Bruk
Jimin kembali dibanting, ke atas kasur dengan kedua tangan yang mulai memerah dibalik tali di kedua pergelangan tangannya.
Rambutnya sudah lepek oleh keringat, wajahnya lembab oleh sperma bercampur ludah dari Changmin.
Sudah satu jam dia di habisi oleh pemuda kayar raya itu. Tapi, melihat Jimin yang masih memiliki sisa tenaga membuatnya tak akan pernah selesau begitu saja.Sret
Kedua kaki Jimin di tarik, hingga mendekati pahanya yang masih terbungkus oleh celana kain kerjanya.
Berbeda sekali dengan Jimin yang telanjang total dengan beberapa ruam merah dan ungu di hampir seluruh tubuhnya.
Changmin kemudian membuat kedua kaki Jimin mengangkang, lalu menekannya hingga lutut si mungil menempel pada kasur tepat di samping kepalanya.
Posisi yang sangat tidak nyaman sebenarnya, tapi Jimin bisa apa selain berharap Changmin menghentikan permainannya kemudian membiarkan dia istirahat sejenak."Lihat, vibrator ini tidak mau keluar dari lubang becekmu."
Jimin hanya diam, sesekali mendesah ketika vibrator seukuran jempol Changmin itu menyentuh ujung kenikmatannya.
Dari satu jam yang lalu, ketika Changmin merubah pikirannya untuk menyetubuhi Jimin daripada membunuhnya, vibrator itu tidak keluar dari lubangnya.
Mendampingi penis Changmin saat berulang kali mengeluarkan spermanya di dalam."Ch-Changmin-ah~." Jimin melenguh, merasakan lagi kepala penis Changmin mulai masuk ke dalam lubangnya.
"Aku membayarmu mahal untuk ini, jadi berhenti menyuruhku untuk berhenti."
Changmin tidak pernah melakukan sesi bersetubuh dengan lembut, pada Jimin.
Entah ketika suasana hatinya sedang baik atau bahkan ketika buruk seperti ini.
Perlakukannya sama, hanya lebih kejam.
Untuk pertama kalinya, Changmin meludahi wajah Jimin seolah dia adalah manusia dengan ras paling rendah.
Lalu, mengatainya dengan kata-kata menyakitkan sembari menggerakan penisnya di dalam lubang Jimin."Ah!"
Suara kecipak kulit beradu kembali terdengar, Changmin menubrukkan penisnya begitu kuat setiap detiknya, membuat Jimin merasa kesakitan juga nikmat dalam bersamaan.
Lelehan air liur keluar dari celah bibir Jimin yang membengkak dan mengeluarkan darah, kedua matanya terpejam kemudian terbuka dan langsung menatap Changmin yang tak pernah melepaskan tatapannya dari wajah Jimin.'Aku tidak akan mau menemuimu lagi!'
Changmin kembali teringat oleh teriakan Jimin sesaat setelah ia melepaskan cekikannya, suasana hatinya yang buruk berubah semakin buruk saja.
Dia kemudian melepas kedua kaki Jimin, membuatmu mengangkang sendiri."Ahk! Changhh-"
Jimin tak bisa berbuat apa-apa selain mendongak secara alami, Changmin kembali mencekiknya dengan gerakan pinggulnya yang semakin cepat.
Ujung jari kuku kakinya menekuk, merasakan sesak napas bersamaan dirinya yang akan kembali orgasme.
Changmin baru mau melepaskan cekikannya dari leher Jimin ketika ia juga mencapai orgasme 10 detik setelah Jimin."Ah!"
Changmin menarik rambut Jimin hingga pria kecil itu terduduk dengan kaki mengangkang mengeluarkan cairan kental putih dari lubangnya.
Sret
"Dengar, kau tak punya hak untuk tidak mau menemuiku."
Changmin mencengkram erat dagu Jimin, memaksanya untuk mengangguk.
Jimin mengangguk, kemudian di dorong lagi untuk berbaring.
Changmin kemudian pergi dari apartemen Jimin setelah melepaskan ikatan tali pada tangan dan mengeluarkan vibrator dari lubang Jimin membiarkannya begitu saja seperti biasa.Hujan sudah reda, tapi tangis Jimin belum berhenti.
Jimin memang suka uang, dia rela mengangkang karena uang.
Ini adalah kali pertamanya dia di rendahkan seperti ini.
Dulu, dia pikir menjadi jalang tidak semenyakitkan ini, tapi akhirnya dia mengerti mengapa orang yang pernah menjadi seperti dia begitu senang setelah berhasil lepas dari dunia jual diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Slut's || Taekook x Yoonmin|| (END)
RandomIntinya, Jimin dan Jungkook itu punya bokong bulat.