[Part 24 - Cerita]

17 2 1
                                    

Layaknya seorang anak balita yang dibacakan dongeng sebelum tidur, Angga mendengarkan setiap cerita yang diceritakan oleh Ayumi. Angga merasa, ia bukan seperti sosok kakak yang selalu ada di samping adiknya saat keadaan apapun.

Ayumi yang mengalami semuanya, tapi justru Angga yang terlihat sedih dan murung.

"Sekarang kamu maunya gimana? Raka kembali dan Samuel justru punya cewek lain, semuanya tergantung sama kamu," ucap Angga sambil terus membelai kepala sang adik yang berada di pundaknya.

Ayumi menggeleng.

"Kalo menurut Kakak, kamu lebih baik sama Raka, mungkin selama dia ngilang, dia gak mau bawa kamu ke masalahnya, dan sekarang masalahnya sudah selesai." Ayumi masih diam dan

Apa yang dikatakan oleh Angga memang cukup masuk akal, tapi sekarang hatinya sudah milik Samuel. Namun, apa pantas hatinya ia serahkan pada lelaki yang ternyata sudah memiliki wanita?

(。•́︿•̀。)

"Woy, Dim, lo kenapa? Bengong mulu?" tanya salah satu lelaki yang berambut agak panjang.

"Cewek nih pasti!" ujar yang lainnya.

Ia mengangguk.

"Cerita lah."

"Gue masih sayang sama mantan gue, tapi waktu itu gue ada masalah, tau lah kalian, masalah anak kaya kita. Gue putusin dia karena takutnya nanti ada yang make dia sebagai senjata, setelah masalah gue selesai, gue balik ke dia, tapi dia nolak mentah - mentah kehadiran gue," ucapnya sambil menatap kosong ke arah depan.

"Masa lo nyerah sih gitu doang."

"Bukan leader kita kalau lo kayak gitu."

"Kalau lo masih sayang sama dia, ya lo kejarlah."

"Intinya jangan nyerah gitulah."

Pria itu tersenyum dengan nasihat dan juga ucapan para temannya, ia mengakui jika teman dan dirinya memang tidak benar dan bisa disebut nakal. Tapi, kesetiaan mereka terhadap pertemanan harus diacungi jempol.

Terkadang, ia juga merasa bersalah karena identitas yang dia palsukan. Entah akan seperti apa jika nanti itu terbongkar, bagaimana reaksi mereka jika mengetahui bahwa dia yang menyebabkan kepergian para temannya yang lain.

(๑و•̀ω•́)و

Syahla berjalan menyusuri rak buku, ia mencari buku sastra yang bisa membantunya menyelesaikan tugasnya. Saat dia menemukannya, buku itu terletak di bagian atas rak, Syahla bahkan sudah berjinjit tapi buku itu tersentuhpun tidak.

Tiba - tiba ada sebuah lengan panjang yang membantunya mengambilkan buku itu, saat lengan itu sudah menggapainya.
Syahla berbalik dan langsung matanya menangkap sosok yang membuatnya mampu jatuh cinta. Namun itu dulu sekarang Syahla sering menangkalnya.

Beberapa detik syahla menatap mata yang ia rindukan, akhirnya syahla memalingkan wajahnya ke arah lain. Dan langsung berjalan begitu saja tanpa mengucapkan terimakasih karena buku yang sudah diambilkannya.

Seperti biasa Syahla duduk di kursi pojok, dan ternyata Alex mengikutinya dan duduk di sebelahnya.

Awalnya Syahla tidak menganggap lex berada di sisinya, namun Syahla merasa Alex selalu memperhatikannya. Syahla merasa risih, ia menatap tajam ke arah Alex.

"Gue gak akan ganggu lo kok," ujar Alex setelah mengartikan pandangan Syahla.

"Tapi apa boleh gue cerita sesuatu sama lo?" Syahla hanya melirikkan matanya tanpa menjawab pertanyaan Alex. 

"Gue suka sama lo Vit." Wanita yang duduk di sebelahnya langsung menatap Alex dengan serius, Alex memancarkan keseriusannya lewat mata.

Alex sangat sadar mengatakan itu kepada Vitta seorang ratu sekolah yang semua orang juga mengenalnya, Alex tidak menginginkan jawaban, tapi ia merasa Vitta harus tahu bagaimana perasaannya, itu saja sudah cukup bagi Alex.

"Gue mau jadi pacar lo." Siapa sangka jawaban yang diberikan oleh Vitta sangat mengejutkan Alex. Dan tentu saja perasaan Alex sangatlah senang.

