[Part 23 - Janji]

18 2 1
                                    

"Lo disuruh bilang apa ke Syahla, hah?" Nada bicaranya sudah tak mampu terkendali lagi, cengkraman di dagu Vitta semakin kencang.

Dengan tenaga yang tersisa, Vitta melepaskan cengkraman Alex, dia balas menatap Alex dengan tak kalah tajam.

"Gue bilang kalo lo cuma manfaatin dia doang, puas lo?" Setelah mengatakan itu, Vitta berlari pergi dengan air mata yang terus terjun.

Vitta sudah pergi, kini tinggal Alex dan Raka, Alex menatap tajam ke arah Raka, dan Raka tersenyum penuh kemenangan.

"Gue tau titik terlemah lo sekarang ada di Syahla, gue manfaatin Vitta untuk tusuk Syahla sampai tembus ke lo," ucap Raka. Ia berbalik pergi dilangkah yang kedua dia berbalik lagi, dan kembali menatap Alex.

"Ini baru permulaan, ini adalah salah lo sendiri. Gue bisa lakuin apapun yang gue mau. Ingat itu." Raka langsung pergi.

Alex menyugar rambutnya dengan kasar, mengusap wajahnya, kakinya terasa lemas hingga ia jatuh berlutut di hadapan hamparan langit biru.

"ARRRGGGHHHH."

Ia berpikir, jika terus diam seperti ini maka masalahnya dengan Syahla tidak akan selesai. Alex berlari ke parkiran sekolah, sebelum mengambil motornya, ia melihat satpam yang berjaga tertidur pulas.

Mendorong motornya tanpa menyalakan mesinnya, menggeser pagar perlahan, agar tidak menimbulkan suara apapun.

Melajukan motor dengan kecepatan tinggi, Alex ingin segera tiba di sekolah Syahla, ia ingin masalahnya cepat selesai.

Setelah sampai, ia langsung masuk, tentu saja tak lupa untuk memakai jaket dan menutupi lambang sekolahnya. Ia sudah memijakkan kakinya di lobby, tempaf dimana biasanya tamu untuk duduk.

"Cari siapa?" Alex langsung menoleh kepada seorang wanita dengan pakaian hitam putih.

"Saya cari Syahla, Bu," jawab Alex.

"Syahla?" Wanita itu mengerutkan keningnya.

"Ouh, iya, Bu, saya sepupu Syahla, orang tua kami adik kakak," ujar Alex yang tentu saja adalah kebohongan belaka.

"Tunggu sebentar yah." Alex mengangguk.

Ketika sedang melihat berbagai piala dan penghargaan yang diperoleh oleh SMA Anwara, Alex mendengar langkah kaki yang mendekat padanya. Sampai suara langkah kaki itu terhenti, Alex baru menoleh.

Alex melihat Syahla sangat terkejut dengan kedatangannya, dan Syahla hendak kembali pergi, tapi kalah cepat dengan Alex yang langsung menggenggam tangannya.

"Tolong jangan cari gue lagi," kata Syahla tanpa menoleh kepada Alex.

"Apa lo percaya ucapa cewek itu? Lo lebih percaya dia?"

"Lepas! Lo cuma ganggu jam belajar gue." Syahla langsung pergi, dan Alex membiarkannya kali ini.

Rasanya ingin sekali untuk menangis, melihat wajah seseorang yang dicintai tapi telah membuat suatu kebohongan, tapi telah membuatnya kecewa.

Syahla kembali masuk ke dalam kelasnya dengan langkah yang gontai, perasaannya sudah tidak jelas sekarang. Pasti nanti ia tidak akan fokus pada pelajaran.

"Are you okay?" Di dalam pertanyaan Ayumi jelas sekali terpancar kekhawatiran.

Sepertinya Ayumi tahu siapa yang datang tadi, hanya dengan melihat perubahan dari wajah Syahla.

"I'm okay." Ayumi mengangguk dan tersenyum.

Beruntung sekali, ternyata bel istirahat berbunyi, Syahla bisa menenangkan pikirannya sejenak.

Two Months [ E N D ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang