20

13.5K 818 291
                                    

Jungkook tak pernah sekalipun berpikir jika ia akan disewa oleh pacar Jimin, sama sekali tidak.
Tapi, takdir berkata lain. Jungkook diharuskan berhadapan dengan Yoongi, sebagi pelanggan dan pemuas nafsu.
Jangankan bersetubuh, Jungkook bertanya di mana letak dapur saat di rumah Yugyeom pada Yoongi saja sangat sungkan.
Apa Yoongi gila? Ada banyak cara lain untuk membuat Jimin cemburu selain memanggilnya.
Jungkook benar-benar tidak nyaman, duduk di atas ranjang dengan bayangan ia digagahi oleh Yoongi.
Rasanya ia ingin tertawa, tapi takut dalam bersamaan.
Terlalu konyol dan mengerikan.
Suara shower mandi yang dimatikan membuat rasa gugup Jungkook naik ke ubun-ubun.
Luar biasa kurang ajarnya takdir mempermainkan mereka.

Ceklek

Yoongi keluar dengan setengah handuk melingkari area bawahnya.
Rambutnya basah, sedikit meneteskan air ke tubuhnya dengan rambut hampir menutup kedua mata sipitnya.
Jungkook mendongak, menatap Yoongi dengan diam.

"Kau baru saja kembali dari bekerja?"

Yoongi terlihat santai, sama sekali tidak terlihat gugup sembari mencoba mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil yang disediakan pihak hotel.
Jungkook mengerjap, kemudian menyentuh lehernya yang lupa diberi penutup.
Pantas saja sedari ia masuk loby hotel, semua orang menatapnya dengan tatapan aneh.

"Tidak apa apa melayaniku?"

Pertanyaan Yoongi benar-benar terdengar sangat tabu di telinga Jungkook.
Bahkan jika Yoongi bukanlah kekasih Jimin dan  mereka tak saling kenal, Jungkook akan berpikir dua kali untuk menerima uang sewa Yoongi.
Pertama, ia benci aura dominan Yoongi yang menguar tajam bahkan ketika wajah seolah menunjukkan jika Yoongi harusnya bottom.
Kedua, Jungkook tidak suka pria macam Yoongi, tapi Taehyung.

"Kau yakin?"

Yoongi tertawa kecil, dia kemudian mendekati Jungkook.
Berdiri dengan jarak yang sangat dekat, mantan kekasih Taehyung itu bahkan bisa mencium bau sabun mint keluar dari tubuh putihnya, dengan tetesan air sesekali membasahi wajah kelinci Jungkook.

"Kau ragu?"

Jungkook menggeleng, ia tak meragukan kekuatan Yoongi dalam bersetubuh walaupun tubuhnya lebih besar dari CEO perusahaan iklan itu.
Jungkook hanya tidak percaya, ia dalam bawah kungkungan Yoongi sekarang. Hanya itu, Min.
Yoongi menarik tangan Jungkook, kemudian menempatkan tangan itu pada penisnya yang masih tertidur dan tertutup handuk.

"Ah!" Jungkook sedikit berteriak, kaget.
Rasanya sangat lancang, seperti memegang alat vital ayahnya.

"Y-Yoongi-"

"Daddy, call me daddy."

Kedua pipi Jungkook memerah, malu dan gugup mencekiknya untuk segera mati.
Tangannya digerakan Yoongi naik-turun hingga pada akhirnya ia merasa penis itu mulai mengeras dan setengah bangun.
Kepalanya sesekali mendongak, menatap Yoongi yang masih terlihat datar dengan pekerjaanya.

Detak jantung Jungkook berpacu lebih cepat dari sebelumnya, melihat penis besar berurat itu kini mengacung tinggi di depan wajahnya.
Yoongi melepaskan handuknya, bertelanjang dihadapan Jungkook yang masih berpakaian lengkap.

"Naik ke atas ranjang."

Yoongi memerintah, dengan satu tangan memegang rahang Jungkook begitu lembut.

"Menungging seperti Jimin," sambung Yoongi dengan berbisik pada telinga Jungkook.
.
.
.

"Aku senang kau kembali."

Jimin tersenyum, beringsut mendekati kaki Changmin dengan cara merangkak.
Lubangnya diisi oleh dildo berbentuk ekor dengan leher diikat oleh rantai, seperti anjing.

Slut's || Taekook x Yoonmin|| (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang