Bonus ; Upset [Junhoe-Rose]

1.3K 131 6
                                    

"Yohan, kamu dimana?"

Rose menanyakan kabar putra tunggalnya melalui telepon. Ia khawatir, kondisi sedang hujan dan hampir jam sembilan, namun Yohan belum kunjung pulang.

"Otw, ma. Masih di jalan, ini lagi di lampu merah."

"Hati-hati ya, jalanan licin. Jangan ngebut, Han."

"Iya, ma. Udah lampu ijo, aku matiin ya?"

Yohan memutus panggilan itu sepihak. Rose kembali lesu, ia meletakkan ponselnya di nakas dan berjalan menuju ke balkon rumahnya.

Junhoe baru selesai berkutat dengan pekerjaan di kantornya. Ia menutup laptop-nya dan menghampiri istrinya yang berada di balkon.

"Sayang kenapa?" tanya Junhoe sambil memeluk Rose dari belakang.

Pertanyaan Junhoe belum sempat Rose balas karena ia melihat motor anaknya berhenti di depan rumah. Dari balkon, Rose langsung teriak, "Yohan! Mama aja yang buka!"

Ia langsung melepaskan diri dari Junhoe, berlari ke bawah dan membukakan pagar untuk Yohan.

"Yohan mau mandi pake air panas?" tawar Rose.

"Boleh, ma."

Rose langsung ke kamar mandi dan menyalakan air panas untuk Yohan. "Yohan udah makan belum? Mau makan gak? Sayur tadi masih ada sisa."

"Gak usah, ma. Yohan udah kenyang. Habis mandi Yohan mau tidur aja," balas Yohan sambil masuk ke kamar. Niatnya biar gak ditanyain apa-apa lagi sama Rose.

Rose langsung balik ke kamarnya habis airnya Yohan udah siap. Dia lihat Junhoe nungguin dia sambil duduk di kasur. Cowok itu nepuk-nepuk kasur supaya Rose duduk di sebelahnya.

Rose nyamperin Junhoe. Sekarang gantian, dia yang peluk Junhoe.

"Jun, aku mau curhat, dengerin ya."

"Iya."

"Aku gagal jadi orang tua yang baik gak sih buat Yohan?"

"Hush." Junhoe langsung natap istrinya. Sempet nyentil bibir istrinya pelan. "Kamu gak boleh ngomong gitu. Emang Yohan bilang apa ke kamu?"

"Gak tau." Rose ubah posisi jadi duduk. "Aku ngerasa kayak Yohan beda gitu. Dulu dia sering ngomong, sering cerita- cerita sama aku. Sekarang gak. Dia sering pulang malem, kalau bukan aku yang ngawalin, dia pasti gak bakal mau ajak ngomong. Istilahnya jadi lebih pendiem gitu deh."

"Iya sih, aku juga ngerasa." Junhoe juga ngungkapin pendapatnya. "Coba kamu tanya, dia kan lebih deketnya sama kamu. Kalau sama aku bisa-bisa dia ogah mau jawab."

"Coba deh besok aku tanya."

"Udah jangan sedih-sedih lagi." Junhoe ngelus rambut Rose. "Ayo bobo."

***

Paginya, Rose nemu sticky notes di depan pintu kulkas.

'Ma, maaf gak bisa sarapan bareng Papa Mama. Yohan buru-buru harus pergi. Ini urusan penting banget'

Rose menghembuskan nafasnya. Ada rasa sedih dan kesal bercampur dalam dirinya.

Ia langsung mencabut sticky notes itu. Diremasnya, lalu ia buang ke tempat sampah. Cewek itu duduk meringkuk di sofa dan ...

ASRAMA ; 97L ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang