15

14.4K 808 112
                                    

Jungkook mencoba untuk tidak mengungkit lagi masalah pernyataan cintanya. Cukup sekali ia merasa malu.
Taehyung juga terlihat tidak mau membahasnya lebih dulu, dia berubah menjadi sedikit pendiam sejak malam itu, malam di mana dia berpamitan pada Jungkook untuk menerima telepon dari Jimin.
Walaupun Taehyung masih memperhatikannya dengan extra seperti kemarin, tapi tetap saja Jungkook bisa merasakan Taehyung tidak di sini bersamanya.
Jiwanya melayang, mungkin bersama Jimin yang sampai sekarang belum kembali ke rumah ini, selesai acara makan malam bersama Sungwoon waktu itu.

"Kau yakin sudah merasa lebih baik?"

Jungkook menoleh, menatap seorang dokter berjas putih duduk berdampingan dengan Yugyeom yang sibuk memakam permennya.
Dokter psikolog yang Yugyeom janjikan sudah tiga kali datang ke rumah ini, menemui Jungkook yang pada awalnya terlihat sangat trauma.
Tapi, hari ini Jungkook mengatakan jika ia sudah menerima takdirnya sebagai korban pemerkosaan, juga pembunuh yang terpaksa demi menyelamatkan nyawanya sendiri.

"Ini bagus karena kau tak berada di lingkungan di mana kau akan di salahkan karena ya ... kau seorang gay yang menjajakan diri."

"Kau di kelilingi oleh orang-orang yang mengerti keadaanmu."

Jungkook mengangguk, dokter itu benar.
Untungnya dia berada dalam lingkaran kehidupan yang mengerti dirinya denyan sepenuh hati.
Bahkan Yugyeom yang jelas-jelas tidak tau menau tentangnya, juga untuk seorang sahabat dari Eunwoo, Jungkook berterimakasih karena pria kekanakan itu tidak menyalahkannya atas kematian Eunwoo.

"Kau bisa aku panggil lagi kan jika dia merasa traumanya kambuh?"

"Dia seharusnya menelponku setiap waktu, kita perlu banyak bicara satu sama lain agar aku bisa dengan cepat memutuskan apakah Jungkook-ssi ini sudah sembuh total atau hanya menipu diri."

Yugyeom mendecih, pria sialan ini.
Dokter pria itu mengerjap, pura-pura tidak mengerti dengan tatapan Yugyeom yang seolah menyudutkannya dengan kalimat 'kau hanya sedang mencari kesempatan untuk tidur satu ranjang dengan Jungkook.'
Jungkooo lagi-lagi mengangguk, mengatakan bahwa ia akan menelpon Jaehyun, sang Dokter  setiap hari.

"Apa curhat juga boleh?"

"Tentu, ceritakan apa saja yang membuatmu merasa nyaman, keluarkan semuanya."

"Bajingan, kembali kau ke rumah sakit."

Jaehyun hanya tertawa, bagaimana bisa Yugyeom memperlakukannya seperti hewan di depan Jungkook.

"Pertama, kau perlu berobat jalan, anjing." Jaehyun balik mengumpati Yugyeom, kemudian keduanya bertengkar di depan Jungkook yang sebenarnya masih sedih oleh sikap Taehyung sejak malam itu.

'Apa yang harus aku lakukan jika Taehyung menolak perasaanku? Pasti menyedihkan jika aku terus berada di sekitarnya nanti.'

---

"Di luar dingin~"

Taehyung menghela napas, kemudian melepaskan jaketnya untuk ia pakaikan pada Jimin.
Bukan ini maksud Jimin, dia sudah merasa hangat dengan pakaian tebalnya, yang ia khawatirkan itu Taehyung, dia takut bosnya itu merasa kedinginan.
Ini sebenarnya yang membuat Jimin merasa sangat sedih, ia tau betul jika Taehyung masihlah menyimpan perasaan padanya.
Melihat Taehyung harus terluka dua kali , dan itu semua karenanya, membuat Jimin merasa semakin sedih.

Dia sayang Yoongi, tapi dia juga sayang Taehyung.
Walaupun dalam suatu hal yang berbeda, menyakiti Taehyung adalah hal yang tak ingin Jimin lakukan.
Berhenti bekerja pada Taehyung bukanlah hal buruk, tapi dengan alasan ia akan menjadi nyonya Min adalah yang menyakitkan untuk Taehyung.

"Maafkan aku."

Taehyung hanya diam, menatap Jimin yang terlihat sedih sembari memainkan ujung pakaiannya dengan random.
Taehyung merasa berat, Jimin bukan hanya sekedar pria yang ia cintai.
Bertemu Jungkook mungkin membawa warna baru pada kehidupannya, melewati banyak momen menegangkan bersamanya mungkin Taehyung merasa harus terus bersamanya.
Taehyung suka Jungkook, tapi dia masihlah sangat menyayangi Jimin.

Slut's || Taekook x Yoonmin|| (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang