16

14.2K 833 35
                                    

"Kau gila, Jimin."

Jimin hanya tersenyum, kemudian bangkit dari kasur dengan hanya memakai kemeja milik Namjoon.
Berjalan secara tertatih untuk masuk ke dalam kamar mandi, bersiap untuk mandi lalu pulang ke apartemennya.
Ngomong-ngomong, dia sudah meminta izin Yoongi untuk pulang ke apartemennya hari ini.
Namjoon hanya perlu untuk tutup mulut dari Yoongi, tentang hari panas mereka hari ini.

Jimin masuk ke dalam bathup, menenangkam dirinya yang terasa begitu lelah setelah di habisi berjam-jam oleh Namjoon, sekarang bahkan sudah hampir sore.
Jujur saja, Jimin memang mencintai Yoongi.
Tapi, dia sudah terbiasa hidup seperti ini, sulit untuk setia pada satu orang walaupun hatinya hanya ingin dimiliki oleh Yoongi.
Dia masih ingin bermain dengan Sungwoon, Yugyeom, bahkan jika boleh, dia akan tetap datang pada Changmin.
Namjoon, adalah pelanggannya juga, hanya jarang menyewa karena dia punya 'istri'.
Iya, Namjoon sudah menikah dan menjadikan Jimin sebagai pelampiasan nafsunya jika sang 'istri' menolak untuk bersetubuh.

"Aku akan pergi, istriku masak makan malam."

"Bayaranmu aku  langsung kirim ke Taehyung ya?"

Jimin menoleh, menatap Namjoon yang sudah rapi dengan setelan jasnya, masuk ke dalam kamar mandi dan duduk di pinggiran bathup.

"Kenapa ke rekening Taehyung?"

Namjoon hanya mengangkat bahu, Jimin tak memintanya untuk menyembunyikan ini semua juga dari Taehyung.

"Kau urus saja Taehyung sendiri, aku pulang ya."

Namjoon menyempatkan diri untuk melumat bibir tebal Jimin, sebelum keluar dari kamar hotel itu. Meninggalkan Jimin yang terlihat kesal, karena rahasia yang seharusnya hanya ada diantara dia dan Namjoon kini juga harus diisi oleh Taehyung.
.
.
.

"Kau mau pulang?"

Jungkook menoleh, menatap Taehyun yang tengah bermain game di atas sofa.
Jungkook menggeleng, dia tak mau pulang sekarang.
Selain karena rasa sakit di lubangnya setelah di hajar oleh Taehyun, yang sialnya punya nafsu besar hingga ia bahkan menangis meminta bocah itu untuk sedikit manusiawi dalam menyetubuhinya, Taehyung adalah alasan lain ia ingin tetap di sini.
Jungkook sedikit kaget sebenarnya, Taehyun punya uang gepokan dan memberikan sebagian  padanya.
Tanpa dihitung, hanya dikira-kira.

"Tapi, Taehyung menelponmu terus."

Taehyun menunjuk ponsel Jungkook yang disimpan di atas meja dengan dagunya.
Mencoba memberitahu Jungkook jika Taehyung sudah lebih dari 5  kali mencoba menghubunginya.
Sadar jika Jungkook tidak punya tenaga untuk bangun dari kasur empuknya, Taehyun kemudian dengan baik hati membawakan ponsel itu pada Jungkook.

"Terimakasih."

Cup

Taehyun mengambil imbalannya sendiri tanpa di suruh, menarik wajah Jungkook untuk ia lumat sekilas bibir luar tipis itu.
Jungkook hanya mendengus, menjilat bibirnya kemudian kembali tiduran di atas kasur Taehyun, yang sesungguhnya masih bau sperma.
Pertama, Taehyung memberinya pesan, bertanya tentang keberadaannya.
Kedua, dia bertanya tentang uang darimana yang mengalir ke rekeningnya.

Drrrt

Drrrt

Belum selesai Jungkook membaca pesan lainnya, Taehyung sudah menelponnya lagi.
Tak ada pilihan, Jungkook akhirnya menjawan telepon dari sang bos.

'Kau tak menemukam angin segar di sekitar rumah hah?'

Taehyung terdengar marah disebrang sana.

"Aku menemukannya di sana." Jungkook bergumam, sedikit kesal karena dimarahi Taehyung, ia salah tapi tetap saja kenapa harus dimarahi.

Slut's || Taekook x Yoonmin|| (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang