[Part 15 - Bertemu]

32 2 0
                                    

Gadis memijakkan kakinya lagi di rumah ini, disambut oleh beberapa pelayan, ia membalas sapaan itu dengan sopan dan ramah.

"Non Sheina, selamat datang kembali," ucap salah satunya.

"Terimakasih," katanya dengan penuh sopan santun.

"Bagaimana perjalannya, Non?"

"Lancar, saya masuk dulu kalo gitu." Ia menatap sekeliling rumahnya, masih sama, belum berubah.

"Semoga Sam, juga belum berubah," ucapnya dalam hati.

Menghempaskan tubuhnya ke kasur, menghilangkan penatnya. Ia melihat ke arah nakas, lalu mengambil sebuah foto di sana. Foto yang menampilkan anak perempuan dan laki - laki yang tersenyum lebar ke arah kamera.

Rindunya pada anak laki - laki di sana, sudah tidak dapat ia bendung lagi. Rindu yang sudah tidak dapat ia ucapkan dalam setiap kata di doanya, rindu yang takkan terobati, kecuali dengan pertemuan.

Sheina mengusap wajah anak laki - laki itu lewat fotonya, semuanya masih sama bukan? Sheina berharap seperti itu.

Saatnya rindu ini terbayarkan, Sheina bangkit lalu berjalan ke arah luar.

Lagu Beautiful White dari Shane Filan, menemani perjalanannya kali ini. Senyum yang terus ia terbitkan, tanpa pernah berniat untuk menenggelamkannya.

Sambil melihat keadaan sekitar, ia sangat rindu semua ini. Kemacetan, polusi, udara yang panas, ia tidak bisa menemuinya di sana.

Sheina memperhatikan penampilannya di kaca mobil, merapikan rambutnya dan memoles sedikit bibirnya menggunakan lipstick. Kemudian berjalan menuju pintu utama rumah mewah ini. Tak lupa, senyumnya terus ia terbitkan.

Setelah memencet bel, tak lama, seorang wanita paruh baya dengan seragam khas pelayan keluar.

"Cari siapa, Non?" tanyanya.

"Samuelnya ada?"

"Samuel?" Nampak wajah yang heran dari wanita itu.

"Di rumah ini, tidak ada yang namanya Samuel, Non. Apa mungkin itu pemilik lama?"

"Pemilik lama?" Senyum yang sedari tadi ia terbitkan, kini tenggelam tanpa pernah ia perintah.

"Iya, Non. Majikan saya nempatin rumah ini, baru satu tahun ini," ucapnya yang membuat Sheina terkejut.

Tidak mendapatkan informasi apapun dari sana, akhirnya Sheina pamit dengan tangan kosong dan rindu yang belum pernah terbayarkan.

Pikirannya melayang ke tempat dimana tadi, ia melihat Samuel berboncengan dengan seorang gadis lainnya. Tadinya, ia pikir itu hanya ilusi yang ia ciptakan, mengingat betapa khawatirnya ia jika Samuel memiliki kekasih baru di sini dan melupakannya.

Semua itu benar?

Sudah tidak tahu, rumahnya dimana. Rindunya semakin bertambah, kepanikan yang luar biasa, dan sekarang mobilnya mogok pula. Kesialan menimpanya hari ini.

Ia mencoba menelpon supirnya, tapi tidak aktif, pelayannya pun sama saja.

"Gak guna!" ucapnya penuh emosi.

Sheina turun dari mobilnya, berharap ada seseorang yang berbaik hati mau menolongnya. Tak lama, seorang pria yang sebaya dengannya menghampirinya. Sheina tak percaya dengan ini.

(。・ω・。)

Perjuangannya membujuk Ayumi membuahkan hasil, akhirnya gadis itu mau pergi bersama Samuel.

Two Months [ E N D ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang