Jungkook tidak begitu banyak bertingkah, dia hanya melakukan apa yang disuruh oleh Yugyeom.
Menungging, mengangkang, mendesah, dan hal lainnya.
Jungkook bahkan mau membuka mata dan menatap Yugyeom karena disuruh, benar-benar seperti robot yang dikendalikan.
Mereka bermain tidak lebih dari 2 jam, Yugyeom bukannya merasa Jungkook tidak memuaskannya.
Hanya saja, dia seperti tengah melakukan persetubuhan pada ibunya sendiri, canggung.
Padahal, Yugyeom selalu bertingkah sama entah pada pelayan baru atau pelayan yang sudah ia kenal.
Dengan Jimin saja dulu saat pertama kali, Yugyeom bisa bermain lebih dari 3 jam.Seperti permintaan Taehyung, Yugyeom mengantar Jungkook ke rumahnya.
Tidak lupa memberikan beberapa kata untuk Jungkook atas pelayanannya, kemudian pergi setelah berbincang dengan Taehyung.
Jungkook sepertinya menyadari apa kekurangannya, terlihat menyedihkan duduk di sofa dengan kedua kaki sedikit terbuka. Anusnya sakit, dia baru saja membersihkan darah yang keluar dari sana beberapa menit yang lalu, ia bahkan memakai celana training Taehyung, benar-benar tidak nyaman dengan celana jinsnya."Apa yang kau rasakan?"
"Aku merasa berdosa." Jungkook bergumam, dengan wajah datarnya.
"Ini uang yang dia berikan padaku. Bagaimana cara kita membaginya?" sambung Jungkook mengeluarkan beberapa gepok uang di tangannya ke atas meja, tepatnya ke hadapan Taehyung yang sepertinya sudah lebih baik setelah sakit masuk angin.
"30% untukku, sisanya milikmu." Taehyung membagi uang tersebut. Sedikit heran karena Yugyeom memberi Jungkook terlalu banyak uang.
Untuk pemula, maksud Taehyung."Jadi, apa yang akan kau lakukan setelah ini? Pergi ke gereja dan bertobat?"
"Aku sepertinya sangat kaku. Apa yang harus aku lakukan ketika di ranjang?"
Taehyung menurunkan penglihatannya, pada leher Jungkook yang penuh dengan tanda merah hasil karya Yugyeom.
Jungkook memang kaku, Yugyeom mengatakannya dengan tanpa keluhan.
Pria itu juga mengatakan butuh waktu lama membuat Jungkook terangsang, tapi ada sesuatu yang menarik dari Jungkook. Dengan melihatnya berdiri saja, mampu membuat penis siapapun berdiri.
Kecuali penis Taehyung, entahlah.
Penisnya masih memiliki rasa pada lubang Jimin."Kupikir kau hanya perlu mendesah." Taehyung memberi saran, seadanya.
"Aku melakukannya, dengan alami."
"Tidak, terkadang kau perlu berpura-pura untuk menyenangkan pelanggan."
"Maksudmu?"
"Kau butuh seorang ahli."
-----
"Tapi, aku sedang bersama Sungwoonie."
"Kenapa?" Seorang pria kemudian merangkul pinggang Jimin, membawa si mungil semakin menempel pada tubuhnya yang terbebas dari pakaian.
"Taehyungie bilang membutuhkanku," ujar Jimin, kemudian menekan tombol speaker agar pelanggannya bisa mendengar sang mucikari.
'Kapan kalian akan pulang?'
"Aku bahkan baru menjemputnya dari klub." Sungwoon terlihat kesal.
Dia benar-benae baru membawa Jimin ke apartementnya, mereka bahkan belum bersetubuh."Taehyungie, aku bisa ke rumahmu setelah selesai menemami Sungwoonie. Kau bisa menunggu, kan?"
'Baiklah, jangan pergi keluar negeri.'
Sungwoon tertawa kecil, Taehyung sepertinya belum bisa melupakan saat ia membawa Jimin ke Amerika 3 bulan lalu untuk menemaninya. Dia tidak mengabari Taehyung selalu 'ayah angkat' dari Jimin.
setelah mematikan ponsel, Jimin kemudian berbalik, menatap Sungwoon dengan senyuman manisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Slut's || Taekook x Yoonmin|| (END)
RandomIntinya, Jimin dan Jungkook itu punya bokong bulat.