{Author}Tempat putih dan selalu putih bercahaya itu masih mengelilingi Misa. Hampa, hampa tanpa ada mahluk hidup kecuali Misa dan 2 orang anak kecil yang sedang ada dihadapannya.
Dalam diam Misa terus mencoba untuk berfikir ini semua pasti mimpi. Ia Percaya bahwa semua ini hanya sebatas di bahwa kesadarannya. Ini semua tercipta karna ia menginginkam sebuah cahaya datang menerangi sekelilingnya, namun ini cukup berlebihan. Bukan ini yang Misa inginkan.
Tapi apakah mimpi ini datang dengan maksud yang lain? Datang bukan karna di batas kesadarannya, tapi sebuah petunjuk untuk Misa agar mengingat semuanya. Bagaimana mungkin Misa bisa memimpikan gadis kecil yang tak lain adalah dirinya sendiri saat masih kecil. Gadis yang memiliki segala ingatan yang telah ia lupakan sekarang.
Seketika mata Misa melebar setelah berfikir jika gadis kecil yang berdiri disampingnya ini mengingat segalanya saat ia masih kecil.
"Naira." Panggil Misa lembut, sembari berlutut agar bisa sejajar dengan gadis kecil yang ia panggil.
Gadis kecil yang dipanggil oleh Misa refleks menolehkan wajahnya menatap Misa. Namun, ia tak menjawabnya, melainkan diam dengan tatapan mata yang kosong.
Ingin Misa bertanya ada apa dengan sikap gadis kecil yang ada dihadapannya sekarang, namun itu bukan tujuan utamanya, karna mungkin waktunya sekarang tidak banyak lagi.
"Kamu kenal sama anak laki laki itu?" Tanya Misa tetap menatap ke manik mata Naira.
Misa menatapnya dalam untuk menemukan sebuah jawaban dari tatapannya. Namun, mata dan mulut gadis kecil itu tak menjawabnya sama sekali.
"Kakak gak berhak tau." Jawab gadis itu dingin dan terdengar ketus.
Misa tersentak, benar benar tak mengerti apa yang terjadi dengan gadis ini. Bukannya tadi ia senang karna ada dirinya disini, sekarang gadis itu berubah menjadi seperti tak menyukai adanya dirinya disini.
"Naira, kamu kenapa?" Tanya Misa lembut, seperti seorang ibu yang sedang memperhatikan anaknya. Tangannya mengelus-elus lembut rambut Naira. Namun Naira terlihat marah akan kelakuan Misa terhadapnya, di dorongnya Misa menjauh.
"Memangnya kakak ini siapa?!" Tiba tiba suaranya begitu ketus dan kasar. Badan Naira pun meninggi dan membesar menjadi seorang gadis remaja yang sama persis seperti Misa.
Misa pun bangkit berdiri. Shock melihat seseorang yang sangat mirip dengannya. Gadis itu menatapnya dengan tajam, di matanya seperti terdapat api yang berkobar-kobar menahan amarah.
Misa perlahan melangkah mundur, ia mulai merasa takut melihat seseorang yang begitu mengerikan. Apalagi seseorang itu adalah dirinya sendiri. Tak disangka jika dirinya bisa sangat mengerikan seperti itu. Misa ingin mengucapkan sepatah kata saja, namun ia tak mampu karna terlalu takut membuat sekecil apapun kesalahan yang membuat dirinya terancam bahaya.
"DASAR GADIS BODOH, KEJAM, TAK BERPERASAAN!!" Suara Naira besar dan menggelegar mampu membuat Misa serasa ingin pingsan.
"Apa lo gak tau apa yang dulu pernah lo perbuat gadis licik?" Tanya Naira sedangan penuh penekanan pada kata gadis licik. Wajahnya tersenyum sinis yang sangat terlihat begitu senang melihat Misa yang tak bisa melakukan apa apa.
"Lo!!" Jari telunjuk Naira mengarah menunjuk Misa secara tajam. "Pernah membuat kesalahan FATAL! Apa lo inget? Mungkin lo udah lupa, tapi mereka gak pernah lupa akan apa yang pernah lo perbuat dulu. INGET ITU!" Bentak Naira yang berjalan mendekati Misa.
Misa tak tau apa yang terjadi, dipikirannya ia hanya ketakutan dan ingin kembali, berharap semua ini segera berakhir. Ia tak bisa melakukan apa-apa, yang bisa ia lakukan hanyalah memejamkan matanya. Dalam gelap ia berharap, didalam ruangan sebelumnya, gelap tanpa ada seorang pun yang mengganggunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just one star
Teen Fiction[pending] cerita ini akan lama diupdatenya. Ceritanya aneh, absurd, gak jelas, pokoknya jangan dibaca kalo gak berminat. Terimakasih :) *** Naira Misame Zuka cewek cantik yang ketiban sial gara gara telat dateng ke sekolah dan mengharuskannya di huk...