Bel berbunyi tanda semua siswa harus kembali kepada kelasnya masing-masing begitupun dengan Alex dan Vitta yang sedari tadi duduk berdua di taman belakang sekolah.

Ingin sekali rasanya Alex berteriak bahwa sekarang Vitta sudah menjadi miliknya.

"Tapi gue mohon rahasiain dulu hubungan kita." Perkataan yang membuat Alex mengurungkan niat pertamanya.

Alex sangat menyayangi Vitta, permintaan yang diucapkan oleh Vitta akan coba ia kabulkan, meski itu sulit ataupun mudah yang terpenting ia tidak kehilangan sosok yang ia sayangi untuk kesekian kalinya.

Setiap hari Alex mencari waktu untuk menikmati waktunya berdua bersama Vitta, namun wanitanya itu banyak sekali alasan ketika Alex mencoba mengajaknya berjalan atau makan bersama di kantin saat waktu istirahat.

Vitta tidak pernah mau membagi waktunya antara Alex dengan kepentingannya di sekolah. Alex tidak pernah memiliki waktu berdua dengan Vitta setelah mereka menjalin hubungan.

Setiap hari Alex hanya mengikuti Vitta kemanapun ia pergi dengan beberapa penggemar yang lainnya. Alex merasa ingin sekali memberi tahu dunia bahwa Vitta memiliki hubungan dengannya tapi, di sisi lain ia tidak mau kehilangan sosok Vitta.

Bahkan untuk saling bertukar kabar lewat pesan teks ataupun sambungan telepon, itu jarang sekali Alex dan Vitta melakukannya padahal hal itu adalah hal yang lumrah ketika dilakukan oleh sepasang kekasih.

Tapi ketika Vitta sedang merasa sedih atau kesal bahkan kecewa terhadap suatu hal, ia selalu mengadukan nya pada Alex.

Alex merasa dirinya dimanfaatkan oleh Vitta, mereka adalah sepasang kekasih seharusnya dalam keadaan senang pun saling berbagi, tapi kenapa hanya ketika Vitta merasa sedih, kesal, dan kecewa baru ia menghubungi Alex. Namun Alex selalu mengesampingkan perasaan itu, ia selalu mencoba untuk membuat Vitta tenang.

Tapi semakin hari rasa yang selalu di ke samping kan oleh Alex, rasanya semakin nyata. Ketika Alex meminta Vitta untuk mempublikasikan hubungannya, Vitta selalu menolak dengan alasan jika nanti banyak yang mengetahui hubungannya citra nya akan rusak bahkan ia bisa kehilangan beberapa penggemarnya.

Itu bukanlah alasan yang menurut Alex masuk akal jadi ia memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Vitta, tidak disangka dengan senang hati Vitta menyetujui permintaan Alex.

Sudah beberapa hari hubungannya dengan Vitta berakhir, tanpa diduga Vitta menghubungi Alex dan memintanya untuk memulai kembali hubungan, namun, tentu saja Alex menolaknya ia tidak mau hal yang sama terulang lagi dan ia rasa ia bisa memiliki wanita yang lebih baik.

Ternyata Syahla mendengarkan setiap kata yang diceritakan oleh Alex.

"Lo tahu kalau diri lo waktu itu sangat bodoh?"

"Gue baru menyadarinya ketika sama lo." Syahla hanya mengurutkan dahinya dan kembali mengerjakan tugasnya.

(♡˙︶˙♡)

Ingin sekali rasanya Ayumi membalikkan tubuhnya lalu menghindari Raka yang sudah berada dihadapannya.

"Ingat dia dulu pernah bantu kamu untuk keluar dari rasa takut kamu."

Raka tersenyum tulus kepada Ayumi namun Ayumi membalasnya dengan senyum yang kaku.

"Gimana kalau kita makan?" tanya Raka, tanpa pernah bulan sabit di wajahnya tenggelam.

"Boleh," jawab Ayumi.

Mereka berdua berjalan dan saling menautkan jari mereka, sebenarnya Ayumi sangat merasa canggung dengan keadaan ini, tapi sepertinya berbeda dengan Raka.

Raka membawanya ke tempat, yang membuat Ayumi merasa sedikit terharu.

***

Yayyyy! Update!
Kemaren gak up yah gess?
Sibuk masaaa

Btw, doain semoga aku bisa msk sekolah yang aku inginkan yah
Kalian cukup bilang

AMMIIINNNN

Oke, terimakasih doanya

Jangan lupa, vote dan commentnya yah🤗
Terimakasih banyak kawand

Two Months [ E N D ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang