Samuel tiba - tiba berlutut di hadapan Ayumi dan mengeluarkan rangkaian mawar merah yang dikelilingi oleh mawar putih, Ayumi hanya diam. Matanya berkaca - kaca dan ia menutup mulutnya dengan kedua belah lengannya.
"Lo tau kan, kalo gue ganggu lo, ngusik hidup lo, karena gue suka sama lo. Itu cara gue buat bisa deket sama lo, mungkin cara gue salah karena buat lo benci sama gue, tapi cara gue memang gitu. Apa lo mau jadi pacar gue?" tanya Samuel sambil menyerahkan serangkaian bunga mawar pada Ayumi.
Ayumi mengambil rangkain bunga itu, tanpa sepatah kata pun. Samuel bangkit dan menatap Ayumi seolah meminta jawaban.
"Gue bakal jawab." Ayumi menarik napasnya dalam.
"Lo lihat betapa bahagianya gue tadi pagi? Tanpa pengganggu macam lo, dan sekarang apa? Lo nyatain cinta lo? Lo berharap gue terima? Engga akan, gue benci sama lo. Benci banget. Gue gak pacaran sama lo aja udah tersiksa, gimana kalo gue pacaran sama lo? Mending mati gue," ujar Ayumi lalu melempar rangkaian bunga mawar itu dan pergi begitu saja.
Syahla menatap Samuel iba, dan ia juga pergi mengejar Ayumi.
"Yum! Yum!" Ayumi menghentikan langkahnya ketika sebelah lengannya berhasil diraih oleh Syahla.
"Kenapa lagi sih?" tanya Ayumi dengan ketus.
"Cara lo salah untuk nolak Sam, gak gitu caranya Yum!" kata Syahla sambil menatap Ayumi.
"Lo siapa gue sih? Hah? Asal lo tau gue gak pernah suka diatur sama siapapun." Syahla hanya menggelengkan kepalanya, setitik air bening keluar dari sudut matanya.
"Terserah, gue cuma mau kasih tau lu doang, gue jamin, ke depannya Sam bakal terus ngusik hidup lo," kata Syahla dan ia langsung pergi.
Untunglah Syahla langsung mendapatkan kendaraan umum. Syahla menatap keluar jendela, rintik hujan mulai turun. Bagaimana bisa Ayumi mengatakan hal seperti itu? Syahla bukan siapa - siapa Ayumi? Lalu selama itu Ayumi hanya menganggapnya orang lain?
Syahla tentu sudah menganggap Ayumi sebagai sahabatnya, bahkan lebih. Syahla mengetahui semua hal tentang Ayumi, begitupun Ayumi, ia mengetahui segala hal tentang Syahla, kecuali satu hal yang ditutup rapat oleh Syahla.
Syahla menatap sekeliling, gang rumahnya terlewat. Buru - buru ia menghentikan angkutan umum itu dan tak lupa untuk membayarnya. Syahla berlari karena rintik hujan sudah mulai besar.
"Assalamualaikum," kata Syahla sambil membuka pintu rumahnya yang tidak terkunci.
"Walaikumsalam." Seorang wanita paruh baya berjalan mendekati putri semata wayangnya.
Setelah mencium tangan sang ibu, Syahla pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Syahla menghempaskan tubuhnya ke kasur, menatap langit - langit kamarnya yang putih bersih.
"Lo siapa gue sih? Hah?"
Kata - kata itu masih terus terngiang di telinga Syahla, air matanya lagi - lagi menerobos tiang pertahanan Syahla. Mungkin jika terus dipikirkan akan membuat rasa sakit hatinya semakin besar, Syahla memilih menyalakan lagu dari ponselnya dan ia masuk ke kamar mandi.
"Syahla!" panggil Ibunya.
"Masuk Bu, Syahla di kamar mandi," jawab Syahla. Ibunya mematikan lagu yang berasal dari ponsel putrinya. Dan ia duduk di tepi kasur.
Tak lama, Syahla keluar dari kamar mandi dengan rambut yang dililit handuk. Syahla tersenyum saat melihat Ibunya duduk di tepi kasur.
"Kamu ada masalah?" tanya Ibunya to the point.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Months [ E N D ]
RandomAku yakin, semua orang pasti pernah berada dalam fase dimana ia sangat mencintai seseorang. Seperti dimabuk asmara misalnya, ia sampai gila menghadapi semuanya. Menganggap dunia mati jika sehari saja tak berjumpa. Setiap orang juga pasti pernah bera...