang juga.
" pak salim!!!" Teriakku.
Tiba tiba mobil alphard hitam mengkilap berhenti didepanku. Tetap sasaran. Baru aja dipanggil udah nongol. Segera aku masuk kedalam mobil itu.
***
Aku melihat jam tanganku berkali-kali. Bell akan berbunyi 5 menit lagi tapi aku belum melihat tanda-tanda munculnya Leo. Tadi aku sempat bertanya ke pak Dirman -satpam sekolah- tentang Leo sudah datang atau belum, tapi katanya sih belum dateng. Dan tamatlah riwayat gue habis ini.
Kalo Leo telat gue yang bakalan kena hukuman. Sialan banget si Leo gak muncul muncul dari tadi. 1 menit lagi bell akan berbunyi. Mati gue!!!
Tettt.. tettt.. tettt...
Yap, bell berbunyi. Dan Leo belum mengeluarkan batang hidungnya. Aku celingak-celinguk melihat sekitar halaman sekolah yang masih dipenuhi siswa-siswi SMA Saskaryati yang berjalan menuju kelasnya masing-masing, di sekian banyaknya murid SMA Saskaryati aku meneliti mencari sosok Leo. Namun... mustahil.
Pak Dirman kini bersiap untuk menutup pintu pagar SMA Saskaryati yang super gede itu. Aku buru-buru mencegahnya. "Eh, pak Dirman kenapa ditutup?" Tanyaku sedikit gelisah.
"Emang kenapa atuh? Ini kan udah bell." Ucap pak Dirman dengan bhasa sundanya yang khas.
"Eng-g masa sih pak? Kok aku gak denger ya?" Kataku dengan bego. Padahal aku kedengeran. Banget malah. Bell SMA Saskaryati kan suaranya gelegar cetar membahana seperti syahrini. *eh.. gak kayak syahrini juga sih*
"Udah atuh, neng masuk kelas aja nanti telat loh." Kata pak Dirman mengingatkan.
"Tapi jangan ditutup dulu ya pak, temanku belum datang nih. Palingan bertarlagi dateng kok."
"Nunggu teman? Siapa neng?" Tanya pak Dirman yang masih menarik gerbang untuk ditutup dengan pelan.
"Ituuu.. si Leo pak.." kataku ragu.
"Leo? Leo Prapdirga itu tah non? Yang sering bolos sekolah?"
Aku diam. Jelas, aku sendiri tak tau nama panjang Leo. Hanya nama panggilannya saja yang ku tau. "Eng-" aku bingung mau bicara apa.
"Gak usah ditungguin atuh neng. Dia mah sering telat, bolos dan sering absen tidak masuk tanpa ijin." Pak Dirman mencoba menjelaskan.
Aku terhenyak. Jadi Leo terkenal karna sering bolos dan telat?
Sial abis gue dapet hukuman buat ngebuat Leo gak telat lagi. Sial, sumpeh!
Aku pun menyerah menunggu Leo. Lalu aku melengos pergi menuju kelas.
***
Untung saja sesampaiku dikelas masih belum ada guru yang datang. Jadi aku bisa langsung duduk dikursiku tersayang. Saat aku duduk Audy tidak bisa woles saat menatapku. Tatapannya tatapan penuh selidik.
Gawat, keponya Audy kambuh! Kill me now!
"Apa?" Tanyaku tanpa menatap ke Audy.
"Lo Abis dari mana?" Tanyanya penuh selidik. Yap, benar saja dia kan bertanya begitu.
"Kepo deh!" Kataku sambil memeletkan lidah ke Audy.
"Ih Misa mah gitu.." Audy mengerucutkan bibirnya kesal.
"Hahaha, iya iya jangan ngambek elah. Tadi gue abis nungguin Leo dateng. Ternyata eh ternyata dia gak nongol-nongol juga!"
Audy menatapku tak percaya. "Jadi lo masih belum tau tentang Leo prapdirga? Dia itu tukang bolos dan telat! Satu sekolahan juga tau kali mis. Kalo dia dihukum itu udah biasa, jadi gak heran kalo Leo itu sering dihukum karna telat."
"Ya gue udah tau dari pak Dirman kok." Kataku santai.
"Nasib lo buat Leo jadi normal lagi. Biar dia gak sering telat lagi. Poor you my bestie!" Ucap Audy sambil merangkulku.
Sialan lo Audy!
Aku memutar bola mata jengah. Bener juga sih kata Audy. Nasib gue jelek banget. Harus ngadepin Leo tukang telat itu.
Terus gue harus gimana biar Leo mau berubah? Seriusan deh gue bingung. Sekarang gue tebak pasti Leo membolos sekolah. Kenapa dia gak dikeluarin dari sekolah aja sih? Masa sekolah ternama punya murid males macam Leo?
***•***
Lama gak updet. Semoga makin bagus aja deh jalan ceritanya.
Jangan lupa voments ya..
KAMU SEDANG MEMBACA
Just one star
Teen Fiction[pending] cerita ini akan lama diupdatenya. Ceritanya aneh, absurd, gak jelas, pokoknya jangan dibaca kalo gak berminat. Terimakasih :) *** Naira Misame Zuka cewek cantik yang ketiban sial gara gara telat dateng ke sekolah dan mengharuskannya di huk...