19

1K 97 7
                                    


Mark memasuki sebuah cafe tempat bertemu dengan teman-temannya. Ia langsung berjalan menuju tempat pemesanan dan memesan minuman.

"Ice americano satu, atas nama Mark." pesan Mark tanpa melihat lebih dahulu menu yang ada di papan. Ia pun langsung menyodorkan lembaran uang 50rb untuk segelas americano yang dibelinya.

Kemudian setelah mendapatkan segelas kopi dan uang kembalian, Mark berjalan naik ke lantai atas, mencari keberadaan Jaemin dan tiga orang temannya yang lain.

"Dateng juga lo Mark." Renjun orang yang pertama kali menyapanya saat ia mendudukkan diri di bangku.

"Maunya sih nggak dateng tapi dipaksa-paksa sama ni orang." ujar Mark sambil menunjuk Jaemin.

"Bro! ya soalnya lo kayak udah nggak inget kita gitu setelah deket sama Yeri."

Mark hanya mencibir perkataan Jaemin. Jelas lah yang Jaemin katakan itu tidak benar.

"Serius gue kaget anjir tau lo ngepepet si Yeri. Kek woi seorang Mark yang selama ini bodo amat sama cewek terus tiba-tiba naksir satu cewek sampek jadi bucin." kali ini Heechan yang bersuara.

"Berlebihan lo mah Chan."

"Jadi kapan nih di pacarinnya?"

"Apa sih masih tahap awal juga."

"Ati-ati aja lo, yang mau ke Yeri tu bukan cuma lo. Jangan sok ganteng, diselip baru tau rasa."

Mark hanya tersenyum, tak berminat untuk menanggapi perkataan Jaemin.

"Gue selip aja kali ya?" kompor Jeno yang langsung mendapet pulukan cukup keras dari Mark di punggungnya. Pasalnya Jeno ini adalah casanova di sekolah dan yang paling utama dia playboy. Yeri tidak boleh menjadi korban Jeno selanjutnya.

"Ahg sakit bego!" ujar Jeno kesakitan,
"cantik gitu kan si Yeri kasihan kalau cuma lo gantungin. Mending buat gue."

"Jangan macem-macem ya lo. Awas aja!" acam Mark dengan muka serius.

"Lagian apa sih alasan lo belum nembak dia Mark? Kalian tu dah deket lebih dari 3 bulan dan bahkan kayak orang pacaran."

Tak langsung menjawab pertanyaan yang diajukan Renjun, Mark lebih memilih menyeruput ice americano yang masih penuh. Melihat masing-masing temannya itu bergantian. Sebenarnya dia bingung harus menjawab bagaimana.

"Gue nggak pernah pacaran dan gue bingung harus nembaknya gimana." jawab Mark pada akhirnya dengan satu nafas. Jawaban yang hanya disambut dengan cekikikan teman-temannya.

"Buat apa sih lo temenan sama Jeno kalau nggak dimanfaatin?" ujar Jaemin sambil merangkul Jeno yang duduk disampingnya, "teman kita ini kan punya 1001 cara buat nembak cewek, belajar lah sama dia."

"Hee nggak ada nggak ada! Gue berguru sama Jeno bukannya di terima malah ditolak mentah-mentah njer. Sesat."

"Heh, lo aja ya yang nggak bener nerapin ilmu dari gue. Dulu kan gue bilang jadi cowok tu yang keren kalau mau nembak cewek, lo malah sok imut sambil nari-nari nggak jelas di tengah lapangan."

"Sumpah ya kalau inget itu, gue yang malu anjir temenan sama dia." sahut Renjun menanggapi.

Kejadian saat mereka kelas 10 itu memang sangat membekas. Heechan yang saat itu naksir kakak kelas 11, minta saran pada Jeno cara menembak kakak kelas itu. Tapi karena dia tak mendengarkan saran Jeno dengan benar malah jadinya ia ditolak mentah-mentah.

"Jadi gimana mau gue bantuin nggak?" tanya Jeno pada Mark yang sejak tadi terlihat berpikir.

Hm apa tidak apa-apa dia meminta bantuan pada Jeno?

LAGOM | Mark - YeriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang