10. Perbincangan

562 38 8
                                    

{Misa}

Lapangan belakang sekolah tidak terlalu luas seperti lapangan utama SMA Saskaryati, tapi sepertinya cukup melelahkan membersihkan lapangan ini, karna banyaknya dedaunan yang berguguran disana. Apalagi membersihkannya hanya berdua dengan si ababil Leopard a.k.a Leo.

Kenapa gue panggil ababil Leopard? Dia itu labil atau juga bisa dibilang moody! Kadang ramah dan baik tiba-tiba jadi dingin, cuek dan kadang ngeselin! Kalo Leopard nya itu nama yang sebenernya cocok buat dia, cuma kayaknya dia gak mau.

Okey, back to topic!

Kini aku sedang menyapu daun yang berguguran di lapangan ini, tentunya bersama si ababil Leopard.

Aku sudah mulai malas untuk terus menyapu daun-daun yang terus-menerus berguguran. Ku usap keringatku yang sudah bercucuran di keningku.

"Leopard! Ini semua gara-gara lo! Gue gak mau tau cepetan bersihin ini semua." Teriakku sambil menghentak-hentakkan kakiku kesal.

Leo menatapku horor. Lalu ia terkekeh pelan. Sekarang giliran aku yang menatapnya horor. *ini kenapa jadi horor-hororan gini sih?

Sinting emang tuh cowok! Dimarahin malah ketawa.

"Sinting lo. Gue mau pulang." Ucapku sambil tetap menatapnya horor. Entah kenapa Leo kalo ketawa gitu mirip banget sama yang nangkring di pohon sambil ketawa gaje, tambah lagi sekarang tempatnya belakang sekolah sepi lagi. Horor abis!!

"Eh, gak bisa gak bisa!" Leo mencegahku dengan merentangkan tangannya didepanku.

"Apaan sih lo minggir gak?!"

"Gak. Lo harus temenin gue disini!" Perintahnya.

Ih, ogah banget!

"Ogah! Sono lo lanjutin nyapu!" Usirku sambil mengibas-ngibaskan tanganku.

Setelah dia minggir dan tidak mencegahku, aku pun segera meletakkan sapunya dan mengambil tasku yang kuletakkan di bangku taman dekat lapangan belakang.

Baru beberapa langkah aku meninggalkan tempat itu, tiba-tiba sebuah tangan mencekalku dari belakang, membuatku berhenti dan reflek memutar tubuhku kebelakang.

"Temenin gue." Ucap Leo memelas kepadaku setelah aku memutar tubuhku menghadapnya.

"Apaan sih!" Kataku ketus sambil melepaskan cekalan tangan Leo dari tanganku. "Kan udah gue bantuin nyapu sebagian."

"Temenin gue doang, lo gak perlu nyapu."

"Nyapu aja pake ditemenin. Takut apaan sih lo!" Ucapku kesal sambil memutar bola mata malas.

"Gue takut pakpo, mbak kunti, dan saudara-saudari mereka." Ucap Leo lirih nyaris berbisik sambil memutar bola matanya melirik-lirik horor sekeliling lapangan yang penuh dengan pohon.

Sumpah, kekanak-kanakan banget!

Aku menatapnya heran . "Bukannya lo saudara mereka?" Tanyaku sinis.

"Gak mungkin! Cowo kece, ganteng, tajir dan berkharisma macem gue gak mungkin saudara makhluk terkutuk macam mereka!" Ucap Leo penuh antusias.

Gila nih cowok kumat lagi penyakit PD nya.

Aku mendengus nafas kesal. Tanpa basa-basi ku tinggalkan Leo di tempat tanpa menggubris teriakannya. Aku mempercepat langkahku, teriakan Leo kini udah tidak terdengar lagi. Sepertinya dia sudah menyerah, baguslah kalau begitu.

Aku merogoh saku seragamku, berniat mencari iphoneku, tapi setelah ku telusuri sakuku disana tidak ada tanda-tanda keberadaan iphoneku.

Aku mencoba mencari didalam tasku, namun juga sama hasilnya seperti disakuku, tidak ada. Seingatku aku terakhir menaruhnya di...

KOLONG MEJA!

Segera aku berlari kedalam gedung sekolah bagian timur, memasuki lorong lorong yang sudah sangat sepi karna ini sudah hampir 1 jam setelah bell pulang sekolah berbunyi. Aku pun menaiki tangga yang sudah berada di depanku.

Saat aku menaiki tangga didepanku terdapat dua siswi juga menaiki tangga yang sama denganku. Mereka terlihat berbincang-bincang tentang gosip disekolah. Aku yang lelah karna berlari pun ikut pelan-pelan menaiki tangga ini karna dua siswi yang ada didepanku itu juga berjalan pelan-pelan menaiki tangganya.

"... iya Leo anak tukang bolos itu." Samar-samar aku mendengar siswi berambut pendek berkata pada temannya yang berkuncir kuda disampingnya.

Aku mengernyit bingung. Mereka sedang membimbicarakan Leo kan? Mungkin aja tentang kerumunan itu.

Nguping dikit gak apalah ya?

Aku pun mulai mendengarkan lagi perbincangan mereka berdua.

"Oh, dia. Memangnya kenapa dia sembunyikan?" Tanya siswi satunya yang rambutnya dikuncir kuda.

Sembunyikan? Memangnya apa yang disembunyikan?

Sekali lagi aku menguping pempicaraan mereka dari belakang punggung mereka. Sepertinya mereka berdua tidak menyadari adanya aku dibelakang mereka, saking asiknya ya gosipin orang?

"Gue juga gak tau, yang pasti semua murid disini gak boleh ada yang ngebahas masalah itu lagi."

Nah, terus kalo gak boleh dibahas kenapa kalian berdua gosipin hal itu?

Dasar bodoh!

"Kok pada mau aja sih disuruh tutup mulut?" Siswi yang dikuncir kuda berkata dengan kesal.

Fyi, sekarang aku dan dua siswi didepanku ini udah dilantai dua, entah mereka mau kemana aku ikut aja, asalkan bisa denger apa yang mereka ngosipin.

"Leo itu punya kuasa disekolah ini, tapi gak ada satu pun murid disini yang tau apa yang buat Leo punya kuasa di sekolah ini." Tutur siswi berambut pendek.

Aku makin bingung, maksudnya apa sih ya?

Jadi sebenernya apa aja yang udah disembunyiin sama Leo?

Aku mencoba melangkah mendekat ke dua siswi yang masih sibuk berbincang-bincang.

"... Cewek yang deket sama Leo itu siapa sih namanya Gue lupa." Tanya siswi berambut pendek sambil menggaruk kepalanya yang aku yakini banyak kutunya.

"Oh, cewek yang itu kan ya? Kalo gak salah namanya..."

Shit!

Aku tak mendengar perbincangan kedua siswi itu lagi karna tiba-tiba ada yang memegang pundakku.

Dengan menahan emosi, aku membalikkan bandanku melihat siapa yang mengganggu aksi mengupingku dengan kedua siswi tadi.

Aku sempat terkejut melihat siapa yang ada dihadapanku sekarang, melihatnya disini seketika emosiku meluap hilang tak bersisa, yang tersisa hanya rasa penasaran.

Dia.. kenapa masih disini?

"Hai.. Ngapain masih disini?" Tanya seseorang itu sambil tersenyum ramah kepadaku.

***•***

Hai hai saya kembaliii

Hahaha ampun deh kalo ceritanya gantung ataupun pendek.

Ayo tebak itu siapa yang tiba-tiba datang dan mengganggu aksi nguping Misa? Yang tau comment yap!

Dimulmed itu pictnya Loe ya guys..

Vomentsnya ditunggu :*

Jangan jadi silent readers ya guys!!

Just one starTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang